Bab 13 | Pengajian

10.4K 985 16
                                    

Hari ini Abidzar berkata kalau ada acara di kediaman kedua orangtua laki-laki itu, Abidzar mengajak Yasmine untuk mengunjungi rumah kedua orangtuanya. Yasmine yang memang sedang tidak ada pemotretan akhirnya mengiyakan, sudah lama juga ia tidak pergi ke rumah mertuanya. Walaupun sikap Abi Nazar tidak terlalu baik padanya, tetapi Yasmine sangat yakin kalau ayah mertuanya itu sedikit demi sedikit akan menerimanya. Yah yang awalnya dia tidak ingin menerima pernikahan ini akhirnya mulai menerima dengan perlahan, lagipula enak saja ia menjadi janda di umur yang begitu muda. Hal itu akan mencoreng nama baiknya, Abidzar mah enak karena laki-laki itu masih sangat-sangat muda.

Jika pernikahan ini disembunyikan, orang lain tidak akan tahu kalau Abidzar pernah menikah. Sedangkan dirinya? Kalau ia dan Abidzar melakukan itu sudah bisa dipastikan ia yang akan rugi, Yasmine langsung menggeleng-gelengkan kepalanya ketika pikiran itu terlintas. Abidzar itu masih kecil dan polos, mana mungkin ia bisa memikirkan hal yang ia pikirkan.

Ini semua gara-gara ia bergaul dengan teman-temannya yang sudah terbiasa melakukan hal itu dengan kekasihnya, mereka sama sekali tidak canggung menceritakan enaknya berhubungan badan dengan Yasmine yang memang anak baik-baik. Meskipun terkadang ia suka pergi ke club malam–bukan Yasmine yang ingin, tetapi ia harus hadir demi sebuah formalitas. Yasmine sama sekali belum tersentuh, dari dulu ia selalu bisa menjaga dirinya dari jangkauan tangan-tangan pria yang nakal. Bahkan ketika Putra mengajaknya sekadar berciuman saja, Yasmine langsung melayangkan tamparannya.

"Lo kenapa enggak bilang kalau di rumah lo mau pengajian!?" tanya Yasmine sedikit histeris ketika ia melihat banyaknya orang yang memasuki rumah orangtua Abidzar dengan pakaian yang sangat sopan, ibu-ibu memakai gamis dan hijab sedangkan bapak-bapak memakai baju koko dan peci.

Sekarang lihatlah penampilan Yasmine yang berbeda dari lainnya, ia memakai baju terusan di atas lutut dengan potongan dada yang begitu rendah. Pakaian sehari-harinya memang seperti ini, Yasmine pikir hanya ada acara biasa ya semacam arisan. Kalau begini caranya dia salah kostum! Mana itu mata ibu-ibu dan bapak-bapak terus memperhatikannya seakan ia adalah makhluk astral, semua ini salah Abidzar! Abidzar sama sekali tidak memberitahu dirinya.

"Tadi aku mau jelasin tapi kamu keburu ke kamar ganti baju," jawab Abidzar.

Yasmine terdiam, memang benar sih tadi begitu Abidzar memberitahu dirinya kalau di rumah orangtua laki-laki itu ada acara ia langsung kabur untuk berganti pakaian. Tadi juga Abidzar sempat mau menjelaskan, tetapi Yasmine yang mengajak Abidzar agar buru-buru berangkat karena takut macet. Apalagi hari ini hari libur, pasti banyak orang-orang yang bepergian untuk berlibur. Sekarang siapa yang salah? Jelas saja Yasmine!

"Terus sekarang gimana? Masa kita balik lagi? Bolak-balik dong, nanti macet pasti ini jalan." Yasmine berpikir sejenak kemudian ia menjentikkan jarinya ketika mendapatkan sebuah ide.

"Ah gini aja, gimana kalo lo masuk biar gue tunggu di mobil."

"Kamu enggak ikut masuk?" tanya Abidzar dengan kening berkerut.

"Iya, mana mungkin gue masuk dengan pakaian kayak gini. Udah sana lo masuk!" Didorongnya tubuh Abidzar agar laki-laki itu berjalan ke rumahnya.

"Gini aja, kamu ikut masuk. Nanti aku minta umi pinjemin kamu gamis, soalnya enggak mungkin kamu enggak ikut masuk. Kamu 'kan menantunya," ucap Abidzar membalikkan tubuhnya menghadap Yasmine.

"Enggak mau ah gue!" tolak Yasmine.

"Udah, enggak apa-apa." Meskipun menolak, herannya ketika Abidzar menggenggam tangan dan mengajaknya masuk Yasmine diam saja.

Yasmine harus menebalkan wajahnya karena banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan cemooh, Yasmine malu sih tapi sedikit. Ia sudah terbiasa dengan tatapan seperti itu, jadi tidak heran lagi dengan keadaan seperti ini.

Abi Nazar yang melihat kehadiran Abidzar dan Yasmine pun langsung mengkode dua orang itu agar pergi ke belakang, apalagi ketika melihat tampilan Yasmine yang begitu seksi untuk pergi ke sebuah acara pengajian. Sangat tidak lumrah.

"Dzar, istrimu kenapa disuruh pakai baju kekurangan bahan seperti itu? Abi malu karena banyak orang yang menanyakan siapa wanita yang kamu genggam tangannya." Abi Nazar langsung menegur, untungnya keadaan dapur agak sepi karena acara pengajian sebentar lagi akan dimulai.

"Maaf, Abi." Abidzar menunduk, tak berani menatap wajah abinya yang sepertinya sedikit marah padanya.

"Kamu juga, apa tidak bisa sedikit saja bersikap seperti seorang menantu? Kami akan melangsungkan acara pengajian bukan pesta orang-orang kaya," ujar Abi Nazar pada Yasmine.

Genggaman tangan Abidzar di tangan Yasmine semakin kuat, seakan laki-laki itu berusaha menguatkan sang istri. Padahal sih Yasmine sama sekali tidak terintimidasi dengan tatapan itu, ia hanya tersenyum ramah.

"Maaf, Abi. Saya salah kostum, saya tidak tahu kalau acara ini adalah acara pengajian. Kalau saya tahu mungkin saya akan memakai pakaian yang sopan." Sekesal apapun Yasmine karena dimarahi, ia tidak mungkin berlaku kasar. Biar bagaimanapun juga Abi Nazar adalah mertuanya yang harus ia hormati, lagipula ia mengerti kemarahan Abi Nazar bukan tanpa sebab. Itu semua salahnya.

"Sudah, Abi." Umi Syifa langsung melerai ketika sang suami akan kembali buka suara.

"Hmm ya sudah, Umi pinjamkan menantu Umi itu pakaian yang lebih pantas. Abidzar kamu ikut Abi ke depan," ujar Abi Nazar akhirnya.

Setelah berganti dengan pakaian yang Umi Syifa pinjamkan, Yasmine dan Umi Syifa ke depan untuk bergabung dengan yang lainnya karena acara akan segera dimulai. Sepanjang pengajian berlangsung, Yasmine tak henti-hentinya berkipas. Rasa panas langsung ia rasakan karena pakaian yang ia kenakan ini begitu panjang hingga menutupi seluruh tubuhnya, mana hijab yang ia kenakan bahannya panas ketika dipakai.

Ditambah tema kajian yang membuat panas hati Yasmine, mau tahu apa tema kajian itu? Temanya cara menjadi istri yang baik, benar-benar menyebalkan bukan? Hal yang paling menyebalkan adalah ketika semua yang disebutkan itu tak mengarah padanya. Ini Abi Nazar berniat mengejeknya kah? Benar-benar membuat hati Yasmine dongkol sedongkol-dongkolnya. Terkadang ia juga suka mencuri pandang ke arah Abidzar yang tak henti menatapnya, ada apa? Ada yang salah dengan penampilannya? Apakah ia nampak jelek dengan pakaian ibu-ibu seperti ini?

"Ngapain lo tadi liatin gue mulu?" tanya Yasmine ketika Abidzar menghampirinya setelah acara selesai.

"Kamu cantik banget pakai gamis," puji Abidzar tulus dari dalam hati.

Jika wanita lain akan merasa tersipu dengan pujian itu, maka Yasmine sebaliknya. Yasmine merasa kalau Abidzar mengejeknya, cantik? Cantik dari Hongkong? Dia malah kelihatan seperti kanguru.

"Lo jangan ngejek gue deh, udah ah gue mau ganti baju dulu. Enggak enak pakai ginian, sumpek!" Abidzar menghela napas sambil menatap kepergian Yasmine, ia yakin suatu saat nanti Yasmine akan terbiasa memakai pakaian seperti itu. Tekad Abidzar dalam hati.

***

Ayo Abidzar, semangat. Kamu pasti bisa bantu Yasmine hijrah💞

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang