Bab 15 | Rencana

9.5K 932 11
                                    

Yasmine pikir Putra akan menyerah begitu saja dengan penolakan yang wanita itu lakukan padanya? Sama sekali tidak! Ia dul sudah bisa meluluhkan hati Yasmine dan ia percaya pasti ia akan bisa meluluhkan hati Yasmine lagi untuk kedua kalinya, dulu salah dirinya karena terlalu mengekang Yasmine hingga akhirnya Yasmine menikah dengan bocah ingusan itu. Menyerah dengan bocah ingusan seperti Abidzar? Huh, Putra sama sekali tidak akan menyerah. Yasmine adalah miliknya, cintanya dan akan ia dapatkan lagi cinta itu bagaimanapun caranya. Meskipun harus melakukan perbuatan jahat sekali pun ia akan lakukan demi mendapatkan Yasmine, termasuk menyakiti Abidzar nantinya. Ia tertawa setan dengan pemikiran buruknya itu.

Putra tengah berjalan-jalan sambil menendangi kerikil di jalanan, ia tengah menenangkan dirinya sambil menikmati panasnya matahari dan sejuknya angin. Di sebuah jembatan jalan, matanya tak sengaja melihat objek yang menarik perhatiannya. Ada dua orang yang sepertinya berasal dari luar negeri tengah diganggu oleh seorang preman, dengan cepat ia menghampiri mereka. Preman itu langsung menodongkan pisau begitu melihat keberadaan Putra, jalanan memang nampak sepi sehingga kejahatan seperti ini seringkali terjadi di sini. Putra sama sekali tidak terlihat takut, satu kali sentak preman itu berhasil ia pukuli habis-habisan hingga akhirnya kabur melarikan diri. Dasar preman cemen! maki Putra dalam hati.

"Are you all right?" tanya Putra menggunakan bahasa Inggris karena tahu kalau dua orang di hadapannya ini tidak mengerti bahasa Indonesia.

"Right, thank you so much for helping us." Putra mengangguk, matanya menatap dengan seksama dua orang di hadapannya.

"Aku seperti tidak asing melihat wajah kalian? Keluarga Yasmine?" tanya Putra yang dibalas anggukan kepala oleh dua orang itu.

"Ah mengapa kau bisa tahu? Iya kami keluarga Yasmine, aku ibunya dan ini ayahnya." Putra merasa ada yang janggal, lantas kalau dua orang ini adalah orangtua Yasmine mengapa Yasmine malah mengusirnya? Sangat mencurigakan, ia jadi penasaran dengan kehidupan masa kecil Yasmine.

"Ah sebaiknya kita mencari tempat nyaman untuk mengobrol, bagaimana dengan restoran? Biar nanti aku saja yang membayar." Mommy dan ayah tiri Yasmine yang memang dasarnya sudah kelaparan akhirnya mengangguk mengiyakan tawaran Putra.

Dengan mengendarai mobilnya, Putra mengajak dua orang yang ia tahu adalah orangtua Yasmine ke sebuah restoran bintang lima. Sengaja ia mengajak ke restoran mahal, ada rencana yang kini tengah ia siapkan. Rencana yang dapat membuat Yasmine mau kembali padanya dan meninggalkan bocah ingusan itu, lihat saja nanti. Putra sudah tersenyum licik, tanpa tahu kalau Yasmine pasti tidak akan peduli dengan orangtuanya yang tingkahnya  tidak seperti orangtua apalagi Putra, Yasmine sama sekali tidak peduli.

"Jadi Nak ini siapa? Kenapa bisa tahu dengan Yasmine?" tanya mommy Yasmine setelah mengunyah makanan.

"Saya kekasihnya Yasmine, Aunty." Dengan pedenya Putra mengenalkan bahwa ia adalah kekasih Yasmine, padahal mereka sudah putus.

"Woah benarkah? Yasmine pasti beruntung mempunya kekasih yang baik sepertimu," ucap mommy Yasmine antusias.

"Aunty bisa saja," balas Putra sambil tertawa.

"Ah iya, dulu aku tidak sengaja melihat kalian menemui Yasmine dan aku heran mengapa Yasmine sepertinya tidak menyukai keberadaan kalian?" Mommy Yasmine dan ayah tiri Yasmine tergagap mendengar pertanyaan Putra, mereka bingung ingin berkata jujur atau tidak.

"Itu ... dulu Yasmine pernah kabur dari rumah dan itu karena kesalahanku, makanya sekarang dia sepertinya benci pada kami." Putra mengangguk hingga akhirnya mommy Yasmine menceritakan semuanya dengan mengurangi atau melebih-lebihkan fakta yang sebenarnya.

"Aku turut berduka atas sikap Yasmine pada kalian," ucap Putra pura-pura sedih dengan kenyataan itu.

"Iya terima kasih dan kedatangan kami ke sini untuk meminta maaf pada Yasmine, sayangnya dia malah mengusir kami dan meminta kami pulang ke negara asal." Mommy Yasmine berkata dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin, tanpa tahu kalau Putra pun aslinya tahu kalau dua orang di hadapannya adalah orang bermuka dua. Putra hanya diam saja, dia pura-pura tidak tahu hingga waktu yang tepat dan boom.

***

Yasmine berdecak sebal ketika Abidzar tak kunjung datang, padahal sudah setengah jam Yasmine menunggu laki-laki itu di tempat biasa. Tak tahan terus diam saja, akhirnya Yasmine keluar dari mobilnya. Wanita itu berjalan bolak-balik sambil menggigiti ujung kukunya, ia berusaha menelepon nomor Abidzar tetapi tidak aktif. Kembali ia berdecak ketika suasana kampus semakin sepi, hanya ada beberapa orang saja yang ikut organisasi. Apakah Abidzar juga ikut sebuah organisasi hingga tidak ada kabar? Sepertinya tidak, meskipun Yasmine tidak terlalu mengenal Abidzar, tetapi wanita itu tahu Abidzar tidak suka mengikuti organisasi semacam itu.

"Apa gue samperin ya ke sana? Enggak tenang banget ini hati gue," gumam Yasmine terus bolak-balik.

"Gue samperin aja deh, takut ada apa-apa gue lagi yang disalahin." Akhirnya Yasmine memutuskan menyusul Abidzar, ia melangkah menyusuri koridor-koridor kampus. Berharap Abidzar ada di suatu tempat, hingga telinganya menangkap sebuah suara yang membuatnya penasaran.

Langkahnya semakin cepat menuju taman belakang kampus, ia menutup mulutnya ketika melihat Abidzar dihajar oleh dua orang laki-laki dengan cepat ia berlari menghampiri tiga orang itu, benar-benar ya bisanya mereka main keroyokan.

"Woy apa yang kalian lakuin!?" teriak Yasmine membuat dua orang itu membalikkan tubuhnya menghadap Yasmine, wajah keduanya berubah menjadi pucat.

"Ternyata kalian ya? Jangan bilang waktu Abidzar babak belur itu gara-gara kalian juga!?" Yasmine tentu kenal dua orang itu, dua orang itu adalah Brandon dan Yogi yang merupakan teman se-geng Putra dulu. Kini ia tahu siapa dalangnya, pasti Putra.

"Pergi enggak kalian? Atau kalian mau ya gue laporin ke rektor kampus ini kalo ada dua mahasiswanya yang suka mukulin orang!? Biar kalian dikeluarin sekalian!" Tubuh keduanya menegang mendengar ancaman Yasmine.

"Dan satu lagi, kasih tau itu temen lo! Biarpun dia nyuruh kalian berdua nyakitin Abidzar gue enggak akan pernah tinggalin dia! Paham!?" Mereka mengangguk kaku kemudian pergi dari hadapan Yasmine dan Abidzar.

"Uhuk ... uhuk ...." Abidzar terbatuk, bahkan mengeluarkan darah.

Yasmine langsung menghampiri Abidzar dengan perasaan khawatirnya, melihat keadaan Abidzar yang seperti ini Yasmine tahu separah apa dua orang itu dalam memukuli Abidzar.

"Lo enggak apa-apa?" tanya Yasmine sambil menahan bahu Abidzar yang akan ambruk.

"A-aku enggak apa-apa kok, uhuk ... uhuk ...." Abidzar kembali terbatuk.

"Lo masih kuat jalan?" Abidzar mengangguk hingga akhirnya Yasmine menuntun Abidzar pergi dari taman ini.

"Kita harus ke rumah sakit, luka lo parah banget." Yasmine berujar setelah mereka ada di dalam mobil.

"Enggak usah, langsung pulang aja. Uhuk ... uhuk ...."

"Jangan keras kepala! Pokoknya kita ke rumah sakit!" Yasmine menjalankan mobilnya menuju rumah sakit, ia yakin luka Abidzar pasti parah.

***

Assalamu'alaikum semuanya, kira-kira sudah brp lama ya author enggak up ini cerita? Hampir tiga minggu ya kayaknya wkwk, habis sepi jadi ga semangat nulisnya .... Biarlah kalo masih sepi bisa dipindah ke sebelah siapa tau lebih rame.

Oh iya author mau ngucapin selamat berpuasa ya teman-teman, mohon maaf apabila ada ketikan author yang pernah menyinggung atau menyakiti hati kalian. Semoga lancar ibadahnya di bulan puasa ini, aamiin ....

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang