Bab 8 | Tak Mau Menyerah

13.2K 1K 4
                                    

Putra jelas saja tak menyerah begitu saja, meskipun kenyataannya memang benar jika wanita idamannya itu sudah menikah ia akan merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya. Ia yakin kalau ada yang tidak beres dengan pernikahan Yasmine, perjodohan? Bahkan Putra sama sekali tidak percaya dengan perkataan Yasmine semalam. Bisa saja 'kan Yasmine hanya menikah kontrak dengan laki-laki yang bahkan usianya lebih muda darinya, bahkan laki-laki yang semalam dibawa oleh Yasmine terlihat seperti bocah SMA. Yang benar saja? Ia sungguh tidak terima dengan kenyataan kalau Yasmine lebih memilih bersama laki-laki muda itu daripada dirinya yang pastinya lebih dari segalanya ini.

BRUKKK

"M-maaf aku enggak sengaja." Putra menggeram kesal ketika ada seorang mahasiswa yang sepertinya adik tingkatnya tidak sengaja menabraknya hingga minuman yang ia bawa terjatuh dan kini pakaian yang ia kenakan menjadi basah.

Ia menatap laki-laki yang tengah menunduk di bawah kakinya karena buku-buku yang laki-laki itu bawa ternyata terjatuh, Putra masih memasang mode ingin marah. Namun begitu laki-laki itu berdiri hingga tatapan mereka bertemu, betapa terkejutnya ia karena ternyata laki-laki yang menabraknya ini adalah orang yang dibawa Yasmine ke pesta semalam. Laki-laki yang dikenalkan Yasmine adalah suaminya, benar-benar kebetulan yang luar biasa. Seketika seringai mengerikan muncul di sudut bibirnya.

"Nama lo siapa?" tanya Putra menatap Abidzar dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sedangkan Abidzar sendiri menundukkan kepalanya dalam ketika menyadari kalau laki-laki di hadapannya adalah laki-laki yang sama saat ia pergi ke pesta bersama Yasmine, laki-laki yang semalam memanggil istrinya dengan panggilan sayang serta laki-laki yang sangat famous seantero kampus. Meskipun Abidzar hanya adik tingkat dan tidak terkenal, tetapi ia tahu siapa itu Putra. Ia juga tahu karena sering mendengar namanya dari teman-teman yang satu ruangan dengannya, Putra si model tampan yang digilai banyak perempuan.

"Kalau orang tanya itu dijawab!" Abidzar tersentak ketika Putra berteriak tepat di depan wajahnya, apa ia tadi baru saja melamun?

"K-kamu tadi tanya apa?" Putra berdecak karena Abidzar ternyata tak mendengar pertanyaannya, benar-benar mengesalkan dan sangat polos anak ini. Dan bisa-bisanya laki-laki seperti ini yang menikah dengan Yasmine, sungguh beruntung sekali nasib anak ini. Namun tidak akan menjadi beruntung begitu sudah berhubungan dengannya, lihat saja nanti.

"Nama lo siapa?" Akhirnya Putra kembali menanyakan ini, sebenarnya mengetahui nama laki-laki ini tidaklah penting. Namun, ia hanya ingin berbicara sedikit saja dengan Abidzar alias sekadar berbasa-basi.

"Abidzar." Bagus, dia sudah mengatakan namanya.

"Oke Abidzar, lo tahu apa kesalahan yang lo udah perbuat? Baju gue sampai basah karena lo nabrak gue, gue mau ganti rugi!" Abidzar meneguk ludahnya susah payah, jika Putra meminta ganti rugi berupa uang maka matilah dirinya. Ia tidak akan bisa menggantikan baju Putra yang ia yakin pasti harganya sangat mahal, ia hanya seorang mahasiswa yang belum bekerja dan bahkan masih berada di semester awal.

"Aku tadi udah minta maaf, aku mohon jangan minta ganti rugi. Aku tidak sengaja," ujar Abidzar takut-takut.

Sangat mudah sepertinya merebut Yasmine kembali, laki-laki ini begitu polos. Ah mungkin akan aku gertak sedikit agar laki-laki itu mau berpisah dari Yasmine.

"Santai, gue enggak akan minta ganti rugi uang dari lo, tapi gue minta sehabis jam kuliah selesai lo harus temuin gue di belakang kampus ini. Ngerti?" Abidzar menggelengkan kepalanya.

"Aku ada urusan setelah kul ...."

"Mau datang nanti atau gue minta ganti rugi sekarang!?" ancam Putra membuat Abidzar takut.

"I-iya aku akan ke sana, tapi jangan minta ganti rugi." Mendengar itu, Putra tersenyum penuh kemenangan.

"Bagus adik kecil, sekarang lo boleh pergi. Tapi ingat nanti penuhi janji lo," ucap Putra kemudian mengusap kepala Abidzar sekilas barulah ia kembali memasuki area kantin.

"Kenapa lo senyum-senyum begitu?" tanya Brandon–salah satu teman se-geng Putra.

"Adalah, nanti abis jam kuliah selesai gue ada kerjaan buat lo." Putra tersenyum misterius membuat Brandon menerka-nerka apa yang tengah Putra pikirkan.

"Jangan sok misterius lo, seram gue lihatnya." Brandon bergidik ngeri.

"Lihat aja nanti," balas Putra acuh.

Tiba saatnya Abidzar harus menemui Putra untuk mengganti rugi atas kesalahan yang ia lakukan, sebenarnya ia begitu takut, tetapi ia sangat ingat perkataan abinya bahwa sebagai seorang laki-laki ia harus berani. Untuk itu meskipun ia takut, ia harus memberanikan diri. Tidak ada ketakutan yang lebih besar selain ketakutan pada Allah.

Baru saja ia memasuki area belakang kampus, tiba-tiba dari belakang ia didorong begitu kuat hingga terjatuh di atas tanah. Ia meringis kesakitan ketika lututnya tepat mengenai tanah, ia yakin sekali kalau lutut serta telapak tangannya pasti akan tergores karena menahan beban tubuhnya sendiri.

"Gitu aja lemah!" Abidzar mendongak ketika mendengar cibiran itu.

"Gue yakin lo pasti enggak lupa tentang pesta semalam, asal lo tau? Cewek yang ngakuin lo sebagai suaminya itu adalah pacar gue. Bisa dibilang kalau lo ngerebut dia dari gue gara-gara perjodohan itu," ucap Putra menatap sinis Abidzar.

Seketika Abidzar merasa sangat bersalah, karena kesalahpahamannya dan Yasmine mereka harus menikah dan Yasmine harus jauh dari orang yang dicintainya. Sungguh jahat sekali dirinya, tetapi percayalah ia sama sekali tidak tahu kalau Yasmine sudah memiliki pacar.

"Maaf, aku benar-benar enggak tahu." Abidzar berusaha bangkit, tetapi salah seorang laki-laki yang tak lain adalah Brandon menahan kedua tangannya dari belakang.

"Maaf aja enggak akan mungkin bisa ngembaliin semuanya, ah mungkin sebuah tinju setidaknya bisa membuat gue puas."

BUKKK

"AHHH!" Abidzar berteriak kesakitan ketika perutnya ditinju oleh Putra dengan kuat.

"Itu enggak seberapa! Lo cowok cupu dan polos, berani-beraninya lo ngerebut cewek gue!" Satu pukulan kembali Putra layangkan pada rahang Abidzar, Putra tertawa puas melihat laki-laki yang telah merebut Yasmine kesakitan seperti itu.

"Kalau lo enggak mau kesakitan seperti ini, lo bisa tinggalin Yasmine dan minta dia balikan sama gue. Gimana? Penawaran yang menarik bukan?" Namun, Abidzar menggeleng karena tak menyukai penawaran itu.

"Ketika dua insan sudah bersatu di hadapan Allah dan para saksi yang hadir, maka biarlah Allah yang memisahkan dan bukannya manusia."

BUKKK

Putra kembali melayangkan tinjunya ke arah pipi Abidzar hingga pipi mulus itu membiru, ia begitu kesal dengan laki-laki polos tapi keras kepala itu. Bisa-bisanya laki-laki itu menolak tawarannya.

"Lo ...." Perkataan Putra terhenti ketika suara langkah kaki terdengar semakin mendekat, biar bagaimanapun ia juga takut terkena masalah karena telah menghajar seorang junior.

"Gue enggak akan nyerah, selagi lo enggak mau pergi dari hidup Yasmine maka lo enggak akan tenang! Camkan itu baik-baik!" Setelah mengatakan itu sambil menunjuk-nunjuk wajah Abidzar, Putra mengkode Brandon agar melepaskan Abidzar kemudian mereka pergi dari hadapan Abidzar yang tengah memegangi sudut bibirnya yang berdarah.

***

Mendadak suka update malam yak wkwk

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang