Bab 18 | Memulai Rencana

11.3K 770 8
                                    

Kini saatnya ia harus memulai rencana itu, rencana yang akan membuat Yasmine kembali padanya. Putra tersenyum ketika sebuah rencana yang telah ia susun itu kini sudah menjadi rencana yang begitu rapi dan kemungkinan besar membuat Yasmine kembali padanya, ya seobsesi itu Putra dalam mencintai Yasmine. Yang menjadi miliknya maka harus kembali padanya, tidak ada yang boleh merebut miliknya. Termasuk bocah ingusan itu, enak saja dia dengan mudahnya terperangkap dalam pernikahan bersama Yasmine. Padahal dua orang itu masih baru dalam hal saling mengenal, sedangkan dirinya yang sudah lama berusaha mendapatkan Yasmine? Harus mundur begitu saja? Tentu saja tidak bisa, Yasmine harus kembali padanya.

Putra memang selalu percaya diri dengan kemampuan yang ia miliki, tentu saja harus begitu karena kepercayaan diri itu begitu penting. Sama seperti dirinya yang begitu percaya diri akan mendapatkan Yasmine begitu ia menjadi seorang model dan right hal itu benar-benar ia dapatkan. Seperti saat ini ia begitu percaya diri dengan rencana yang telah ia buat ini, Yasmine pasti akan kembali padanya. Tentu saja, Yasmine tidak akan bisa menolaknya. Apalagi ia sudah memegang kartu AS wanita itu, yang awalnya menolak pasti akan berpikir ulang lagi untuk menolak dan akhirnya dia sendiri yang meminta kembali padanya. Tak sabar rasanya ia menunggu waktu itu tiba, di mana Yasmine memohon-mohon padanya agar tetap bersamanya.

"Lo yakin kalo ini semua akan berhasil, Put?" tanya salah seorang temannya yang agak tak yakin dengan rencana yang Putra buat.

"Kenapa lo? Ragu sama gue? Lo tau 'kan kalo gue enggak akan pernah berhenti sebelum Yasmine mau terima gue lagi. Yah, kalo misal rencana ini gagal gue bisa cari jalan yang lain 'kan?" tanya balik Putra.

"Gue enggak nyangka kalo obsesi lo segitunya sama Yasmine, ayolah, Man! Masih banyak cewek lain yang lebih cantik dan lebih muda dari Yasmine. Buat apa lo susah payah ngejalanin rencana ini yang mungkin bisa bahayain karir lo nantinya," ujar Yogi tak habis pikir dengan Putra.

Awalnya Brandon dan Yogi menurut saja dengan apa yang Putra katakan, tetapi setelah kemarin mereka mendapat teguran dan ancaman dari Yasmine kalau mereka bisa saja wanita itu laporkan ke rektor kampus. Mereka berdua jadi takut, takut kalau karena rencana Putra ini mereka berdua akan terkena dampaknya. Tidak bisa dibayangkan semarah apa keluarganya kalau tahu mereka membantu Putra melakukan hal ini hanya karena alasan pertemanan, mungkin saja mereka akan diusir dari rumah dan tidak dianggap anak lagi.

"Diam! Lo enggak usah sok ngatur gue, yang gue rasain sama Yasmine itu cinta bukan obsesi atau semacamnya. Lo enggak tau 'kan rasanya jatuh cinta seperti ini? Rasanya gue mau mati kalo Yasmine masih enggak mau balik lagi sama gue." Yogi dan Brandon menggelengkan kepalanya.

"Gue enggak mau ikutin rencana lo yang ini, Put. Gue takut kalo keluarga gue tau, mereka bisa ngusir gue." Putra memandang Yogi dengan tajam ketika kata-kata itu terlontar.

"Gue juga enggak mau ikut deh, rencana lo menurut gue terlalu merugikan banyak pihak terutama lo sendiri, Put. Lo enggak mentingin karir lo yang seorang model? Karir lo bisa aja ikutan hancur setelah rencana ini," ucap Brandon.

"Gue enggak peduli sama karir gue, yang gue peduliin adalah Yasmine mau balik sama gue. Terserah kalian mau ikut sama gue atau enggak, hmm mungkin bisa aja abis ini rahasia kalian gue kasih tau ya sama orangtua kalian? Apa ya reaksi kedua orangtua kalian kalo gue kasih tau, anak yang disayanginya suka menghambur-hamburkan uang buat judi? Kayaknya bukan hanya diusir dari rumah, kalian juga mungkin akan diasingkan dari negeri ini." Ancaman Putra begitu menyeramkan, Brandon dan Yogi saling pandang.

"J-jangan gitu lah, Put. Lo 'kan temen gue, masa iya lo tega biarin temen lo sendiri diusir sama keluarganya?" Brandon menggangguki perkataan Yogi.

"Tega enggak tega, kalian harus tentukan pilihan. Mau ikut sama gue dan rahasia kalian aman atau mau pergi, tapi jangan salahin gue ya. You know what I mean ...."

"Fine! Gue ngikut sama rencana lo, Put!" Putra tersenyum mendengar perkataan Yogi.

"Good boy! Itu yang mau gue denger dari lo, lo gimana, Brandon?" Brandon memandang Yogi dan Putra bergantian.

"Yeah, gue enggak ada pilihan lain selain mengiyakan 'kan? Oke gue juga ngikut." Akhirnya Brandon menentukan pilihan yang kemungkinkan besar akan ikut membahayakan namanya.

"Enggak usah nunggu waktu lama lagi, kalian berdua ikut sama gue. Ada yang mau gue kenalin ke kalian berdua," ucap Putra. Pria itu mendorong pintu keluar gudang di mana selama ini menjadi markasnya dalam menyusun rencana.

"Kita mau ke mana, Put?" tanya Brandon ketika Putra menyuruhnya menyetir, tetapi laki-laki itu sama sekali tidak mengatakan tujuannya ke mana.

"Oh gue lupa bilang, kita ke Luxury's hotel." Brandon mengangguk, ia tahu di mana hotel itu berada.

Kurang lebih tiga puluh menit dari gudang kosong itu perjalanan mereka menuju hotel, Putra dan kedua temannya memasuki Luxury's hotel di mana tempat pertemuannya dengan orang yang selama ini ia jadikan umpan dalam menyusun rencananya. Mereka bertiga menuju restoran hotel di mana orang-orang itu sudah menunggu kedatangannya.

"Mereka siapa, Put?" tanya Yogi berbisik ketika melihat dua orang asing yang sepertinya bukan berasal dari negara ini.

"Dia ibu kandung dan ayah tirinya Yasmine," jawab Putra membuat kedua temannya terperangah.

"L-lo ketemu mereka di mana!?" tanya mereka berdua hampir berbarengan.

"Nanti juga kalian tau." Putra tersenyum misterius.

"Kalian duduk di meja yang berjauhan dari gue dan dua orang itu karena ada pembicaraan rahasia yang mau gue omongin ke dua orang itu, kalian paham?" Keduanya mengangguk kemudian mencari tempat terjauh dari Putra dan dua orang asing yang kini tengah berbincang.

"Hai, Nak Putra. Kami sudah menunggumu," ucap mommy Yasmine menyapa hangat kedatangan Putra.

"Maaf datang sedikit terlambat, tadi ada urusan sedikit." Putra memasang wajah pura-pura menyesal.

"Tidak apa, yang penting kamu sudah datang itu sudah membuat kami senang. Oh iya, kami ingin mengucapkan terima kasih banyak karena Nak Putra sudah membantu kami dalam kesulitan," ucap mommy Yasmine.

"Tentu saja, hal itu bukanlah hal sulit bagiku. Hmm, langsung saja karena aku tak mau berbasa-basi dengan kalian, bantuan yang aku beri itu tidak gratis." Kedua orang paruh baya itu saling pandang.

"M-maksudnya kami harus membayar lagi padamu?" tanya mommy Yasmine.

"Ya, mungkin bisa dibilang seperti itu. Tapi aku tidak membutuhkan bayaran berupa uang, yang aku butuhkan adalah kerjasama kalian. Aku akan membantu kalian mendapatkan harta Yasmine, tetapi dengan syarat kalian harus membantuku mendapatkan Yasmine kembali. Bagaimana?" Tawaran yang begitu menarik sebenarnya, tetapi masih ada ragu di hati kedua orangtua Yasmine.

"Atau jika kalian menolak, kalian harus membayar semua uang yang aku keluarkan untuk kalian dan mungkin jika kalian tidak bisa membayar, jeruji besi yang akan menjadi balasan bagi kalian." Putra berucap dengan santai, tetapi kalau mereka peka terselip ancaman di akhir perkataanya.

"J-jangan begitu, Nak. Kami pasti akan setuju dengan rencanamu." Mendengar itu, Putra tersenyum penuh kemenangan. Karena uang, semua nampak lebih mudah untuk dijalankan.

***

Kira-kira rencana busuk apa yang akan Putra lakukan pada Yasmine, ya?🤔

Alhamdulilah bisa up lagi, kali ini lebih cepat karena selagi ada waktu luang buat up. Yuk komen dan vote supaya author semangat 🌞

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang