41. SECONDS OF GIVING BIRTH

8.4K 540 104
                                    

Semakin hari andrian semakin posesif terhadap billanya segala aktivitas yang di lakukan wanita itu dirinya batasi semua, dari memasak dan merawat rumah semua dirinya batasi. Selama hampir dua bulan ini dirinya juga memperkerjakaan satu asisten rumah tangga agar bisa membantu dirinya bekerja di dalam rumah.

Seperti saat ini andrian sedang memasak di dapur dengan bantuan bibi rasi Asisten baru mereka. Bibi rasi termasuk istri dari pak rosi, masih ingat kan dengan pak rosi penjaga gerbang rumah orang tua billa. Karena mendapat saran dari andro jadi andrian mengambil bi rasi untuk bekerja di rumah baru mereka, dia memang bekerja disini tapi andrian dan billa sudah menganggap seperti keluarga. Jika kebanyakan pembantu makan sendiri maka berbeda dari perlakuan mereka, mereka tetap makan bersama di meja makan yang sama. Tidak ada kata pisah dan antar asisten dan bos!

"Bi terus ini nya gimana'in?" Tanya andrian merasa bingung harus melelehkan sausnya dimana.

"Di atasnya den, kalo motif teh terserah aden aja. Sesukanya" jawabnya dengan senyum tipis, Bi rasi merasa beruntung bisa dekat dengan orang baik seperti andrian dan billa, tidak membedakan mana asisten dan mana bos, mereka sopan dan ramah kepada siapa saja termasuk dirinya yang hanya menjabat sebagai pembantu rumah tangga.

Andrian melakukan apa yang di ucapan bi.rasi tadi, membentuk motif alakadarnya dan tersenyum puas saat hasilnya sudah jadi tinggal di hidangkan kepada istri tercintanya yang sedang mengidam itu.

Ya. Wanita itu mengeluh ngidam tadi pagi, ingin di buatkan steak ayam dengan taburan saus indofood di atasnya dan dengan senang hati andrian membuatkannya dengan di bantu bi rasi.

"Bi, andrian mau hidangin ini ke billa dulu ya. Bibi kalo mau makan nih, khusus buat bi rasi yang cantik" Canda andrian dengan nada bicara yang menurut bi rasi seperti anak kecil.

"Iyaa den, terimakasih loh ini bibi malah jadi kebagian" Jawab bi rasi dengan tertawa pelan lalu menyuapkan steak buatan andrian tanpa canggung ada pemiliknya yang masih menatapnya.

Mengacungkan jari jempolnya dengan mengucapkan kata 'Enak' Andrian yang mendapatkan dua jempol tersenyum senang menganggakat satu piring dan berjalan menuju kamar yang di singgahi istri tercintanya.

"Mau kemana lo?" Sergah andrian saat melihat istrinya yang akan beranjak dari tempat tidur seraya menyangga pinggan-nya yang katanya sering ngilu

"Aku mau pipis, pengen pipis," Jawab billa

Karena andrian sudah memantapkan jiwanya untuk menjadi suamiable dan papahable nanti dengan sigap ia membantu istrinya dan tidak lupa meletakan steaknya dahulu.

"Andrian ... Ssshhhh perut aku sakit banget" Keluh billa merasakan perutnya sakit

"Lo pengen pup, yaudah gue temenin ayo"

Billa menggeleng pelan dengan wajah yang sudah sedikit pucat, ia mencengkram pinggang suaminya yang sudah dirinya gunakan untuk perpegangan sedari tadi.

"Sayang kamu mau lahiran?" Tanya andrian karena melihat wajah kesakitan dari istrinya, dengan sigap ia membawa istrinya untuk duduk di kasur kembali

"Ssshhhht ... sakit banget andrian kayanya dedeknya mau pada lahiran deh!"

"Yaudah ayo cepetan sayang lahiran biar aku jaganin!!" Seru andrian hebboh, billa mengusap perutnya dan menatap suaminya jengah, rasa sakitnya berkurang tapi kadang bertambah ia tahu pasti ini kontraksi pertama.

"Kamu jangan ngaco deh! yakali aku mau lahiran disini!"

"Terus dimana? Dirumah sakit? Kalo dokternya cewek boleh, kalo laki jangan harap, aku gak rela ya anu kamu di liat sama dokter laki!"

𝐀𝐍𝐃𝐑𝐈𝐀𝐍 [ 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang