Bab 31 | Titik Terang

14.2K 1.1K 29
                                    

Semenjak wajahnya dan Putra selalu muncul di layar televisi ataupun majalah, Yasmine sama sekali tidak berani keluar dari apartemen. Rika pun menyarankan agar Yasmine tak keluar dulu karena suasana sedang memanas, manager Yasmine itu berusaha mencari bukti kebenaran kalau Yasmine sama sekali tak bersalah. Jelas saja Rika tahu itu, Yasmine adalah wanita baik-baik yang pastinya tidak akan mungkin bisa melakukan hal sehina itu. Ini pasti ulah Putra, tetapi Rika sama sekali tidak bisa menghubungi Putra karena laki-laki itu seakan hilang ditelan bumi. Baik keluarga Putra pun bungkam mengenai isu perselingkuhan Yasmine dan Putra, mereka menutup mulut rapat-rapat dan selalu mengabaikan pertanyaan wartawan yang haus akan info.

Sudah hampir dua bulan Yasmine menghilang dari peradaban dunia permodelan, beruntung sekali ia masih memiliki sisa tabungan yang cukup untuk menghidupinya. Sedangkan Abidzar sendiri, ia masih bisa keluar dari apartemen ketika tidak ada wartawan. Beruntung sekali mereka tak terlalu mengenalinya karena Yasmine memang belum mempublikasikan pernikahan mereka ke media, media hanya sebatas tahu kalau Yasmine sudah menikah. Siapa laki-laki yang menjadi suami Yasmine mereka sama sekali tidak tahu, yang tahu hanyalah orang-orang yang waktu itu datang di pesta pertama ia mengajak Abidzar ke sana saja. Abidzar pun masih sempat datang ke kampus untuk belajar, di samping itu ia juga harus bekerja keras demi keluarga kecilnya.

"Masih mual?" tanya Abidzar pada Yasmine ketika istrinya itu membasuh wajahnya.

"E-enggak kok, cuma lemas aja." Yasmine membalas dengan tak bersemangat.

"Dedek yang ada di dalam perut ngerepotin kamu banget, ya?" Yasmine hanya menggelengkan kepalanya, ia tersenyum.

"Enggak kok, dia 'kan anak kita. Jelas aja sama sekali enggak bikin aku repot, aku cuma mau istirahat aja. Mungkin dibawa istirahat si dedek bisa anteng," ucap Yasmine.

"E-eh ngapain aku digendong!?" Yasmine tersentak ketika Abidzar tiba-tiba saja menggendongnya kemudian membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur mereka.

"Kamu enggak boleh capek-capek, si dedek 'kan harus dijaga dengan baik."

Di saat keadaan di luar masih panas, ada sebuah anugerah yang harus Yasmine jaga dengan baik. Kehadiran si calon jabang bayi, anaknya dengan Abidzar yang setidaknya sedikit mengalihkan perhatian Yasmine dari luka atas apa yang Putra lakukan padanya. Setidaknya dengan kehadiran bayi di dalam perutnya ini, ia semakin yakin kalau Abidzar memang seorang imam serta suami yang diciptakan Allah untuknya. Dan Yasmine sangat bersyukur akan hal itu, betapa ia mensyukuri semua nikmat yang telah Allah berikan padanya. Sungguh, Allah maha baik.

"Aku siap-siap dulu, ya? Hari ini aku ada kelas. Kamu enggak apa-apa sendirian di sini? Apa aku telepon Mbak Aira atau Mbak Rika aja buat nemenin kamu?" tanya Abidzar begitu perhatian. Abidzar dan segala perhatian yang laki-laki itu berikan membuat Yasmine menjadi wanita paling beruntung yang memilikinya.

"Enggak usah, aku enggak apa-apa kok di sini. Kamu pergi aja, tapi jangan lama-lama, ya?" Abidzar tersenyum, laki-laki itu mengusap kepala Yasmine dengan sayang.

"Iya, Sayang. Enggak akan lama kok," ucap Abidzar tersenyum manis.

Abidzar langsung berganti pakaian, laki-laki itu kembali menghampiri Yasmine. Ia menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan perut sang istri, dikecupnya perut yang belum membuncit itu dengan lembut.

"Ayah pergi dulu, ya? Kamu harus baik-baik di sini, bantuin Ayah jaga bunda, ya, Nak?" Abidzar mengusap lembut perut Yasmine.

Cup

Dikecupnya kening Yasmine.

"Aku pergi dulu, ya? Kamu jaga diri baik-baik. Assalamu'alaikum ...."

"Waalaikumsalam ...." Yasmine melambaikan tangannya ke arah Abidzar.

Abidzar berbohong, ia sama sekali tidak pergi ke kampus. Namun, ia pergi mencari bukti tentang kebenaran istrinya, ia harus membuktikan pada media kalau istrinya tidak bersalah. Ia khawatir karena Yasmine terus saja kepikiran tentang hal itu, Yasmine terlalu memikirkan hal yang berat-berat. Abidzar khawatir itu akan berdampak pada kesehatan istri dan juga calon anaknya.

***

Sudah cukup lama Abidzar pergi, bahkan ini sudah hampir menjelang maghrib. Namun, suaminya itu belum juga pulang, hal itu membuat Yasmine menjadi gelisah. Ia takut terjadi sesuatu pada suaminya, berkali-kali ia merapalkan doa dalam hati agar Allah selalu melindungi suaminya. Hatinya tak bisa tenang karena suasana di luar mengenai dirinya pun sedang panas, bagaimana kalau orang-orang tahu bahwa Abidzar adalah suaminya? Bagaimana jika mereka melakukan sesuatu yang tidak-tidak? Yasmine langsung menggeleng-gelengkan kepalanya, ia berusaha menghalau pikiran buruknya yang sempat melintas.

"Kamu di mana? Kenapa belum pulang juga?" tanya Yasmine sambil memegangi ponselnya, bahkan sama sekali tidak ada pesan atau telepon dari suaminya yang mengabarkan kalau ia pulang terlambat.

Yasmine pun berusaha menghubungi Abidzar, tetapi ponselnya sama sekali tidak aktif. Kini Yasmine begitu cemas, perasaannya menjadi tak tenang. Jika suaminya hanya pergi ke kampus, jelas saja tak akan selama ini. Ke mana sebenarnya suaminya pergi? Mengapa sama sekali tidak mengabarinya?

Karena merasa bosan dan resah secara bersamaan, Yasmine mengambil remote televisi kemudian menghidupkan televisi yang memang ada di kamarnya. Sebuah acara berita tentang artis membuat mata Yasmine membelalak, seakan tak percaya atas apa yang ia lihat.

"Berita perselingkuhan antara dua model ternama yaitu Putra Nugroho dan Yasmine Neipert sama sekali tidak benar, diduga Yasmine dijebak oleh Putra karena sang mantan kekasih tak bisa move on darinya. Berikut ini bukti-bukti yang kami rangkum dari beberapa laman terpercaya ...."

Yasmine tak dapat menyembunyikan keterkejutannya ketika melihat sebuah bukti berupa video di mana ia dan Putra tidak melakukan apapun melainkan ia hanya dijebak oleh laki-laki itu.

"Terima kasih ya Allah, apakah ini adalah sebuah titik terang dari masalah yang tengah aku hadapi? Terima kasih karena Engkau telah menyelamatkan aku dari suatu hal yang buruk ini." Yasmine menengadah, mengucap penuh syukur atas kebaikan Allah. Bahkan air matanya tak kuasa menetes, Yasmine menangis terisak sekaligus bahagia karena akhirnya namanya menjadi bersih.

Entah siapa orang yang telah menemukan bukti itu, Yasmine akan sangat berterima kasih pada orang yang sudah berbaik hati mencari kebenaran dan menyebarkan hal yang sebenarnya.

"Assalamu'alaikum ...." Yasmine menghentikan tangisnya ketika mendengar suara yang ia rindukan.

"Waalaikumsalam ...." Tak sabar, Yasmine langsung berlari menghampiri Abidzar. Wanita itu memeluk Abidzar erat dan bahkan mengabaikan keterkejutan sang suami karena sikapnya yang tiba-tiba ini.

"Akhirnya semuanya terungkap, ada orang yang cari kebenaran itu. Aku enggak lagi merasa tertekan, Dzar." Yasmine mengatakan kebahagiaannya itu pada Abidzar.

"Oh, ya? Kamu abis dari mana? Kenapa pulangnya telat? Ini bahkan sebentar lagi adzan maghrib," ucap Yasmine melepaskan pelukannya.

"Tadi ada pekerjaan sebentar," ucap Abidzar sambil tersenyum.

"Syukurlah kalau semuanya membaik, akhirnya kamu enggak perlu takut lagi kalau keluar rumah."

"Eh tapi, kira-kira siapa ya yang nyari kebenaran itu? Kamu tau enggak orangnya?" tanya Yasmine.

"Lebih baik kita wudhu, yuk! Baca Qur'an sambil nunggu adzan maghrib. Mengucap syukur pada Allah yang telah menyelamatkan kamu dari fitnah," ajak Abidzar yang malah mengalihkan pembicaraan.

"Iya kamu benar, kita wudhu sekarang." Yasmine berjalan ke kamar mandi dengan penuh semangat.

Abidzar tersenyum, biarlah semua yang telah ia lakukan akan menjadi rahasia. Yang terpenting sekarang, istrinya tak lagi tertekan dengan masalah yang sudah terjadi. Kini masalah itu sudah selesai, fokusnya kini menjaga Yasmine dan calon anak mereka.



****

Alhamdulillah up lagi, nah kalo komennya kayak kemarin 'kan author tambah semangat up-nya. Yuk ramaikan lagi, biar segera up lagi. Besok author mau kasih yang uwuw loh, penasaran? Yok ramaikan bab ini dengan vote+komen kalian 🥳

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang