Bab 24 | Mie Goreng Rasa Cinta

9.6K 926 22
                                    

Suara perut yang berbunyi dengan nyaring pertanda kalau cacing-cacing sudah meminta jatah makannya, membuat suasana yang semula cukup haru dan romantis menjadi buyar. Yasmine yang tadinya bersandar di bahu Abidzar pun segera mengangkat kepalanya, ia menatap Abidzar yang kini menyengir. Mereka saling pandang kemudian tertawa secara bersamaan ketika perut keduanya sama-sama berbunyi, sangat sehati sekali sampai-sampai perut berbunyi pun dalam waktu yang bersamaan. Tak ada rasa malu karena perut keduanya yang berbunyi di saat yang tidak tepat. Wajar saja, mereka berdua sama-sama belum makan siang bahkan kini sudah hampir sore. Tentu rasa lapar itu akan dirasakan di cacing yang harus berpuasa selama beberapa jam.

"Ayo! Kita cari makan," ajak Abidzar. Laki-laki itu berdiri, ia mengulurkan tangannya pada Yasmine yang masih duduk.

Yasmine menerima uluran tangan Abidzar sambil tersenyum, ia berjalan bersisian bersama Abidzar dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya. Entah mengapa dengan kehadiran Abidzar di sisinya, hatinya yang semula sedikit terluka ketika mendengar perkataan Abi Nazar kini sedikit membaik. Padahal Abidzar tak mengatakan apa-apa, laki-laki itu hanya mendengarkan ia bercerita sambil mengusap kepalanya. Ah, Yas. Kenapa lo sekarang jadi kayak cewek yang baru kenal sama cinta? Berdebar enggak karuan. Yasmine membatin dalam hatinya, sedikit aneh dengan perasaan berbunga-bunga ini.

"Kamu mau makan apa?" tanya Abidzar tiba-tiba menghentikan langkahnya membuat langkah Yasmine ikut terhenti.

"Apa aja deh yang penting bisa bikin perut kenyang," jawab Yasmine.

Abidzar tahu kalau Yasmine sedikit tersinggung dengan perkataan abinya, maka dari itu ia tak mengajak Yasmine pulang ke rumah kedua orangtuanya. Abidzar malah mengajak Yasmine makan di luar, ketimbang mengajak istrinya itu pulang. Setidaknya mereka bisa menghabiskan waktu berdua yang sangat jarang mereka lakukan, hmm sambil menyelam, minum air.

"Mau makan mie goreng? Eum itu ... soalnya aku lupa bawa dompet, di dalam sakuku cuma ada uang lima puluh ribu," ucap Abidzar ragu-ragu.

"Tapi aku janji kalo aku udah kerja, aku akan bawa kamu makan ke tempat enak dan mahal." Segera Abidzar menambahkan, takut kalau Yasmine menolak ajakannya karena tersinggung karena ia yang mengajak istrinya makan di pinggir jalan.

Yasmine malah terbahak, Abidzar dan segala kepolosannya benar-benar menghibur hati Yasmine. Yasmine tak habis pikir kalau Abidzar mengira ia sangat hobi sekali makan di tempat mahal, padahal tak begitu. Yasmine suka makan di mana saja asalkan tempatnya bersih dan tentu saja makanannya enak. Wanita itu menggelengkan kepalanya, ia mencubit pipi Abidzar karena sudah tidak bisa menahan kegemasannya pada suami berondongnya itu.

"Lo pikir gue doyan banget makan di restoran mahal gitu? Yang elite, yang harga satu menunya jutaan dengan porsi yang dikit itu? Gue enggak gitu. Gue suka kok makan di mana aja asalkan enak dan tempatnya bersih. Bahkan kalo lo mau ngajakin gue hidup susah aja gue mau," ucap Yasmine membuat Abidzar tertegun. Abidzar tertegun mendengar kata terakhir Yasmine yang mengatakan kalau wanita itu rela tinggal dalam kesusahan bersamanya.

"Apa itu jawaban kamu?" tanya Abidzar membuat Yasmine yang akan melanjutkan langkahnya terhenti, wanita itu membalikkan tubuhnya menatap Abidzar yang masih terdiam.

"Apanya?" tanya balik Yasmine bingung.

"Itu, kamu bilang kalau kamu mau aku ajak hidup susah. Apa itu artinya kamu menerima pernikahan kita?" Yasmine mengulum senyumnya ketika mengerti apa yang Abidzar bahas.

Bukannya menjawab, Yasmine malah berlari menghindari Abidzar. Abidzar tentu tidak akan membiarkan istrinya pergi begitu saja, enak saja! Ia membutuhkan jawaban pasti dari Yasmine agar hatinya bisa tenang. Meskipun Yasmine lebih dewasa dari Abidzar, tentu saja dari segi tinggi badan tetap Abidzar yang unggul. Laki-laki itu cepat sekali menyusul langkah Yasmine. Yasmine tersentak ketika Abidzar memeluk bahunya hingga tubuhnya merapat pada laki-laki itu. Baru kali ini Abidzar bisa berlaku seperti ini, melakukan kontak fisik tanpa aba-aba.

"Aku butuh jawaban pasti kamu, meskipun aku peka dengan apa yang kamu katakan tadi. Tapi aku tetep butuh jawaban pasti dari kamu," ujar Abidzar.

"Harusnya tanpa lo nanya, lo udah tau 'kan jawaban gue?" Abidzar menggeleng.

"Enggak, aku belum tau. Tadi aku cuma nerka aja, aku perlu jawaban kamu." Abidzar masih keukeuh meminta agar Yasmine mengatakan itu terang-terangan.

Yasmine melihat kanan kirinya, ia meminta agar Abidzar sedikit menunduk. Abidzar menurut hingga Yasmine bisa berbisik di telinga Abidzar, "Iya, gue mau," bisiknya pelan di telinga Abidzar.

Cup

Abidzar tersentak ketika merasakan kecupan di pipinya, ia memegangi pipinya yang habis dikecup oleh Yasmine. Sedangkan Yasmine sendiri sudah berlari meninggalkan Abidzar di belakang sana, pipinya memerah karena bisa-bisanya ia melakukan hal seperti itu pada Abidzar. Walaupun hanya sebuah kecupan di pipi, tetapi itu memberikan efek yang begitu dahsyat bagi hati mereka berdua. 

Mereka menghentikan langkah di sebuah tenda yang menjual berbagai macam menu, nama menunya cukup unik hingga membuat Yasmine tertarik. Ia mengajak Abidzar memasuki tenda itu, matanya menatap deretan menu yang tertulis di spanduk yang terpasang.

"Mie goreng rasa pelakor, mie goreng rasa cinta, mie rebus rasa pengkhianatan, mie telur rasa luar biasa, nasi uduk jatuh cinta. Pecel kacang yang diselingkuhi." Yasmine mengernyitkan dahinya sesekali tersenyum lucu ketika ia membaca nama menu yang ada di sini. Benar-benar unik dan aneh.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Abidzar pada Yasmine yang hanya diam memperhatikan tulisan daftar menu yang ada di spanduk.

"Lo mau apa? Gue sebenarnya suka semuanya sih," balas Yasmine yang malah balik bertanya pada Abidzar.

"Kalo kamu mau semua menu, lebih baik kita pulang dulu aja. Aku harus ambil uangnya biar cukup," ucap Abidzar.

"Bukan gitu maksud gue." Yasmine berdecak sebal, masa iya Abidzar mengira kalau ia menginginkan semua menu yang ada di sini? Yang benar saja! Itu tidak akan muat diperutnya yang kecil ini.

"Maksud gue, lo pesen salah satu didaftar menu itu. Nanti gue ngikut apa yang lo pesen," jelas Yasmine membuat Abidzar manggut-manggut.

"Kok jadi kebalik ya? Biasanya 'kan cowoknya yang nanya terus ceweknya jawab mau pesen apa baru cowoknya ngikutin apa yang cowoknya pesan?" tanya Abidzar agak heran dengan posisi mereka.

"Kita beda sama mereka, udah jawab aja. Gue udah laper soalnya," ucap Yasmine.

"Aku mau mie goreng rasa cinta sama es teh manis aja." Abidzar akhirnya menyebutkan keinginannya.

"Oke, gue juga pesen itu. Lo bilang gih ke abangnya, gue tunggu sana ya?" Abidzar mengangguk, laki-laki itu menghampiri si abang penjual untuk mengatakan pesanan mereka. Sementara itu, Yasmine sendiri mencari tempat duduk untuk mereka.

Setelah pesanan mereka sampai, mereka makan dalam diam. Tiba-tiba saja Yasmine merasakan ada yang mengusap sudut bibirnya, jari Abidzar terjulur mengusap sesuatu di sudut bibirnya.

"Ada noda mie tadi di sana," ucap Abidzar ketika ia telah menjauhkan jarinya, tetapi Yasmine masih terpaku.

'Kalo gini caranya, ini sih benar-benar the real of mie goreng rasa cinta!'

***

Author mau dong ada di posisi Yasmine🤩

Alhamdulillah bisa double up lagi, pada seneng gak readers? Selagi ada waktu dan ide, author sempatkan nulis ini.

Yang manis-manis dulu ya nulisnya, atau udah pada kangen sama Putra dan maknya Yasmine?🤣

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang