Chapter 32

28 5 4
                                    

Selamat membaca!^^

**___________________________**

Malam sudah tiba, sudah saatnya aku mulai beraksi. Daisy sudah menyiapkan gaun pendek selutut yang paling sederhana di atas kasur. Aku mengintip keluar kamar dari pintu dan memastikan bahwa sedang tidak ada pelayan disekitar. Setelah itu aku segera berganti gaun dan memakai jubah. Ketika mendengar suara dari jendela yang dilempari batu kecil, aku segera membukanya. Xander sudah bersiap di bawah sana untuk membantuku menyelinap keluar dari istana seperti biasanya.

Setelah lari sambil mengendap-ngendap menuju taman belakang, Xander memasang tangga yang sudah disimpan di balik semak-semak sejak lama.

"Ah, kantong koinku tertinggal di kamar." ucapnya sambil memeriksa setiap saku yang ada di pakaian. "Tunggu di sini, sembunyi di balik semak. Jangan pergi keluar sendiri, oke?"

"Oke." jawabku singkat. Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di balik semak sambil menunggu ia kembali. Dua puluh menit pun berlalu, tetapi ia tak kunjung datang. Mengambil kantong koin tidak mungkin selama ini, apa jangan-jangan ia ketahuan hendak pergi diam-diam?

Sebenarnya aku sudah tidak sabar untuk pergi keluar, semakin lama aku menunggu, maka semakin sedikit pula waktu yang kupunya untuk menikmati malam ini. Diam-diam, aku memutuskan untuk melompati pagar terlebih dahulu tanpa menunggu Xander. Aku tidak akan pergi jauh-jauh supaya ia mudah menemukanku.

Aku menaiki tangga perlahan. Biasanya ada Xander yang menahan tangganya agar tidak bergoyang, namun kali ini tidak. Kakiku sedikit gemetar karena takut terjatuh. Akhirnya, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar bagiku untuk sampai di atas tembok kali ini. Setelah itu, ada masalah lain yang kuhadapi.

Aku tidak bisa turun ke bawah sana. Biasanya Xander akan melompat duluan menggunakan tali yang sudah terpasang ke dahan pohon, lalu setelah itu ia akan memasang tangga lain yang ada supaya aku bisa turun. Kali ini aku memang memakai sarung tangan, hanya saja aku tidak yakin bisa turun dari tembok setinggi ini menggunakan seutas tali.

Lalu apa yang harus kulakukan sekarang? Turun lagi ke dalam tembok istana juga memakan waktu yang tidak sebentar lantaran akan terasa semakin sulit jika tidak ada yang menahan tangganya supaya tidak bergoyang. Dari atas sini, aku tidak melihat tanda-tanda Xander akan segera kembali. Pilihan yang tersisa hanyalah memberanikan diri untuk turun menggunakan tali atau menunggu di atas sini entah untuk berapa lama.

Kalau tidak mencoba, kita tidak akan pernah tahu bagaimana hasilnya, kan? Akhirnya aku meraih tali yang sudah terikat di dahan pohon dan mulai menurunkan kaki sambil berpegangan pada tali tersebut. Sejujurnya ini sulit sekali bagiku. Tanganku tidak cukup kuat untuk menahan bobot badanku sendiri. Baru bergelantungan sebentar saja tanganku sudah tidak kuat.

Aku segera meraih tembok dan berusaha untuk duduk kembali di atasnya. Namun belum sempat aku mendapat pegangan yang kokoh, kakiku tidak segera mendapat tumpuan untuk mendorong badanku ke atas sana. Peganganku pada tembok terlepas dan aku jatuh bebas ke bawah sana. Saking terkejutnya, aku bahkan tidak sempat berteriak.

GREP!

"Akhirnya aku bisa menangkapmu, putriku."

Suara ini ....

"Wil ... liam?"

Senyuman terbit dibalik wajah yang hampir setengah bagiannya tertutup topi hitam. Setelah sadar sudah terpesona oleh senyum yang selama ini sangat kurindukan, aku segera memberontak dan melepaskan diri darinya.

Can I Fall In Love With You In Ten Days?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang