"Ayah belum denger penjelasan aku!" Ujar andrian kepada pria paruh baya di hadapanya ini. Andro
Andro diam dengan tangannya yang terus mengetik sesuatu di laptopnya, menghiraukan seseorang yang masih menjabat menjadi menantunya itu, sejak kedatangannya andro tidak melirik sama sekali ke arah remaja tersebut. Hingga membuat andrian kalang kabut bukan main.
Andrian menarik nafasnya yang terasa tersenggal, pikiran kalut dan ia butuh pelampiasan sekarang. tapi ia tidak bisa melampiaskan kepada siapapun cukup romeo tadi malam yang menjadi sasaran empuknya, untuk ke adaan pria tersebut andrian tidak peduli.
Andro sedikit melirik ke arah andrian yang tiba-tiba diam, ia tersenyum miring melihat tingkah bocah itu, sudah tau jika romeo masuk rumah sakit karena di tusuk sadis oleh anaknya sendiri. Turut senang bahkan sangat senang. Dirinya saja tidak menyangka andrian akan melakukan hal se-gila itu kepada orang tuanya sendiri, Jujur andro baru tahu sisi gelap andrian yang sebenarnya.
"Ayah tolong dengerin penjelasan andrian dulu!" Katanya lagi, menatap mertuanya dengan memohon
"Apa yang mau kamu jelaskan?" Tanya andro, angkat biacara
"Andrian terima dia karena ada rencana yang andrian susun, andrian mau bunuh cewek bangsat itu! Kalo beneran mereka maksa andrian!" Jelas andrian bahkan cowok itu seperti anak kecil yang sedang mengadu.
Andro tertawa mendengar penuturan remaja di hadapanya ini, sangat jujur sesuai informasi yang dirinya dapat.
"Tapi sudah terlambat. Putriku sudah mengetahui semua termasuk kamu yang sudah menerima perempuan itu," Andrian terdiam mendengarnya, tanganya terkepal kuat hingga menonjolkan urat-urat di tangannya, dia pikir kabar ini belum sampai ke istrinya tapi ia salah, bahkan secepat ini.
"Andrian mohon sama ayah, jangan pisahin andrian sama billa, andrian gak mau pisah dari billa untuk yang kedua kalianya. Andrian gak mau!"
Andro terdiam saat mendengar kalimat 'kedua'
"Pergilah, semua keputusan sudah ada di putriku,"
●●●●
Setelah pulang dari kantor andro. andrian tidak berhenti mengirimkan pesan whatsapp ke nomor istrinya, online tapi wanita itu tidak membalas pesannya yang membuat andrian ingin membanting siapa saja. Jika ia tahu billa dimana sudah pastikan ia akan bawa pulang wanita itu.
Yang menjadi masalah adalah, billa yang tidak berada di rumah orang tuanya. Ia sudah kesana hanya ada sabella, tidak ada billa. Bahkan ia sudah mengecek kekamar billa juga tapi tetap tidak ada sama sekali, kemana wanita itu pikir andrian. Merasa pusing dengan semua ini. Apakah mungkin istrinya sengaja di sembunyikan oleh andro agar tidak bisa bertemu dirinya.
Ia merotasikan matanya menatap sekeliling sangat berantakan bahkan televisi sudah hancur semua. Apartemen yang awalnya rapih sekarang menjadi berantakan tidak karuan karena ulah cowok itu sendiri, emosi memang mengubah segalanya.
"Kenapa gue dari awal gak pasang GPS di hp billa," gerutunya pelan. Ia meremas hp nya yang terus menampilkan room chat bersama istrinya.
"Padahal lo online kenapa gak bales chat sama telfon gue bill?"
"Lo lagi apa? Gue kangen baby"
Andrian menarik laci nakas agar terbuka, ia mengambil satu benda tajam yang selalu tersimpan di sana, matanya menatap cuter yang terlihat menarik di matanya, tersenyum tipis lalu mengambilnya.
Dengan pikiran yang tiba-tiba kosong andrian menggoreskan cuter tersebut di lengan kirinya yang entah kapan sudah terbuka, menggoreskan huruf E dan I , hingga lengan kirinya menimbulkan darah segar dan bau anyir, ia tidak peduli sakit pun ia tidak merasakan sakit sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐍𝐃𝐑𝐈𝐀𝐍 [ 𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆 ]
Ngẫu nhiên⚠️Mengandung kata-kata kasar dan adegan 18+ di beberapa part! ⚠️ Yang gak suka cerita 18+ Silahkan menepi PLAGIAT TOLONG MENJAUH!! Konflik Ringan! ⚠️Akan di unpublis setelah 5 bulan tamat!⚠️ "Gue akan gugurin anak ini." "Sialan lo!!!" "Sampe lo gug...