Bab 1 | Hidup Baru

23.8K 1.9K 20
                                    

Yasmine rasanya sudah benar-benar akan menjadi gila saat ini, bagaimana tidak? Niat hati ingin menolong seorang bocah SMA yang terluka. Tetapi dia malah ketiban sial kepergok beberapa orang yang lewat hingga dia dan bocah yang dia ketahui bernama Abidzar itu dituduh melakukan hal yang tidak-tidak, padahal kenyataan yang sebenarnya tidak begitu. Benar-benar gila! Hidupnya yang damai dan tentram kini malah terusik dengan kehadiran bocah SMA itu, dia sangat-sangat menyesal telah membantu bocah itu kabur dari para preman yang akan mengejarnya. Tahu begitu lebih baik dia biarkan saja bocah itu terluka, sebenarnya takdir macam apa yang tengah Tuhan berikan padanya? Dia benar-benar merasa tak habis pikir.

Dia melirik sekilas ke arah bocah yang masih mengenakan seragam SMA-nya itu, kini mereka sedang berada di perjalanan pulang setelah pernikahan penuh paksaan yang membuat Yasmine yang tak pernah mengeluarkan air mata sedikitpun tetapi beberapa jam lalu terisak-isak karena akan menikah dengan seorang bocah SMA. Ah dia kembali meralat ucapannya, bukannya akan tetapi mereka benar-benar sudah menikah. Dan Yasmine benci mengingat kejadian beberapa menit lalu itu, dia berharap semoga saja ini mimpi baginya bukannya kenyataan.

"Rumah lo di mana?" tanya Yasmine tiba-tiba, membuat pria berseragam SMA yang senantiasa menunduk itu mendongak hingga tatapannya dan Yasmine bertemu.

"R-rumahku?" tanyanya dengan sedikit tergagap.

"Iya, lo pikir gue tanya rumahnya siapa?" sarkas Yasmine membuat Abidzar menunduk.

"Rumahku ada di jalan Anggrek nomor 15," jawabnya.

Setelahnya mereka kembali diam, Yasmine yang sibuk menyetir sesekali mengumpat dalam hati sedangkan Abidzar yang sedari tadi menunduk. Sesekali Yasmine mencuri pandang ke arah bocah yang sudah resmi menjadi suaminya itu, ah bocah itu kenapa terlihat polos sekali? Yasmine segera merutuki ucapannya. Tentu saja dia masih polos, lihat saja seragam yang bocah itu kenakan. Mengingat bahwa dia tak lagi menjadi wanita lajang membuat Yasmine rasanya ingin kembali menangis.

"Yang mana rumah lo?" tanya Yasmine lagi hingga akhirnya Abidzar menunjukkan jalan ke rumahnya.

Mereka tiba di depan sebuah rumah bercat hijau yang terlihat sederhana dengan beberapa tanaman bunga serta sayuran yang berada di depan rumah itu, tanpa menunggu apapun Yasmine turun dari mobilnya. Dia memberikan isyarat pada Abidzar agar bocah itu ikut turun, sebenarnya bisa saja Yasmine langsung kabur dari sini. Tetapi dia tidak menginginkan hal itu, meksipun mereka hanya menikah sah secara agama tetap saja hal itu adalah hal yang sakral. Mungkin dia akan kembali memikirkan pernikahan aneh ini, apalagi bukankah dia memang akan mencari pria yang mau menikahinya agar dia bisa terbebas dari mantan pacarnya yang terlalu terobsesi padanya itu? Ah mendadak Yasmine memiliki ide itu.

"Assalamualaikum, Umi ...." Yasmine yang sedari tadi sibuk meneliti rumah minimalis ini langsung menoleh ke arah Abidzar yang sedang menghampiri seorang wanita paruh baya lalu menyalami tangan wanita itu dengan khidmat.

Dengan gaya yang sebenarnya canggung namun sebisa mungkin dia buat santai, Yasmine menghampiri dua orang itu. Dapat dia lihat wanita paruh baya itu memandang dirinya heran, tentu saja heran. Mungkin yang ada dipikiran wanita itu, siapa Yasmine? Yasmine bertambah canggung ketika wanita yang mengenakan kerudung abu-abu yang sangat lebar itu memandanginya dari atas hingga bawah. Seakan meneliti penampilannya yang terlihat aneh? Aneh? Ah entahlah dia tidak tau apa yang ada di pikiran wanita yang dipanggil Umi oleh bocah yang sudah menjadi suaminya itu.

"Ini siapa Dzar?" tanya Syifa–Umi Abidzar.

"D-dia-...." Perkataan Abidzar terhenti ketika Yasmine memotong dengan cepat perkataan bocah itu.

"Saya Yasmine Bu," ujar Yasmine kemudian menyalami tangan Umi Syifa.

"Kenapa kamu bisa bersama anak saya dan astaghfirullah, Nak. Wajah kamu kenapa?" Umi Syifa memegangi wajah Abidzar yang terluka, terlihat dengan jelas kepanikan di wajah sedikit keriput itu.

"Dzar gak apa-apa kok Umi," ucap Abidzar sambil tersenyum menenangkan Uminya.

"Jadi begini Bu, tadi saat saya akan pulang. Saya melihat Abidzar yang sedang dikejar dengan beberapa preman, akhirnya saya meminta Abidzar menaiki mobil saya dan-...." Yasmine tersentak ketika Umi Syifa tiba-tiba menggenggam tangannya dengan erat.

"Terima kasih banyak Nak, kamu sudah menolong anak Umi. Ayo silakan masuk dulu, maaf tadi Umi lupa menawarkan masuk. Kita malah berdiri di sini sedari tadi, ayo masuk." Umi Syifa meminta Yasmine dan Abidzar memasuki rumah minimalis itu.

Yasmine duduk disebuah single sofa, bersama dengan Abidzar yang masih memakai seragamnya yang duduk bersebrangan dengannya. Sedangkan Umi Syifa pergi ke dapur mengambilkan minum untuk Yasmine dan Abidzar sekaligus mengambil kotak obat, Abidzar memang belum sempat diobati tadi. Sudut bibir pria itu masih terluka, ditambah beberapa luka lebam di beberapa bagian wajahnya.

"Ini Nak silakan diminum," ucap Umi Syifa kemudian meletakkan dua gelas jus di atas meja.

"Terima kasih Bu," ujar Yasmine sambil tersenyum kemudian menyesap sedikit jus itu untuk mengurangi sedikit dahaganya.

"Aduh, sakit Umi." Yasmine dapat mendengar Abidzar merintih ketika Umi Syifa mengobati lukanya.

"Makanya kamu ini dibilangin sama Umi suka ngeyel sih, biar Abi aja yang mengantarkanmu. Masih aja maunya mandiri, sekarang kamu luka kan? Untung saja kamu baik-baik saja, Nak. Umi khawatir sama kamu," ucap Umi Syifa sambil meneteskan Betadine di atas kapas kemudian menempelkan kapas itu diluka Abidzar.

"Sekali lagi terima kasih ya Nak, kamu sudah menolong putra Umi." Umi Syifa kembali berbicara pada Yasmine ketika dia sudah mengobati luka Abidzar.

"Iya, oh iya Bu. Sebenarnya ada yang ingin saya bicarakan," ucap Yasmine tiba-tiba. Dia tidak ingin menyembunyikan hal ini lama-lama, biar bagaimanapun juga Umi Syifa harus tahu kalau putranya yang masih SMA itu sudah memiliki istri yang tak lain adalah dirinya sendiri.

Abidzar mendadak menjadi gugup ketika Yasmine mengatakan hal itu, dia seperti sudah tahu apa yang akan wanita dewasa itu katakan pada Uminya.

"Ada apa Nak?" tanya Umi Syifa yang mengerti kalau ada yang tidak beres dengan ucapan Yasmine yang terlihat agak ragu sedangkan putranya yang terlihat sangat gugup.

Akhirnya Yasmine pun menceritakan segalanya, dari awal sampai akhir mereka bisa tiba di sini. Tidak ada yang ia tutupi, Umi Syifa yang mendengar cerita Yasmine pun menutup mulutnya. Dia tak percaya kalau putranya yang masih SMA ternyata kini sudah menikah dengan wanita dewasa karena kesalahpahaman yang terjadi, mendadak Umi Syifa merasa bersalah.

"Maafkan kami ya Nak, gara-gara kamu yang menyelamatkan putra Umi. Kamu sampai dituduh melakukan yang tidak-tidak, tapi Umi mohon semoga kamu tidak ingin berpisah dari anak Umi. Umi tidak mau Abidzar menjadi duda di umurnya yang masih sangat muda ini, maaf jika Umi terkesan egois padamu." Yasmine tersenyum mendengarnya, bercerai? Tentu saja dia tidak akan mungkin melepaskan Abidzar begitu saja. Apalagi jika bocah SMA itu bisa membuatnya terlepas dari jerat mantan pacarnya yang terobsesi padanya.

"Saya tentu tidak akan bercerai begitu saja dengan Abidzar, meskipun kami menikah karena kesalahpahaman. Tetapi menurut saya pernikahan itu hal yang sakral yang tidak bisa dimainkan begitu saja, sebelumnya saya ingin bertanya. Apakah Ibu menerima saya sebagai menantu Ibu? Yah mengingat usia kami yang terpaut cukup jauh seperti ini." Yasmine mengajukan pertanyaan itu pada Umi Syifa.

"Semuanya sudah menjadi takdir kalian, tentu saja Umi menerimamu sebagai menantu Umi dengan sepenuh hati." Yasmine tersenyum mendengarnya, walau dia tahu kalau Umi Syifa itu menerimanya karena mungkin takut akan ada hal lain yang akan keluarga itu alami jika mereka melakukan kesalahan. Melihat pakaian Yasmine yang terkesan begitu modis seperti itu, tentu saja beliau tahu Yasmine bukan sembarang orang. Apalagi bukan wanita itu yang mencari masalah, melainkan wanita itu sudah sangat baik membantu putranya dari masalah dan kini wanita itu malah terjerat masalah.












Siapa yang menunggu cerita ini up? Komen ya^-^

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang