Bab 25 | Jebakan

11.5K 761 18
                                    

Perangkap itu sudah Putra persiapkan jauh-jauh hari, tinggal memanggil si mangsa agar bisa menemuinya kemudian 'hap' tertangkap! Hanya tinggal satu hal lagi yang harus ia lakukan. Yaitu meminta Yasmine menemuinya, ia sudah mempersiapkan semuanya. Yasmine harus mau menemuinya agar rencananya bisa berjalan dengan lancar. Rencana apa? Tentu saja rencana agar ia bisa mendapatkan Yasmine kembali. Sang pujaan hati yang sudah susah payah ia dapatkan, tetapi lepas begitu saja. Masa bodo antara cinta dan obsesi yang ia alami, yang terpenting ia harus segera menjadikan Yasmine miliknya lagi. Tidak ada yang boleh merebut Yasmine dari Putra Nugroho! Yasmine hanya milik Putra seorang, bukannya milik si bocah ingusan itu.

Laki-laki itu meraih ponselnya yang di dalamnya sudah ada kartu SIM yang baru ia beli, ia akan menghubungi Yasmine dengan nomor baru. Ia tidak akan memberitahu identitas aslinya, ia hanya akan menghubungi Yasmine saja dengan identitas yang tidak perlu wanita itu ketahui. Putra tersenyum miring, laki-laki itu yakin kalau kini rencananya pasti akan berhasil. Ia sangat yakin sekali, apalagi kedua orangtua Yasmine sudah ada bersamanya dan pastinya akan mendukungnya. Yasmine pasti akan takut dengan ancamannya kali ini dan pastinya langsung menemuinya kemudian ia bisa melakukan rencana itu dengan baik. Dah hal yang pastinya ia tunggu-tunggu, di mana Yasmine akan memohon padanya agar mau kembali bersama kemudian mereka bisa bersama seperti dulu lagi.

"Put, lo yakin lo mau ngejalanin rencana ini? Resikonya besar bagi karir lo sendiri loh," ucap Yogi mencoba menanyakan kembali apakah sahabatnya itu benar-benar yakin. Hanya karena ingin mendapatkan Yasmine, Putra rela mengorbankan karirnya sendiri dan juga nama baiknya. Tidakkah rencana kali ini benar-benar gila?

"Yakin! Gue enggak peduli sama karir gue, gue jadi model juga karena gue mau dapatin Yasmine. Kalian enggak perlu nanya berulang-ulang, cukup kalian bantu gue sedikit aja. Maka bayaran bagi kalian sangat besar," balas Putra kembali mengatakan apa yang akan diterima oleh kedua temannya itu jika rencananya kali ini benar-benar berhasil.

Brandon dan Yogi saling pandang, mereka mengangguk. Tawaran Putra cukup menggiurkan bagi mereka, mereka bisa bermain lagi jika Putra memberi mereka uang.

"Iya, kami setuju. Lo tenang aja, rencana lo kali ini pasti akan berjalan dengan baik. Yasmine pasti mau balik sama lo lagi," ucap Brandon mendukung ide Putra.

Putra tersenyum miring, laki-laki itu mulai mengetikkan pesan kemudian mengirimkannya ke nomor Yasmine. Setelah kata terkirim sudah ia baca, ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam celana jeans yang ia kenakan.

"Kalian siapkan aja semuanya, gue yakin Yasmine pasti akan datang. Kalau dia enggak mau datang, gue bisa bikin dia mau enggak mau datang." Putra tersenyum miring, kedua temannya saling pandang sambil menghela napas. Semoga saja rencana Putra bisa berjalan dengan lancar agar mereka pun bisa menyelamatkan rahasia yang selama ini ditutupi dari keluarga.

***

Di sisi lain, Yasmine mengernyit ketika mendapat sebuah SMS dari nomor yang sama sekali tak ia kenal. Sebuah SMS yang membuat Yasmine langsung panik, wanita itu harus berpikir tenang. Siapa tahu saja itu hanyalah orang iseng yang mengganggunya, tetapi ketika ia mendapatkan SMS lagi berupa foto. Yasmine tidak dapat berpikir jernih lagi.

Siapa kamu sebenarnya?

Kamu tidak perlu tau siapa aku, yang terpenting kamu harus datang ke alamat yang aku berikan. Atau rahasiamu akan aku bongkar!

Kamu mengancam ku?

Tentu saja iya, Nona! Cepat datang saja atau salah satu bagian dari keluargamu tidak akan pernah selamat!

Yasmine bimbang, sebenarnya jika ia mau ia bisa saja mengabaikan pesan itu. Namun, ancaman orang itu benar-benar membuat Yasmine takut, Yasmine takut kalau kariernya akan hancur jika sampai orang itu membeberkan rahasia yang selama ini Yasmine jaga dengan baik.

'Siapa orang itu? Kenapa dia bisa tahu rahasia keluarga gue? Atau mom yang memberitahu karena dipaksa oleh dia?'

Semasa bodo Yasmine pada ibunya, Yasmine tetap memiliki sedikit kepedulian. Yasmine hanya ingin agar ibunya dan ayah tiri serta anak mereka itu bisa kembali ke Mesir, Yasmine tidak ingin orang-orang itu menjadi celaka karenanya. Sepertinya motif orang ini melakukan ancaman karena dirinya, Yasmine yakin itu.

"Mbak, gue pake mobilnya bentar ya? Ada urusan mendadak ini," ucap Yasmine pada Rika yang masih menikmati makan siangnya.

"Ada urusan apa, Yas? Perlu gue ikut?" tanya Rika.

"Enggak perlu, Mbak. Gue bisa jalan sendiri kok. Kalo gitu gue duluan, ya, Mbak?" Yasmine menepuk bahu Rika hingga hampir membuatnya terdesak makanan.

Rika protes, baru saja ia akan memarahi Yasmine, tetapi wanita itu sudah hilang dari penglihatannya. "Paling ngurusin suami berondongnya nih si Yasmine," gumam Rika kemudian kembali melanjutkan makannya.

Yasmine mengendarai mobilnya dengan perasaan cemas yang tak dapat ia tahan lagi, ia khawatir terjadi sesuatu pada mommy-nya serta kariernya. Orang itu benar-benar tidak main-main dalam melayangkan ancamannya. Yasmine yakin itu, Yasmine mengendarai mobilnya hingga akhirnya mobilnya terparkir di tempat parkir sebuah hotel yang sudah Yasmine kenal karena beberapa kali agensi modelnya pernah mengadakan acara di ballroom hotel ini. Yasmine turun dari mobilnya dengan langkah tergesa-gesa.

'Tring'

Ia langsung membuka ponselnya ketika ada sebuah pesan masuk, dari nomor yang sama.

Pergilah ke kamar nomor 154

"Permisi, Mbak. Kamar nomor 154 di mana ya?" tanya Yasmine pada seorang resepsionis.

"Mbak bisa naik ke lift, kamarnya ada di lantai dua," jawab sang resepsionis itu sopan.

Yasmine mengangguk, wanita itu pergi memasuki lift setelah mengucapkan terima kasih pada sang resepsionis tentunya. Yasmine langsung mencari kamar nomor 154 itu kemudian mengetuk pintunya dengan perlahan.

Tok ... tok ... tok ....

Pintu terbuka, betapa terkejutnya Yasmine ketika ternyata Putra lah yang ada di hadapannya.

"L-lo ...." Yasmine tidak dapat melanjutkan perkataannya lagi ketika Putra tiba-tiba menempelkan sesuatu ke mulut dan hidungnya, Yasmine merasa pusing hingga akhirnya kesadarannya pun hilang. 

"Mudah sekali membuatmu datang ke sini ya, Sayang?" gumam Putra tersenyum penuh kemenangan.

Putra membopong tubuh Yasmine yang sudah pingsan, laki-laki itu mulai membuka bajunya. Ia membaringkan tubuh Yasmine di atas tempat tidur, ia membuka sedikit baju Yasmine hingga kedua bahunya terlihat. Putra dan Yasmine terbaring dengan selimut yang membungkus tubuh mereka, Putra memeluk Yasmine yang pingsan.

"Sekarang lakukan tugas kalian, foto kami dengan semaksimal mungkin," ucap Putra pada kedua temannya.

Tak hanya ada Putra saja yang berada di kamar ini, Yogi dan Brandon juga ada. Putra tentu saja tidak ingin menjadi bajingan dengan meniduri Yasmine di saat wanita itu tidak sadarkan diri, itu sama sekali tidak seru baginya. Ia hanya ingin mengambil foto kemesraan mereka saja agar Yasmine menurut padanya.

"Udah gue foto, Put. Semuanya bagus, dari tiap sudut kelihatan semua," ucap Brandon setelah selesai memfoto.

"Bagus."

"Kamu pintar, tapi sayangnya kamu terperdaya dengan jebakan yang aku buat." Putra tersenyum, ia membelai lembut rambut Yasmine.

***

Kira-kira apa yang akan terjadi?

Ayo yang mau maki Putra author persilakan 🙈

Zasmine (Abidzar-Yasmine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang