Chapter 33

28 4 6
                                    

Selamat membaca!!^^

**____________________________**

"Padahal aku tidak ingin menggunakan barang selundupan ini hanya untuk menghadapi bocah sepertimu, namun rupanya kau cukup keras kepala."

Penggunaan senjata api bagi rakyat biasa sangat amat terbatas. Hanya penjual dan ksatria yang memiliki izin untuk membawa senjata api bersama mereka. Dengan begini, semakin jelas bahwa dua pria di hadapannya adalah penjahat kelas atas yang mampu menyelundupkan senjata api maupun manusia dengan mudah.

"Xander! Menghindar!"

DOR!!

"Xander!"

TANG!!

Sebuah perisai terjatuh di hadapannya dengan peluru yang hampir menembus perisai tersebut. William tersenyum miring pada penjahat tersebut karena berhasil menghentikan peluru yang ditembaknya. Napasnya terengah-engah lantaran ia berlari secepat mungkin untuk melempar perisai tersebut ke hadapan Xander tepat sebelum peluru itu mengenainya.

"Penjaga, cepat tangkap mereka!" seru William pada dua ksatria di belakangnya.

Saat mereka sedang lengah, Xander kembali berlari dengan pedang pendeknya dan menyayat pergelangan kedua penjahat itu dengan gesit. Mereka menjerit panik ketika melihat darah mengalir deras dari tangan mereka sendiri. Melihat adanya peluang, Katherine segera menendang orang yang menahan tangannya dan berlari ke belakang Xander untuk berlindung. Beberapa detik kemudian, kedua ksatria penjaga itu selesai meringkus penjahat tersebut.

Xander segera berbalik dan menahan pundak Katherine. "Kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir. Belum sempat menjawab, putri itu ambruk ke tanah.

"Tidak ... aku baik-baik saja."

Ucapannya berbanding terbalik dengan keadaannya. Tubuhnya gemetaran, tetapi ia berusaha untuk tidak menunjukkannya. Kejadian tadi pasti membuatnya ketakutan.

Xander mengusap darah milik penjahat tadi yang menempel di wajah Katherine dengan sapu tangan. Ia sedikit tersentak ketika tangan Xander menyentuh wajahnya.

"Sekarang sudah aman, jangan takut. Maaf telah membuatmu melihat kejadian tadi."

Ini pertama kalinya Katherine menyaksikan adegan penuh darah secara langsung, hal tersebut tentu saja membuatnya sedikit terguncang.

"Ayo kita kembali ke istana. Aku akan bertanggung jawab mengenai kejadian malam ini, jadi kau tidak perlu khawatir." ucapnya sambil tersenyum walaupun perasaannya sedang berkecamuk.

Jika Raja mengetahuinya, kemungkinan terburuk yang ada adalah beliau akan membatalkan pertunangan dan mengusir dirinya dari kerajaan ini. Mungkin ini akan menjadi malam terakhirnya bersama Katherine.

Melihat putri itu masih diam di tempat dengan tubuh gemetaran, Xander merapikan jubah Katherine dan menggendongnya. Kemudian ia berjalan menghampiri William.

"Kau kembali saja duluan, aku akan mengurus dua penjahat ini." ucap William tanpa menoleh sedikitpun pada mereka berdua.

"Baiklah."

Diam-diam pangeran itu melirik ke belakang. Ia melihat William mengepalkan tangan kuat-kuat. Satu hal yang Xander ketahui pasti, William sedang marah akan banyak hal.

_*_

Aku membuka mata dan menatap kanopi ranjang. Hal pertama yang terlintas di kepalaku adalah kejadian mengerikan tadi malam. Aku tidak bisa melupakan bagaimana darah mengalir deras dari pergelangan tangan mereka. Mengingat hal tersebut membuatku merasa mual. Sekarang aku cukup mengerti dengan perasaan William ketika ia melihat darah.

Can I Fall In Love With You In Ten Days?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang