Selamat membaca!^^
**_________________________**
Malam semakin larut. Pesta dansa pun berakhir setelah pengumuman sepuluh peringkat teratas disampaikan. Posisiku tidak berubah sejak 3 hari yang lalu, aku berhasil mendapatkan gelar "Perfectus" di posisi ke lima. Itu suatu pencapaian yang sangat besar. Aku bahkan tak menyangka bisa berada di posisi sepuluh besar.
Selain itu, Gwen berhasil mendapatkan posisi putri terbaik karena bunga yang ia terima jauh lebih banyak dari putri lain. Namun, ia bilang ia sedikit kecewa karena bunga yang ia terima lebih banyak bunga lili dibanding bunga mawar. Lalu hal yang tak disangka-sangka adalah Rayne lah yang mendapat posisi pangeran terbaik.
Semua orang berpikir bahwa William lah yang pasti menang, rupanya selisih bunga yang mereka terima hanyalah satu. Oleh sebab itu, Rayne berterimakasih padaku terus-menerus karena akhirnya aku memberi bunga yang tadinya akan kuberikan untuk Gwen kepadanya.
"Sedang memikirkan apa?"
Suara William memecahkan lamunanku. "Aku hanya teringat dengan kejadian-kejadian di pesta tadi." jawabku sambil menoleh ke arahnya. Pada akhirnya, kami kembali sepakat untuk tidak berbicara formal jika tidak ada orang lain selain kami. Menurutnya, berbicara formal sepanjang waktu itu melelahkan. Aku menerima keputusannya dengan senang hati.
Ia tersenyum sambil berjalan mendekat dengan dua gelas minuman hangat di tangannya. William menyimpan salah satu gelas itu tepat di depanku. Aku balas tersenyum sambil berterimakasih lalu menyesap minuman tersebut.
"Udara malam memang sejuk, tapi jendelanya lebih baik tidak dibuka selebar itu." ucapnya pelan.
Aku menggeleng, "Tidak apa-apa. Lagipula, aku tidak akan bisa menikmati udara malam lagi saat sudah kembali nanti."
"Kenapa?"
"Aku dijaga dengan sangat ketat. Pelayanku pasti melarang jika aku membuka jendela malam-malam, mereka khawatir aku akan terkena flu."
William menautkan alisnya bingung, "Tapi, kan, kau memiliki kekuasaan untuk mengatur sebagai tuan putri. Bukankah pelayan tidak boleh menolak permintaanmu?"
"Seharusnya begitu," jawabku sambil tersenyum pasrah, "Tapi Ayahanda memerintahkan seluruh pelayan dan ksatria untuk menjagaku semaksimal mungkin. Mereka diberi kewenangan untuk menolak perintahku jika itu dapat melukaiku sedikitpun."
William hanya mengangguk-angguk sebagai respon. Dari sorot matanya, ia terlihat khawatir dengan kondisiku.
"Aku akan meminta untuk diberi sedikit kebebasan. Aku ingin berjalan dengan kakiku sendiri, aku ingin pergi ke taman di malam hari, aku ingin berlatih memanah. Karena aku berhasil mendapatkan gelar, Ayahanda pasti akan menuruti segala keinginanku." ucapku sambil memandang langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Fall In Love With You In Ten Days?
Teen FictionKatherine yang awalnya diperlakukan seperti boneka hidup kini terpaksa hidup mandiri supaya bisa masuk ke dalam Royale High, sebuah "sekolah" bagi pangeran dan putri dari setiap kerajaan yang ada selama sepuluh hari. Sesampainya disana, ia bertemu d...