14. DODGE

10.1K 580 4
                                    

Setelah meyakinkan diri untuk berangkat sekolah hari ini, kini billa sudah bersiap dengan seragam osis sekolahnya matanya yang sembab ia tutupi dengan kacamata hitam. Semoga saja hari-harinya masih seperti dulu tidak ada yang berubah sama sekali.

Setelah menempu perjalanan hampir 15 menit akhirnya kini billa sudah sampai di dalam gerbang sekolah, kaki nya terasa kaku dan enggan untuk keluar dari dalam mobil, matanya terus mengamati siswa-siswi yang terus berlalu lalang di area parkiran mobil.

"Gue takut." Bisik billa kepada dirinya sendiri.

"Gue enggak mau ketemu sama andrian," matanya kembali berkaca-kaca dada nya terasa sesak.

Tapi harus gimana lagi dirinya sudah sampai di sekolah, mau tidak mau dirinya harus masuk kedalam kelas.

Dengan berlahan tanganya ia kenakan untuk membuka pintu mobil, lalu menyembulkan kakinya untuk segera keluar. Tapi saat mengangkat wajahnya tatapanya bertubrukan dengan mata tajam milik andrian.

"Andrian" lirih billa. Dengan cepat cewek itu mengalihkan pandanganya lalu memakai kacamatanya kembali dan berjalan pergi meninggalkan parkiran mobil.

Andrian yang melihat itu berniat mengejar tapi keburu bell tanda masuk telah berbunyi, dan pada akhirnya cowok itu menundanya hingga jam istirahat nanti.

"Gue enggak mau lo ketakutan begini bill!" Batin andrian.

Cowok itu melangkah hingga berhenti di rooftop sekolah, ia mendudukan dirinya di pembatas rooftop dan menikmati angin pagi ini yang terasa berbeda. Tersenyum tipis saat sudah melihat billanya kembali bersekolah.

"Maafin gue." Gumam andrian.

"Lo ada masalah?" Tanya seseorang, menepuk bahu tegap andrian dengan pelan. Rival

Andrian menganggukan kepalanya pelan.

"Kenapa?" Tanya rival, lalu ikut mendudukan dirinya disana.

"Gue prawanin anak orang." Kata andrian cepat. Sempat terkaget rival menolehkan kepalanya cepat.

"Siapa."

"Billa"

Rival terdiam sejenak.

"Gimana bisa?"

Andrian menarik nafasnya pelan. Lalu nenceritakan awal kejadian hingga akhir kejadian, ia menoleh ke arah rival yang tampak serius mendengarkan ceritanya.

"Apa gue salah?" Tanya andrian dengan mata memerah.

Rival tidak bisa menjawab, cowok itu hanya diam memandang kosong ke arah depan. Lalu

"Gue gak tau." Jawab rival pada akhirnya.

●●●●

Bell istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, niat andrian sekarang adalah kelas billa, ia harus cepat-cepat berbicara empat mata dengan cewek itu, tidak mau terus-terusan seperti ini layaknya orang asing yang tidak pernah bertemu.

"Billa mana?" Tanya andrian saat melihat tiga sahabat andrian yang baru saja keluar kelas dengan wajah lesu nya.

Mereka menggelengkan kepalanya dengan kompak.

"Dia udah keluar sebelum bell bunyi" kata vanny.

Andrian mengusap wajahnya kasar. Gagal lagi!

Tanpa satu kata pun andrian pergi dari kelas billa untuk mencari cewek itu yang mungkin saja di taman belakang ataupun di mana.

Sedangkan disisi lain billa sedang duduk di dalam perpustakan di paling pojok. Ia sengaja memilih pojok karena tempatnya yang pas untuk menenagkan diri, apalagi jika di lihat dari depan tidak terlalu terlihat.

Cewek itu kesini hanya untuk menghindari andrian yang mungkin saja akan mencarinya nanti di dalam ruang kelas, ia belum siap bertemu cowok itu, dirinya malu dan takut bahkan sangat takut.

"Lo sendirian?" Tanya seseorang. Billa tidak menoleh ke orang tersebut yang sekarang dengan santainya malah duduk di samping dirinya.

"Kenalin gue langit kelas sebelas IPA 3" katanya menyodorkan tangan di hadapan billa.

Billa menoleh mendapati wajah tampan seseorang yang mengaku dengan nama langit tadi, tangan mungil nya menggapai lembut tangan langit.

"Billa." Jawabnya singkat. Lalu melepaskan kaitan tangan mereka.

Cowok itu menggaruk kepalanya merasa bingung apa yang mau dirinya bicarakan dengan cewek di hadapanya yang terlihat sedang banyak masalah, terlihat dari gerak geriknya dan nada bicaranya.

"Lo kenapa?" Tanya nya pada akhirnya.

Billa hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Bisa tinggalin gue sendirian?" Suruh billa.

Langit dengan kaku menganggukan kepalanya pelan, lalu beranjak dari sana dan meninggalkan cewek tersebut.

"Cantik." Batin langit dari kejauhan.

Setelah kepergian cowok yang entah siapa. Billa mengalihkan pandanganya ke arah luar jendela yang menampilkan taman belakang sekolah, tapi sebuah kebetulan atau apa lagi-lagi pandanganya bertubrukan dengan manik mata coklat milik andrian dengan cepat billa mengalihkan pandanganya dan beranjak pergi dari sana.

Andrian yang melihat itu pun langsung berlari untuk ke tempat dimana billa, cowok itu disana karena ia terus mencari billa hingga taman belakang tersebut tapi sebuah kebetulan ia melihat billa.

"Lo mau kemana?" Andrian mencekal pergelangan tangan billa yang baru saja keluar dari perpustakan.

Terkejut. Tentu saja billa terkejut dengan kedatangan andrian yang menurutnya cepat.

"Lepas!" Suruh billa dan memberontak dari cekalan tangan cowok itu.

"Gue gak akan lepasin lo, sebelum kita bicara!"

"Gue enggak mau." Kata billa dengan suara bergetar.

Andrian dengan cepat membawa cewek itu untuk menjauh dari perpustakaan, tidak mungkin ia, berbicara serius di depan perpustakaan.

"Maaf." Bisik andrian lalu memeluk erat cewek itu.

"Maaf ... maafin gue" gumam andrian, tapi billa hanya diam tidak menjawab perkataannya, membalas memeluk pun tidak.

"Maaf, gue tau gue salah. Bahkan kesalahan gue fatal banget bill."

Isakan kecil lolos dari bibir mungil billa cewek itu mencengkram baju seragam sekolah andrian dengan sangat kuat.

"Gue bodoh hiks"

Andrian menggelengkan kepalanya. Billanya tidak bodoh.

"Tolong jangan pernah menghindari." Lirih cowok itu, ia menatap punggung rapuh billa dengan mata berkaca-kaca.

"Gue takut."

"Ada gue bill. Ada gue!"

"Gue takut mereka tau ndrii, gue nggak bisa."

Andrian melepaskan pelukannya lalu menangkup pipi chubby billa yang berlinang air mata, ia menghapus air mata tersebut lalu mengelusnya dengan lembut.

"Lo gak perlu takut, ada gue disini. Gue selalu ada buat lo" ujar andrian menatap sendu cewek di hadapanya yang terus saja mengeluarkan air mata.

"Kita jalanin dulu oke?"

Billa menganggukan kepalanya pelan. Kepalanya terangkat untuk menatap cowok di hadapanya ini.

"Gue menjijikan ya ndri?"

Cowok itu dengan cepat menggelengkan kepalanya dengan satu air mata lolos di pipi nya.

"Enggak lo, gak menjijikan" ucapnya tulus.

𝐀𝐍𝐃𝐑𝐈𝐀𝐍 [ 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang