Selamat membaca
**_____________________________**
"Bolehkah aku menyimpan perasaan padamu?"
Aku terdiam mendengarnya. Dari jarak sedekat ini, aku dapat melihat telinganya memerah.
"Apa maksud dari ucapanmu itu?" tanyaku gugup. Jika maksud dari ucapannya persis seperti dugaanku, aku tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa.
"Kalau kau masih belum mengerti maksudku, aku akan mengatakannya terang-terangan." jawab William sambil tetap menatap lurus mataku, menggambarkan keseriusan yang tersirat dibalik apa yang akan diucapannya.
"Aku mencin ... tidak, untuk saat ini mungkin belum tepat untuk mengatakan itu, tapi..." ia menarik punggungku semakin erat, menghilangkan jarak yang tersisa di antara kami, "Aku menyukaimu."
Lututku melemas seketika, membuatku tak tahan lagi untuk berdiri lebih lama. William segera menahan tubuhku agar tidak terjatuh.
"Katherine! Kau baik-baik saja?"
"Ah, sepertinya hari ini aku terlalu lelah." aku bertumpu pada kedua tangan William, badanku benar-benar terasa pegal, "Aku tidak pernah tidur selarut ini sebelumnya."
William menatapku khawatir. Ia menunduk dan mengangkat tubuhku dengan mudahnya. Tentu saja aku terkejut, digendong seperti ini rasanya memalukan dan aku sudah mengalaminya dua kali hari ini. Pertama saat Rayne mengangkatku ke atas kuda, lalu kini William yang membawaku ke atas sofa terdekat.
"Maaf sudah mengajakmu berdansa selarut ini." ucapnya sambil berlutut disebelah sofa dan menggenggam tanganku.
"Ini bukan salahmu. Tubuhku memang lemah, dan hari ini aku menghabiskan lebih banyak tenaga dibanding hari-hari lainnya."
"Kalau begitu kau harus segera beristirahat. Aku akan membawamu ke kamar." ucapnya sambil mengangkatku lagi.
"A-aku bisa jalan sendiri, aku hanya perlu bantuan untuk berjalan. Kau tidak perlu mengangkatku seperti ini." ucapku sambil sedikit memberontak agar dia segera menurunkanku. Aku memang sering digendong oleh ksatria penjagaku di istana, tapi jika dia yang melakukannya ... rasanya berbeda. Aku tidak ingin dia mendengar detak jantungku yang tidak normal ini.
"Aku sedang membantumu berjalan saat ini dan kau terlalu ringan seperti bulu, jadi kau tidak perlu khawatir." ucapnya sambil tersenyum jahil. Ah, rupanya dia memiliki sisi seperti ini juga.
Akhirnya aku hanya pasrah dan memeluk lehernya supaya tidak terjatuh. Aku tahu dia tidak akan menjatuhkanku, hanya saja melakukan hal ini membuatku merasa sedikit lebih aman. Dia membuka pintu kamarku dan menurunkanku dengan perlahan.
"Istirahatlah. Mengenai pernyataanku tadi...," dia mengelus tengkuknya dan sedikit menunduk, "Aku akan menunggu jawabanmu di malam hari terakhir kita berada di sini."
Hari kesepuluh ... lima hari lagi dari hari ini. Dia memberiku waktu untuk berpikir.
"Lalu karena aku sudah menyatakannya, mulai saat ini aku akan mendekatimu terang-terangan." ia tersenyum hangat dan menepuk kepalaku dua kali, "Selamat malam, Katherine."
Pintu ditutup setelah dia pergi. Aku merobohkan diri ke atas kasur keras-keras dan membenamkan wajahku pada bantal.
Wah, benar-benar. Apa aku akan segera mati jika detak jantungku terus berdetak secepat ini untuk waktu yang lama? Rasanya melelahkan, tapi aku tidak dapat menghentikannya. Aku menghirup napas dalam-dalam untuk mengantikan napas yang kutahan sejak awal dia menarikku mendekat. Ahhh! Rasanya kepalaku penuh sekali! Kuyakin wajahku saat ini pun masih semerah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Fall In Love With You In Ten Days?
Teen FictionKatherine yang awalnya diperlakukan seperti boneka hidup kini terpaksa hidup mandiri supaya bisa masuk ke dalam Royale High, sebuah "sekolah" bagi pangeran dan putri dari setiap kerajaan yang ada selama sepuluh hari. Sesampainya disana, ia bertemu d...