Ch. 24"Day 10"

35 7 8
                                    

Selamat membaca!^^

**_____________________________**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**_____________________________**

Satu jam sudah berlalu sejak dimulainya pesta perpisahan ini. Aku diam-diam memisahkan diri dari kelompok putri-putri yang masih asyik berbincang mengenai berbagai macam hal. Setelah berdiri selama itu, kakiku mulai terasa pegal. Aku memutuskan untuk pergi ke sebuah balkon yang terlihat kosong.

Aku membuka pintu kaca dan beranjak ke luar. Udara malam menerpaku begitu aku menginjakkan kaki di balkon lantai dua ini. Pintu tertutup dengan sendirinya dibelakangku dan aku berjalan mendekati pagar pembatas untuk melihat pemandangan dibawah.

Ah, sejuknya. Hanya saja aku tidak bisa berlama-lama berada disini karena udaranya terlalu dingin. Aku hanya ingin mencari udara segar dan kembali bergabung dengan yang lain setelahnya.

Saat berbalik membelakangi pagar pembatas dan bersandar, mataku menangkap sosok seorang pangeran yang sedang berdiri tepat dibalik pintu kaca. Pangeran itu tersenyum saat mata kami bertemu dan membuka pintu tersebut.

"Selamat malam, Putri Katherine." sapanya sambil menunduk dan tersenyum ramah.

Aku balas tersenyum lalu mengangkat gaunku sambil menunduk, "Selamat malam, Pangeran Alexander."

Pangeran itu tersenyum dan berjalan mendekatiku, "Rupanya Anda sudah mengetahui nama saya. Kalau begitu saya tidak perlu memperkenalkan diri terlebih dahulu."

"Hal itu juga berlaku pada saya." jawabku sambil bergeser, memberi ruang padanya yang kini berdiri tepat disampingku.

"Akhirnya kita bisa berbicara sambil bertatap muka dengan benar, ya." ucapnya dengan senyuman yang tidak pernah pudar sejak awal mata kami bertatapan. Benar kata Putri Gennie, pangeran ini memiliki aura yang menyejukkan.

Lalu ... bagaimana caranya supaya aku bisa membahas tentang surat yang ia kirim selama ini? Apa yang harus kukatakan terlebih dahulu?

"Saat ini Anda pasti sedang memikirkan sesuatu. Apa saya salah?" ucapnya seolah dapat membaca pikiranku.

"Tidak, Pangeran tidak salah." jawabku sekenanya.

Pangeran Alexander menghela napas dengan mata tertutup, kemudian membuka mata dan kembali tersenyum.

"Apa yang Anda pikirkan tentang alasan saya mengirim surat itu tidak salah." ucapnya sambil menatap lurus ke mataku.

"...Apa?"

"Saya memang tertarik pada Tuan Putri sejak pertama kali saya melihat Anda."

Aku memutus kontak mata dengannya dan menatap ke bawah. Rasanya aku tidak bisa lagi menatap matanya. Jantungku berdebar tak karuan setelah mendengar pernyataan yang tidak kuduga-duga. Kalau seperti ini, aku harus merespon bagaimana?

Can I Fall In Love With You In Ten Days?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang