7. WORRIED

10.6K 596 4
                                    

Ting

Andrian mengambil Hp nya yang berbunyi menandakan pesan masuk, ia mengeriyitkan dahi nya saat nomor tidak di kenal mengirimnya pesan singkat. Bibirnya membentuk senyum sinis saat mengetahui siapa pemilik nomor tersebut.

"Ternyata lo lebih bodoh dari yang gue kira" gumam andrian memutar mutarkan hp nya di tanganya. Ia membayangkan bagaimana kedepanya saat seseorang yang dirinya benci itu jatuh kedalam rencana busuknya.

Menatap sekali lagi ke layar hp nya yang masih menampilkan Room chat bersama seseorang. Tinggal tunggu tanggal main nya, dan masalah ini akan Clear!

Berlanjut merebahkan tubuhnya di kaaur king size di kamarnya. Hari ini cowok itu membolos sekolah, karena dirinya cukup malas. Menatap langit-langit kamarnya yang menampilkan angka 25, selalu saja angka tersebut.

"Ella." Gumam andrian saat membayangkan masa masa indah bersama gadis itu. Huffftt rasanya ingin mengulang menjadi masa kecil, tapi itu tidak akan pernah bisa!

"Tinggal banyak langkah lagi, gue dapetin lo."

Berasa puas memandangi angka berharga di langit-langit kamarnya andrian bangun dari rebahan nya. Ia menatap jam weker yang berdiri santai di atas nakas.

10:23 Masih pagi ternyata.

"Enggak sekolah bingung. Sekolah males!?" Katanya

Beranjak untuk pergi mandi, lalu akan menemui Aideen di markas tempat mereka berkumpul seperti biasa.

●●●●

Suara tawa terdengar begitu nyaring di area gedung kosong bekas kolaborasi antara miras dan minyak tanah, gedung yang terlihat kosong dan kumuh itu terdapat antara puluhan orang yang sedang berkumpul merencanakan hal-hal licik untuk menjatuhkan sang lawan.

"Jadi ini tempat baru lo?" Tanya pria bertubuh sedikit gempal, menatap cowok yang sedang berdiri membelakangi semua orang.

"Seperti yang lo lihat." Jawabnya. tidak membalikan badan sedikit pun. Ia menatap lurus kedepan yang menampakan hutan lebat.

Cowok gempal tersebut, mendekati cowok dengan seragam SMA itu, Ia terkekeh pelan.

"Gimana sama rencana lo. Udah jadi?" Tanya deno. Cowok gempal tersebut.

"Liat aja nanti, apa yang gue perbuat sama cowok sialan itu." Kata dewa. Membalikan badanya, menatap tajam ke arah deno.

"Gue dukung lo. Kalo perlu lo harus manfaatin gue buat lawan mereka. Asal ada-" kata deno dengan jari jempol dan telunjuk di gesek gesekan. Duit!

"Mata duitan. Gue gak butuh bantuan dari lo. Sedangkan anggota gue, lebih dari satu orang!" Katanya sedikit menatap remeh ke arah deno.

"Ck. Di dunia ini gak ada yang gratis!" Kata deno.
Maju satu langkah dan membisikan ---

"Lo mungkin bisa mengedalikan anggota lo saat ini, tapi lo juga gak tau kapan anggota lo ngedali'in lo? di dunia ini gak ada namanya tidak permusuhan, musuh aja bisa temen deket!" Bisik deno.

Setelah berkata seperti itu deno, pergi dari hadapan dewa yang mengepalkan tanganya. Ucapan deno sungguh sangat dirinya benci.

●●●●

"Gimana lo siap malam nanti? " tanya aideen. Duduk di depan andrian hanya saja terhalang oleh meja yang penuh dengan berbagai minuman keras dan juga beberapa kotak rokok.

"Siap nggak siap gue harus siap!" Jawab andrian. Tangan nya bergerak mengambil rokok lalu menyesapnya.

Aideen menganggukan kepalanya pelan, dirinya percaya kepada andrian.

𝐀𝐍𝐃𝐑𝐈𝐀𝐍 [ 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang