Bab 29 | Bismillah, Aku Hijrah!

14.7K 1K 19
                                    

Kali ini, ada yang berbeda dari diri Yasmine, lebih tepatnya penampilan Yasmine. Jika dulu wanita itu selalu memakai pakaian yang kata Abidzar penjahitnya kekurangan bahan, kali ini Yasmine memakai pakaian yang lebih tertutup. Tak hanya itu saja, rambutnya ia biasanya ia urai kini tertutup dengan sebuah kain. Yup, sebuah hijab berwarna moccha. Abidzar yang pertama kali melihat penampilan istrinya yang berbeda pun begitu terpana dengan aura kecantikan yang semakin terpancar dari diri sang istri. Istrinya semakin cantik berkali-kali lipat saat menutup rambutnya. Yasmine memang bertekad kalau ia akan memulai berhijrah. Bismillah, aku hijrah! batin Yasmine dalam hati.

Yasmine begini, bukan karena Abidzar atau apapun melainkan karena dirinya sendiri. Abidzar hanya membantu membuka mata hati Yasmine kalau ingin berubah menuju kebaikan itu tak menunggu nanti-nanti. Masih teringat dengan jelas di pikiran Yasmine apa yang suaminya itu katakan sehingga kini dirinya memutuskan berhijrah, dari masa keburukan ke masa yang lebih baik lagi. Yasmine sudah mantap, ia juga beberapa kali sudah shalat istikharah mengenai keputusannya ini. Dan Allah yang maha baik memberikan ia petunjuk serta hidayah.

"Jika kita ingin berhijrah, tak perlu menunggu waktu yang tepat. Coba kamu bayangkan, kalau kamu selalu menunggu waktu yang tepat. Sedangkan ajal kamu sampai di saat kamu belum menutup aurat, apakah Allah dan malaikat mau mendengar permohonan kamu? Banyak orang bilang, hijabin dulu hatinya, baru berhijab. Itu salah! Sama sekali tidak dibenarkan. Membernarkan hati dengan menutup aurat itu merupakan dua hal yang berbeda. Kewajiban menutup aurat sudah Allah perintahkan dan tegaskan di dalam firman-nya yaitu ayat Al-Qur'an. Itu berarti kalau hukum berhijab itu wajib, mau yang tua atau yang muda. Masalah membenarkan hati, sedikit demi sedikit bisa dirubah ketika telah menutup aurat. Kalau orang menutup aurat jelas saja ia akan tahu batasan-batasannya dan perlahan mulai memahaminya. Tapi kalau orang itu hanya memanfaatkan hijab demi kepentingan duniawi, itu salah. Jangan salahkan hijabnya, tapi orangnya."

Yasmine masih mengingat jelas perkataan Abidzar yang begitu panjang. Mendengar itu, hati Yasmine terbuka. Pikirannya pun ikut terbuka, lama Yasmine melamun dan merenungkan segalanya. Hingga ia paham kalau masalahnya dengan Putra merupakan sebuah peringatan yang Allah berikan padanya. Yasmine awalnya tak memahami peringatan itu, tetapi setelah ia berdiskusi pada Abidzar. Laki-laki itu pun bercerita panjang kali lebar mengenai hal yang ingin ia tahu.

Sebenarnya sedari dulu, Yasmine sudah ingin menutup auratnya. Melihat Aira yang sepertinya nyaman-nyaman saja mengenakan hijab, sejujurnya membuat Yasmine iri dan ingin mencobanya. Namun, hatinya sama sekali belum tergerak karena Yasmine takut kalau kariernya sebagai seorang model akan terhambat. Namun, kini Yasmine sudah mantap, tak ada lagi yang bisa menghalanginya menutup auratnya.

"Terlepas semua masalah yang sudah terjadi, jika memang menjadi seorang model adalah rezeki kamu. Insyaallah Allah akan memudahkan jalan kamu, percaya pada Allah kalau Allah pasti akan memberikan jalan terbaik untukmu kalau kamu teguh pada pendirianmu yaitu berjuang pada kebaikan," ucap Abidzar kala itu yang membuat Yasmine begitu tersentuh.

Abidzar usianya memang lebih muda dari Yasmine, tetapi terkadang pikiran laki-laki itu begitu dewasa. Yasmine menjadi kagum pada Abidzar, suami berondongnya yang dulunya tak ia anggap. Kini ia cintai sepenuh hati, ya Yasmine mengakui kalau kini ia sudah jatuh cinta pada Abidzar. Benar apa yang Aira katakan dulu padanya, cinta datang karena terbiasa bersama. Terbiasa bersama, Yasmine mengetahui hal apa yang Abidzar miliki dan tidak dimiliki oleh orang lain.

