Ch.5 "Day-1 (2)"

55 10 0
                                    

Selamat membaca!^^

"if you want to be above, be wiser than them"

**___________________________**


Mereka meminta maaf tanpa terlihat merasa bersalah sedikitpun. Justru kini mereka saling berbisik dan tertawa cekikikan ketika aku sedang tidak melihat ke arah mereka.

Sebenarnya apa maksud dari kedatangan mereka?

"Jadi kau memaafkan kami, kan?" tanya salah satu putri.

Ntah mengapa sekarang aku menjadi ragu untuk memaafkan mereka karena mereka bersikap seperti itu saat meminta maaf. Tidak ada ketulusan dari apa yang mereka ucapkan.

"Kenapa diam saja?"

"Kami, kan, sudah meminta maaf dengan benar."

CKLEK

Terdengar suara pintu dibuka, William berjalan keluar dari kamarnya.

"Ah, kenapa ramai begini?" tanya William dengam senyuman ramah, ia berjalan ke arah kami dan duduk di sofa yang kosong, lebih tepatnya disebelahku.

"Pangeran! Kami datang untuk meminta maaf pada Katherine, tapi dia terlihat seperti tidak ingin memaafkan kesalahan kami," ucap Gennie dengan tampang sedih yang dibuat-buat.

Apa?! Kenapa jadi seperti ini?

"Benar, Katherine tidak menjawab permintaan maaf kami," timpal Rose.

William menatapku dengan maksud meminta penjelasan dariku.

"Bukan begitu, aku sudah menjawabnya tadi, tapi kalian terus-menerus berbicara seperti itu." jawabku membela diri.

"Jadi maksudmu kita tidak mendengarkan ucapanmu? Begitu?" ucap putri lain dengan nada tersinggung.

"Kami meminta maaf terus-menerus karena kau tidak menjawab."

Aku menunduk dan menahan kepalaku dengan satu tangan.

Kenapa mereka jadi menuduhku seperti ini? Padahal aku sudah menjawab permintaan maaf mereka ketika kita baru masuk ke kamarku.

Aku teringat ucapan Gwen, aku harus bersikap lebih tegas dalam mengahadapi mereka.

"Tuh, kan. Dia tidak ingin memaafkan kami-"

"Sudah, sudah, ayo saling bermaafan." ucap William sambil tersenyum. "Tidak baik bermusuhan seperti ini. Kita akan selalu bertemu dalam sembilan hari kedepan, alangkah baiknya jika hari-hari itu dilewati dengan nyaman tanpa ada permusuhan, kan?"

Ah, lagi-lagi aku dibantu oleh seseorang.

"Dengar, biar kuperjelas sekali lagi. Aku sudah memaafkan kalian sejak tadi. Apa kalian lupa ucapanku ketika kita baru masuk ke kamarku tadi?" ucapku, sejujurnya aku merasa kesal dengan tingkah mereka.

"Terimakasih sudah memaafkan kami, andai saja Katherine mengucapkannya sedari tadi, kita tidak perlu mengganggu kedamaian pangeran." jawab Gennie sambil menunduk ke arah William.

Apa?! Mereka benar-benar...

"Tidak apa-apa, kok. Memang sudah seharusnya kalian berbaikan." jawab William senang.

"Kalau begitu kami pamit dulu," ucap Rose dengan senyum lebarnya.

"Selamat tinggal, pangeran!"

"Sampai jumpa lagi Pangeran Will,"

William hanya tersenyum sambil melambai ke arah mereka.

Begitu mereka sudah pergi, ia menatapku.

Can I Fall In Love With You In Ten Days?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang