Ekstra Part

20.4K 983 26
                                    

Ayisha Fatimatuzzahra, nama putri pertama dari pasangan Abidzar dan Yasmine. Ya, setelah sembilan bulan mengandung, akhirnya putri mereka lahir ke dunia. Nama indah itu Abi Nazar yang memberikannya, beliau sangat antusias sekali dalam memberikan nama cucu pertamanya itu. Abidzar yang merupakan ayah dari putrinya sendiri pun tak dapat menolak keinginan abinya, hingga akhirnya Abi Nazar lah yang memberikan nama itu. Beruntung sekali Yasmine sama sekali tidak rewel soal siapa yang memberikan nama pada putrinya, Yasmine malah merasa sangat senang karena mertuanya berkenan memberikan nama pada putrinya dan Abidzar. Itu pertanda bahwa Abi Nazar sangat menyayangi Ayi– nama panggilan untuk putri mereka yang tentu saja Abi Nazar yang menentukan.

Abidzar merupakan anak tunggal, jelas saja Abi Nazar akan begitu antusias. Apalagi ini merupakan cucu pertamanya, sudah lama pria paruh baya itu mendambakan memiliki seorang cucu. Terutama cucu perempuan karena berhubung anaknya laki-laki, sepertinya Allah tengah mengabulkan doanya. Karena cucu pertamanya berjenis kelamin perempuan, Abi Nazar jelas tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya. Berkali-kali ia menatap wajah cucunya yang cantik menggemaskan itu, perpaduan dari wajah Yasmine dan juga Abidzar. Ayisha begitu mungil dan cantik, sama seperti saat Yasmine bayi dulu. Mengingat masa kecilnya, Yasmine tersenyum miris. Dalam hati ia menggumamkan janji kalau ia akan menjadi ibu terbaik untuk putrinya Ayisha, ia akan melimpahkan segenap rasa kasih sayangnya agar Ayisha tak merasakannya apa yang ia rasakan dulu.

"Dzar, aku mau pulang. Enggak mau di sini terus," rengek Yasmine yang kesekian kalinya di hari ini.

Yasmine sama sekali tak betah berada di rumah sakit, padahal baru dua hari dua malam ibu dari satu anak itu menginap di rumah sakit ini setelah melahirkan. Bukan tanpa alasan, Yasmine memang merasa tak nyaman karena di sini bau obat-obatan begitu tercium. Terkadang ia akan mengalami pusing dan mual, aneh memang. Bayinya sudah keluar dari dalam perutnya, tetapi mual dan pusing itu masih mengganggunya.

"Sabar, Sayang. Dokter menyarankan kalau kamu harus menginap di sini tiga hari karena kamu masih dalam pemulihan setelah melahirkan, tunggu satu hari lagi, ya? Aku janji besok aku akan tanyain sama dokter. Apa kamu bisa pulang besok atau enggak," ucap Abidzar mencoba membujuk istrinya yang kini sudah menunjukkan kalau ia tengah merajuk.

Yasmine memajukan bibirnya, sebal dengan perkataan Abidzar yang tak sesuai dengan keinginannya. Ia ingin segera pulang dari sini, mengapa suaminya itu sangat susah menurutinya? Sudah berkali-kali ia mencoba merayu Abidzar agar Abidzar mau mengajaknya pulang. Nyatanya jawaban suaminya tetap sama, harus meninggalkan persetujuan dokter dulu.

"Tapi aku enggak betah di sini, aku mau ...." Kata-kata Yasmine terhenti ketika pintu kamar inapnya terbuka hingga nampaklah di sana ada Aira, Faisya dan juga Fahri yang tengah menggendong Faisya.

"Assalamu'alaikum ...." Aira dan Fahri mengucap salam sambil memasuki kamar inap Yasmine.

"Waalaikumsalam ...."

"Aira!" panggil Yasmine merasa senang dengan keberadaan Aira, bahkan ia melupakan kalau ia tengah kesal hari ini karena Abidzar tak mau membawanya pulang dari sini.

"Gimana kabar kamu, Yas? Alhamdulillah, ya, akhirnya kamu dapat anggota keluarga baru," ucap Aira membuat Yasmine tersenyum.

"Alhamdulillah gue baik, Ai. Makasih ya lo sama suami lo udah datang jenguk gue. Gue seneng sama kehadiran kalian, terutama Faisya. Hallo kakak Fai. Nanti main, ya, sama dedek Ayi." Yasmine mengusap lembut kaki Faisya yang berada di gendongan Fahri.

"Pastinya aku datang lah, Yas. Masa iya sahabatku sendiri melahirkan aku enggak datang buat jenguk? Ngomong-ngomong Ayisha-nya mana, Yas? Aku mau lihat secantik apa sih putri kamu? Apa secantik Faisya?" tanya Aira mencari-cari keberadaan putrinya Yasmine.

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang