Ekstra Part 2

11.8K 813 47
                                    

Assalamualaikum semuanya ....

Apa kabarnya kalian semua?
Ada yang kangen sama Dzar-Yasmine?

Mana suaranya nihh wkwk

Ini sebenarnya ga mau author up bab ekstra tambahan di sini, tapi karena berhubung author lagi baik jadinya author up wkwk

Semoga pada suka yaaa ...

****
Setelah kurang lebih satu minggu dirawat usai persalinan, akhirnya Yasmine sudah diperbolehkan pulang. Mereka akan pulang ke rumah sederhana milik Abi Nazar, pria paruh baya itu berkata kalau ia ingin menghabiskan waktu bersama cucu pertamanya sebelum terbang ke Kediri untuk menghadiri sebuah pengajian akbar yang menjadikannya sebagai tamu undangan. Baik Yasmine maupun Abidzar pun tidak masalah, bagi mereka asalkan orangtua bahagia maka mereka akan menuruti. Apalagi keinginan orangtua itu bukanlah hal yang buruk, jelas saja tidak ada alasan untuk menolak. Mengingat Abi Nazar yang sudah sangat baik sekali menerimanya menjadi seorang menantu, tentunya Yasmine tidak ingin membuat ayah mertuanya itu terluka.

Tak hentinya Yasmine mengucap syukur sambil menatap bayi mungil yang ada di gendongannya ini, betapa ia bersyukur karena Allah maha baik kepadanya. Memberikan sebuah kebahagiaan tak terkira seperti ini, tak hanya suami yang baik, shalih nan pengertian, ia juga mendapat mertua yang ia anggap seperti kedua orangtuanya sendiri. Kebahagiaan yang tidak dapat ia deskripsikan lagi seberapa besar rasa bahagianya. Hidupnya terasa sangat lengkap sekali, tak perlu keluarga kandung, keluarga dari aliran darah yang berbeda saja nyatanya lebih baik asalkan mereka menyayanginya dengan tulus tanpa pamrih. Tak pernah ada rasa sesal lagi di hati Yasmine ketika mengingat pertemuan pertamanya dengan Abidzar, insiden yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat.

"Ih jangan diciumi, dia baru aja bobo ini," protes Yasmine ketika tiba-tiba saja Abidzar memajukan wajahnya ke arah putri kecil mereka untuk memberikan ciuman di pipi bayi mungil yang matanya terpejam itu.

"Bentar doang, soalnya gemes banget liatnya," balas Abidzar sambil terkekeh. Laki-laki itu memundurkan wajahnya setelah berhasil memberi kecupan di pipi putri mungilnya.

"Jangan cemberut gitu, nanti cantiknya ilang loh," goda Abidzar membuat Yasmine semakin merengut.

"Emangnya kenapa kalau cantiknya ilang? Kamu mau cari istri baru yang lebih cantik dan muda? Ya udah sana, enggak usah balik lagi." Niat Abidzar tadi hanya ingin menggoda Yasmine agar sang istri tak lagi cemberut, nyatanya Yasmine malah semakin muram.

"Aku tahu sih, badan aku sekarang enggak bagus lagi. Melar, lemak di mana-mana. Kadang juga di wajah tumbuh jerawat karena semenjak hamil aku udah jarang perawatan, kamu kalau mau cari yang lain ya udah sana. Kamu 'kan masih muda, enggak kelihatan kalau udah punya istri. Beda sama aku yang pastinya kentara banget kalau udah nikah," cerocos Yasmine.

Abidzar malah tersenyum mendengar cerocosan dari sang istri, istrinya malah nampak menggemaskan ketika terus berbicara tanpa henti. Yasmine yang menyadari kalau Abidzar tersenyum pun memukul lengan laki-laki itu kuat-kuat, kesal karena sang suami tak langsung menanggapi dan malah tersenyum seperti merasa senang karena kekesalannya.

"A-aduh, sakit, Sayang," keluh Abidzar.

"Lembek banget, katanya udah belajar karate sama abi. Masa iya dipukul dikit gitu aja ngeluh sakit?" cibir Yasmine.

"Biar aku perhatian kalau aku sakit, biasanya 'kan gitu." Yasmine hanya mendengkus keras.

"Sakit aja sana sendiri! Nggak mau peduli!" Yasmine memalingkan wajahnya, malas melihat wajah menyebalkan suami berondongnya.

"Marah-marah terus ih bawaannya, katanya seneng pulang dari rumah sakit? Senyum dong, Sayang, jangan cemberut gitu." Abidzar merangkul bahu Yasmine agar tubuh sang istri semakin mendekat ke arahnya.

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang