Sebelum membaca, tinggalkan jejak dulu yuk!😉
Selamat membaca!
**____________________________**
"Daripada menetapkan peraturan baru seperti itu, menciptakan tren baru yang tidak terikat hukum jauh lebih menguntungkan. Sebagai seorang putri, apapun yang kita lakukan seringkali dijadikan teladan oleh rakyat. Dimulai dari cara kita berbicara, bersikap, bahkan berpakaian. Kita dapat memanfaatkan hal itu untuk membuat tren baru."
Semua mata kini memandang kearahku. Aku yang sedang memikirkan kalimat apa yang akan kuucapkan selanjutnya memerhatikan para penonton. Mereka terlihat penasaran dengan apa yang akan kukatakan.
"Misalnya dengan menggunakan model pakaian yang baru selama beberapa waktu, rakyat mungkin akan mulai menggunakan pakaian dengan model yang sama karena mereka berpikir bahwa kita menyukai model pakaian tersebut. Para gadis akan berpikir seperti ini, 'Putri menggunakan model pakaian ini, jika aku menggunakan model yang sama, mungkin aku akan terlihat seperti putri'. Dengan begitu, para pengusaha di bidang pakaian yang melihat kemungkinan bahwa model yang kita pakai akan menjadi tren baru dikalangan masyarakat akan meningkatkan produksi model baju yang sama."
Beberapa penonton mengangguk-angguk begitu mendengar ucapanku. Aku tersenyum senang karena mereka mengerti dengan apa yang kukatakan.
"Pendapatan mereka akan meningkat dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya popularitas model baju tersebut. Selain itu, rakyat pun tidak akan merasa terbebani karena mereka membeli baju itu dengan keinginan sendiri, bukan karena terpaksa untuk memenuhi peraturan yang melibatkan hukum."
Prok, prok, prok.
Tepuk tangan terdengar disepenjuru aula begitu aku selesai berbicara. Aku tersenyum kecil dan menunduk sebagai tanda terima kasih. Sejujurnya aku ingin sekali tersenyum lebar sampai deretan gigiku terlihat, hanya saja melakukan itu di tengah-tengah aula akan membuatku tidak terlihat anggun. Tentu saja aku harus menahannya.
Ketika tepuk tangan mulai mereda, kini seluruh perhatian tertuju pada Alexa karena mereka menanti jawaban apa yang akan dia berikan pada pandapatku. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama lantaran Alexa hanya diam sambil menutupi setengah wajahnya dengan kipas besar. Pada akhirnya, juri memutuskan untuk mengakhiri ujian ini dengan kemenangan berada dalam genggamanku. Astaga, rasanya senang sekali sampai-sampai aku ingin melompat saat ini.
Aku menunduk sopan sekali lagi kepada juri dan penonton sebelum kembali ke tempat dudukku. Begitu sampai di bangku penonton, Gwen segera menggenggam kedua tanganku erat dengan mata yang berbinar.
"Katherine, kau keren sekali! Pendapatmu sangat menakjubkan!" ucapnya sambil setengah berbisik di serta dengan senyum lebar.
Melihat senyumnya yang lebar itu membuatku mau tak mau ikut tersenyum, "Terima kasih, tapi pujianmu terdengar sedikit berlebihan bagiku."
"Apa kau bercanda?! Aku tidak melebih-lebihkan. Tadi itu memang benar-benar menakjubkan!" sahut Gwen tidak terima, "Bahkan hampir seluruh pangeran memujimu habis-habisan. Mereka bilang bahwa kau itu sangat cantik dan juga cerdas. Aku heran kenapa mereka baru menyadarinya sekarang, padahal itu adalah hal yang sangat jelas."
Aku merasa malu mendengar pujian yang berlebihan itu, "Tentu saja karena ada banyak putri yang jauh lebih cantik dan cerdas dariku, seperti Putri Alexa dan Renetta contohnya."
Gwen menatapku datar, "Astaga, Katherine. Apa kau tidak sadar saat ini mereka melihatmu setara dengan dua putri yang populer itu? Aku tidak mengerti mengapa kau bisa sepolos ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Fall In Love With You In Ten Days?
Teen FictionKatherine yang awalnya diperlakukan seperti boneka hidup kini terpaksa hidup mandiri supaya bisa masuk ke dalam Royale High, sebuah "sekolah" bagi pangeran dan putri dari setiap kerajaan yang ada selama sepuluh hari. Sesampainya disana, ia bertemu d...