Ch.9 "Day 4"

41 11 0
                                    

Selamat membaca!^^

**______________________________**

"Hei, hei, hei. Apa yang kau lakukan? Jangan membuat Katherine merasa tidak nyaman lagi!"

Gwen menatap tajam Rayne yang duduk disebelahku sambil membawa buku miliknya.

"Aku ingin ikut mengerjakan tugas disini, memangnya tidak boleh?" tanya Ray kesal. "Aku boleh duduk disini, kan?" kini ia menatapku dan bertanya.

Aku hanya balas mengangguk. Setidaknya setelah latihan bersama dengannya, pandanganku tentangnya kini sedikit berubah. Sifatnya tidak seburuk dugaanku dan dia sudah mulai merubahnya.

"Apa? Kenapa kau mengizinkannya?" tanya Gwen tidak terima.

"Tentu saja karena kami sudah berteman," ucap Rayne dengan senyum sarkasnya.

"Katherine! Dia berbohong, kan?"

"Tidak, kok. Kami memang berteman sekarang," jawabku.

Gwen tampak kehabisan kata-kata dan kembali berdebat dengan Rayne.
Mereka berdua selalu saja berdebat ketika sedang bersamaku. Aku memutuskan untuk mengacuhkan perdebatan mereka dan lanjut mengerjakan tugasku.

"Gwen, aku tidak begitu mengerti pertanyaan yang ini, bagaimana kau menjawabnya?" tanyaku pada Gwen.

"Ah, aku juga tidak mengerti pertanyaan yang itu." jawab Gwen.

Aku hanya mengangguk dan memutuskan untuk bertanya pada William ketika aku kembali ke kamarku nanti.

"Coba sini kulihat," Rayne mengambil bukuku dan membacanya.

"Eh? Memangnya kau bisa mengerjakan tugas itu?" tanya Gwen ragu.

"Kau meremehkanku? Walaupun begini, aku itu jauh lebih pandai darimu, tahu." Ray menjulurkan lidahnya ke arah Gwen dan dibalas pelototan tajam dari putri itu.

"Kau hanya perlu melakukan ini dan ini, lalu tinggal lakukan langkah terakhir," Rayne menjelaskan padaku dengan sangat detail.

"Wah, penjelasanmu sangat mudah untuk dimengerti," ucapku begitu ia selesai menjelaskan, tak kusangka Rayne memang cukup pandai.

"Kukira yang bagus darimu hanya wajahmu saja," celetuk Gwen sambil mengerjakan tugasnya tanpa menatap Ray.

"Apa kau bilang?!" jawab Ray sambil meninggikan suaranya, "Ah ... maaf,"

Ray melirik ke arahku sekilas, "Aku tidak akan meninggikan suara lagi,"

Gwen yang saat itu sedang menulis tiba-tiba menjatuhkan pensil nya tanpa sengaja, "Apa kepalamu terbentur sesuatu?"

"Hah? Tidak, tuh." jawab Rayne bingung.

"Lalu kenapa kau bertingkah aneh? Barusan kau meminta maaf, kan? Seperti bukan dirimu saja."

"Bukannya itu hal yang bagus?" tanyaku pada Gwen.

"Apa yang kau ucapkan memang benar, tapi kenapa dia tiba-tiba berubah menjadi baik?" tanya Gwen padaku seolah-olah Rayne tidak ada diruangan ini.

"Karena seseorang berteriak padaku di taman depan," Ray menjawab sambil melirikku dengan senyum jahil.

"Sudah kubilang aku minta maaf karena sudah membentakmu, kenapa kau mengungkitnya lagi?" ucapku malu.

Duh, kenapa dia terus-menerus mengungkit hal memalukan itu?! Aku kan tidak bermaksud untuk berteriak sejak awal.

"Tapi berkat bentakannya itu kini aku sadar kesalahanku. Ah, tapi tetap saja hatiku masih terasa sakit ketika mengingat perkataan tajamnya," ucap Ray sambil memegang baju bagian dadanya dengan dramatis.

Can I Fall In Love With You In Ten Days?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang