Bel sekolah sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu, tapi gadis cantik dengan rambut tergerai masih di dalam sekolahnya ini. menunggu seseorang yang tidak kunjung datang, padahal ia menyuruh untuk tidak membolos hari ini. Kenapa cowok itu membolos dan meninggalkan dirinya disini.
Ia meremas Hp nya yang berada di genggaman tangannya, mungkin saja jika hp nya tidak mati ia akan memesan gojek ataupun apa yang bisa dirinya gunakan untuk pulang, tapi hp nya kali ini tidak berpihak kepadanya. Sangat menyebalkan!
Gadis cantik yang tidak lain adalah billa, menatap langit sore yang tampak mendung, ia juga sudah menatap rintik-rintik hujan yang sudah menetes.
Ber-inisiatif untuk pulang jalan kaki, lagi pula jarak apartemen andrian ke sekolah tidak terlalu jauh, paling hanya memakan waktu setengah jam. Ia juga merutuki dirinya! Kenapa tidak sedari tadi dirinya pulang dan jalan kaki saja.
"Enggak papa deh jalan kaki aja, mumpung hujannya gak terlalu deres!" Gumam billa. Lalu menerobos rintik hujan.
Langakah kecilnya terus berjalan menelusri jalanan yang tampak sepi. Ia mengangkat wajahnya menikmati rintikan gerimis yang menerpa wajahnya.
Jika boleh jujur! Kali ini billa sangat ingin bertanya kepada andrian, untuk sikap cowok itu yang belakangan ini berbeda, cowok itu lebih banyak diam tidak se-humor dulu saat pertama kali menikah. Ia takut andrian berubah kepada cewek nya dan ia takut andrian mempunyai wanita lain selain dirinya. Ingin mempertanyakan tapi mungkin saja akan di jawab dengan gelengan kepala. Ia jadi berfikir apakah andrian sudah bosan dengan dirinya ini?
Cowok itu juga mulai bersikap dingin kepadanya, dan itu membuat billa takut dan tidak berani menatap mata tajam andrian saat cowok itu menatapnya---
"Eh! Hujannya tambah deras." Billa tersadar dari lamunannya lalu sedikit berlari ke arah halte bus terdekat untuk meneduh.
"Andrian mana?"
●●●●
Andrian memasuki apartemenya. Ia menatap sekeliling tidak menemukan billa di sana, mungkin saja cewek itu sedang berada di kamar, tapi saat memasuki kamar hanya ada kegelapan. Lampu kamar mereka masih mati dan sunyi.
"Billa!?" Panggil andrian sedikit keras.
Tidak ada yang menyahut.
Saat ingin melangkah ke arah dapur. Tiba-tiba andrian teringat sesuatu.
"Astaga!"
Dengan cepat cowok itu menyambar kunci mobilnya dan berlari keluar apartemen, ia sudah teringat jika ia menyuruh cewek itu menunggunya di sekolah tadi siang. Melirik jam hitam yang berada di pergelangan tanganya andrian semakin cemas saat waktu sudah menunjukan pukul lima sore.
"Maafin gue" Bisik andrian yang entah kepada siapa. Tangannya mencengkaram erat setir saat hujan mulai menderas.
Saat setengah perjalanan matanya menangkap sosok billa yang berada di halte bus, dapat ia lihat cewek itu tampak kedinginan dan baju sedikit basah. Cowok itu langsung turun tanpa pelindung apapun mendekap tubuh billa kedalam pelukanya, hingga membuat cewek itu terkejut.
"Maafin gue bill." Gumam andrian. Ia terus mengecup kepala billa berkali-kali.
Billa hanya diam, hingga ia merasakan tubuhnya terangkat dan dimasukan kedalam mobil, ia hanya diam.
Andrian menjalankan mobilnya menuju apartemen, ia melirik billa yang memalingkan wajah ke arah kaca, pandangan cewek itu kosong membuat andrian khawatir.
Dan beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di apartemen nya.
"Bi-"
"Aku mandi dulu" potong billa saat cowok itu akan berucap.
Cewek itu berjalan meninggalkan andrian yang masih berdiri mematung di tempatnya. Mengusap wajahnya kasar saat mengingat perlakuannya kepada billa belakangan ini.
"Nanti malam ayah mau kesini." Kata andrian, duduk di sebelah billa yang masih termenung entah memikirkan apa.
Ia mendekap billa kedalam pelukanya, mengusap punggung cewek itu dengan lembut.
"Maaf'in sikap gue belakangan ini" Bisik andrian menyembunyikan wajahnya di ceruk leher billa.
"Maafin gue." Bisik andrian lagi, karena tidak kujung mendapatkan jawaban.
Billa menganggukan kepalanya, lalu melepaskan tangan andrian di pelukanya, tanpa berucap apapun cewek itu merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Suhu tubuhnya terasa panas
Andrian yang melihat itu hanya bisa diam. Ia mengusap kening bil-- tapi tunggu panas!
"Bill lo demam," panik andrian karena merasakan panas yang terasa amat.
"Aku enggak papa." Lirih billa.
Ia tau billa marah kepadanya! Ia menggelengkan kepalanya tidak mau itu terjadi, dengan cepat andrian membuka kaos yang dirinya pake hingga cowok itu benar-benar telanjang dada. Lalu mendekap tubuh panas billa untuk memberi kehangantan.
"Jangan gini. Gue minta maaf bill ... maaf"
"Gue enggak mau lo sakit."
"Maaf billa. Maaf ... gue janji enggak kaya gitu lagi"
Cowok itu terus bergumam kata maaf. Hingga billa tertidur pulas, billa mendengarkan semuanya tapi ia hanya diam.
●●●●
"Karena usia kandungan kamu sudah empat bulan, ayah minta sama kamu untuk homeshcooling mulai besok." Ucap andro kepada putrinya. Billa
Seharusnya andro membicarakan hal ini semalam, tapi setelah mendapatkan pesan dari menantunya yang katanya billa sakit jadi pria paruh baya tersebut ke sini pagi-pagi sekali sebelum mereka berangkat sekolah. Tepatnya setelah sholat subuh.
"Tapi yah, billa masih pengen sekolah," jawab billa. Merasa sedih karena harus sekolah dirumah.
Andro menatap andrian yang sedang menatap putrinya, ia tahu remaja itu merasa bersalah dengan semua ini.
"Tidak apa-apa sayang. Ini hanya terakhir setelah sekolah di rumah, sampai kamu lulus. kamu boleh pilih univ yang kamu inginkan,"
Andrian kaget mendengar itu, begitupun dengan billa.
Tapi billa masih bisa berfikir jernih.
"Aku engga mungkin ninggalin anak billa gitu aja yah, biar cita-cita billa belakangan" kata billa. Wanita itu harus berfikir dewasa kali ini.
"Oke. Billa mau homescooling mulai besok dan sampai lulus" ujar billa menyetujuinya.
Tidak apa-apa ia sekolah di rumah asal dirinya masih sekolah, daripada tidak?
Andro tersenyum mendengarnya.
"Semuanya biar ayah yang urus."
"Ya sudah ayah kesini hanya ingin menyampaikan ini. Belajar yang pinter sayang, love you anak ayah."
Andro pamit pulang setelah mengatakan hal tersebut. Sekarang tinggal billa dan andrian yang masih saling diam, lebih tepatnya billa yang sedang mendiamkan andrian kali ini.
"Lo masih marah sama gue?" Tanya andrian dengan kepala menunduk. Cowok itu masih duduk di samping billa.
"Aku engga marah." Jawab billa, dengan wajah tanpa ekpresi
"Pliss jangan marah." Lirih andrian ia menubruk badan mungil billa hingga wanita itu bersandar di sofa.
"Gue tau, gue salah. Gue minta maaf" kata andrian lagi, mata cowok itu berkaca-kaca menandakan akan ada hujan yang turun di pipi nya.
"Jangan diemin gue. Hiks"
Tangis andrian akhirnya terdengar. Billa memutar bola matanya malas, baru aja di cuekin satu hari sudah seperti ini. Apa kabar dengan dirinya yang sudah di cuekin seminggu lebih?
"Aku maafin tapi kalo begini lagi aku engga mau ngomong sama kamu lagi." Kata billa. Tentu saja itu sebagai ancaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐃𝐑𝐈𝐀𝐍 [ 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆 ]
Random⚠️Mengandung kata-kata kasar dan adegan 18+ di beberapa part! ⚠️ Yang gak suka cerita 18+ Silahkan menepi PLAGIAT TOLONG MENJAUH!! Konflik Ringan! ⚠️Akan di unpublis setelah 5 bulan tamat!⚠️ "Gue akan gugurin anak ini." "Sialan lo!!!" "Sampe lo gug...