Selamat membaca!^^
**____________________________**
Clak.
"Tuan Putri!"
Ah ... darah.
Aku menatap lembar dokumen di hadapanku yang terkena tetesan darah.
"Astaga, Anda mimisan. Tuan Putri kurang beristirahat!" seru Daisy seraya mengeluarkan sapu tangan dan membantuku membersihkan darah yang masih mengalir dari hidung. "Saya akan mempersiapkan pakaian pengganti."
Beberapa pelayan segera membantu Daisy mempersiapkan gaun lain sedangkan dua pelayan lainnya membantuku membersihkan darah yang masih mengalir.
"Hari ini Anda harus beristirahat, bukannya Tuan Putri hanya tidur 3 sampai 5 jam beberapa hari ini? Saya akan membereskan ruang kerja Anda, jadi Anda tidak perlu khawatir dan bisa langsung pergi ke kamar untuk beristirahat."
"Terima kasih, Daisy." jawabku seadanya.
Belakangan ini Daisy menjadi lebih cerewet dari biasanya. Yah, dia melakukan itu demi kebaikanku. Hanya saja aku tidak punya pilihan lain.
Selama ini aku sibuk mengerjakan tugasku sebagai seorang putri, kemudian mempersiapkan pesta ulang tahun kedewasaan sekaligus pertunangan nanti, lalu aku juga sibuk mengikuti kelas untuk menjadi penerus tahta karena aku satu-satunya keturunan raja. Selain itu, kelas mengenai pernikahan juga selalu menantiku setiap hari.
Masih banyak hal yang harus kupelajari untuk menjadi ratu dari dua kerajaan sekaligus jika aku menikah dengan William nanti. Tidak ada lagi waktu untuk bersantai, aku harus segera menguasai semuanya secepat mungkin.
Demi mencapai semua itu, waktu tidurku terus berkurang setiap harinya karena aku sibuk membaca buku atau memeriksa dokumen di malam hari. Rasanya melelahkan, tetapi tidak ada yang bisa kulakukan karena ini memang sudah menjadi tanggung jawabku.
Sesampainya di kamar, aku segera berganti pakaian dan berbaring di atas kasur. Mataku sudah terasa berat walaupun baru berbaring sebentar. Sepertinya aku memang benar-benar perlu beristirahat.
_*_
Ketika terbangun, cahaya senja yang masuk melalui jendela menyambutku. Aku tidak bermimpi apa-apa dan rasanya ini adalah tidur ternyeyak dalam beberapa hari terakhir ini. Tidak ada siapapun di dalam, sepertinya Daisy dan pelayan lain menunggu di luar supaya aku dapat beristirahat dengan tenang.
Aku pergi menuju jendela dan membukanya. Walaupun musim dingin hampir berakhir, udara masih terasa membekukan seperti biasanya.
"Astaga, Tuan Putri bisa sakit jika jendela dibuka selebar itu." ucap Daisy yang baru saja masuk karena mendengar suara jendela yang terbuka. "Saya terus merasa khawatir jika Anda benar-benar jatuh sakit belakangan ini."
Aku kembali menutup jendela dan terkekeh pelan. "Aku akan berhati-hati supaya tidak jatuh sakit."
"Apa Tuan Putri sudah merasa lebih baik?" tanya Daisy yang kujawab dengan anggukan singkat. "Baginda meminta Anda untuk datang ketika sudah bangun."
Ah, sepertinya Ayahanda akan menceramahiku mengenai kejadian ini.
Aku segera bersiap untuk pergi ke istana utama dibantu oleh beberapa pelayan. Ketika pergi keluar kamar, seorang ksatria segera membungkuk hormat. Melihat rupanya yang tidak familiar membuatku merasa bingung.
"Apa kau ksatria baru? Dimana Tuan Wright?" tanyaku padanya.
"Salam kepada Tuan Putri Frynia, nama saya Isac Cyrillo, mulai sekarang saya akan menggantikan Tuan Wright untuk menjadi ksatria pribadi Anda. Saat ini Tuan Wright sedang cuti karena memiliki urusan pribadi." jawab ksatria tersebut dengan penuh hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Fall In Love With You In Ten Days?
Teen FictionKatherine yang awalnya diperlakukan seperti boneka hidup kini terpaksa hidup mandiri supaya bisa masuk ke dalam Royale High, sebuah "sekolah" bagi pangeran dan putri dari setiap kerajaan yang ada selama sepuluh hari. Sesampainya disana, ia bertemu d...