"Istri aku cantik banget." Suara itu membuat Yasmine mendongak, di hadapannya kini ada Abidzar yang menatapnya dengan senyum yang begitu manis.

Abidzar kini tak lagi canggung melayangkan pujiannya pada Yasmine, menurutnya itu wajar dilakukan mengingat kalau Yasmine adalah istrinya. Apalagi sikap Yasmine yang perlahan-lahan mulai menerimanya membuat Abidzar begitu senang sehingga ia pun tak segan-segan menunjukkan perhatiannya pada sang istri.

"Kelihatan aneh enggak?" tanya Yasmine menatap pantulan dirinya di cermin.

Abidzar melangkah mendekati Yasmine, laki-laki itu dengan berani meletakkan tangannya di pinggang Yasmine. Ia memeluk Yasmine dari belakang dan juga meletakkan dagunya di pundak Yasmine, laki-laki itu kembali tersenyum manis.

"Enggak, 'kan aku udah bilang kalo kamu tambah cantik. Aku senang akhirnya kamu mau Pake hijab," ujar Abidzar membuat Yasmine tersenyum.

Wanita itu mengusap lengan Abidzar yang melingkari pinggangnya, mereka sudah terbiasa melakukan kontak fisik sehingga Yasmine tak kaget lagi dengan pelukan Abidzar yang seperti ini. Yasmine membalikkan tubuhnya, ia menatap Abidzar dengan pendaran penuh cinta yang tak ia tutup-tutupi. Ia mengalungkan tangannya di leher Abidzar hingga kening mereka saling bersentuhan, Abidzar terkekeh geli melihat istrinya yang makin aktif dan tak tanggung-tanggung membalas kontak fisiknya, tetapi Abidzar suka Yasmine yang seperti ini.

"Emang aku enggak kelihatan tua?" tanya Yasmine tiba-tiba.

"Kok nanyanya gitu?" tanya Abidzar balik.

"Kan tuaan aku daripada kamu, siapa tahu kamu malu punya istri tua kayak aku. Udah kayak tante-tante." Yasmine cemberut, wanita itu melepaskan pelukannya di leher Abidzar kemudian membalikkan tubuhnya meninggalkan Abidzar.

"Kata siapa kamu tua? Kamu masih cantik kok, selalu cantik di mata aku. Lagian buat apa banding-bandingin fisik? Lama-lama kalau udah tua juga pasti keriput, enggak cuma aku tapi aku juga." Yasmine semakin cemberut, menurutnya kata-kata Abidzar sama sekali tidak ada manis-manisnya. Kata-kata Abidzar itu sama saja menegaskan kalau ia memang sudah tua.

"Apalagi kalau udah berhijab gini, makin tambah cantik. Aku semakin bangga sama istri aku ini, bisa menjaga apa yang seharusnya suaminya lihat dan harus ditutupi dari orang lain." Karena tak ingin terus melihat istrinya cemberut, Abidzar memeluk Yasmine dari belakang.

"Tapi aku dulu 'kan enggak kayak gini, aku dulu suka berpakaian kekurangan bahan. Ditambah aku juga kadang suka kontak fisik sama pria lain," balas Yasmine ketika mengingat dosa yang telah ia perbuat.

"Itu cuma masa lalu, semua orang pasti punya masa lalu. Sekarang 'kan kamu udah berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, hari ini kita kunjungi abi dan umi ya? Mereka pasti senang liat kamu yang udah menutup aurat." Yasmine mengangguk sambil tersenyum.

"Tapi sebelum itu ada yang mau aku urusin dulu," ucap Yasmine.

Wanita itu mengambil ponselnya kemudian mengetikkan sesuatu di sana.

To : Mantan Lucknut

Gue enggak peduli sama ancaman lo, silakan aja lo sebarin foto itu karena asal suami gue percaya sama gue. Gue enggak peduli kalau orang lain enggak percaya sama gue. Silakan aja ancam gue sepuasnya, enggak akan mempan lagi. Gue sekarang udah berada di jalan yang bener!

Send

Yasmine tersenyum ketika melihat pesannya sudah terkirim, ya Yasmine sudah siap kalau dunia nantinya akan membencinya asalkan Abidzar selalu percaya dan bersamanya.


***

Ehem ehem alhamdulillah udah bisa hijrah juga si Yasyas. Yas-Dzar makin aktif aja ya. Jomblo dilarang iri ya hahaha ....

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang