11

295 23 8
                                    

"Umi pulang sama siapa?"

Acara Gebyar Festival Bhineka telah selasai saat jarum jam tepat berhenti diangka 12. Bella, Kavin, Budi, dan Abi kini sedang berdiri di parkiran menunggu Cara yang masih diculik oleh Ve.

Awalnya Umi tak niat berdiri di parkiran bersama mereka, tapi pertanyaan Bella menghentikan langkahnya.

"Ia, gak baik anak gadis pulang sendirian tengah malam," sahut Budi menimpali.

"Maunya sih sama Abi, tapi Abinya gak mau," jawab Umi lesu.

"Jadi, Umi pulang bareng gue!" Entah dari mana asalnya kini Langit telah merangkul pundak Umi. Umi hanya tersenyum melihat Langit, lelaki yang ia tunggu.

"OUHH, JADI CERITANYA UMI UDAH MOVE ON DARI ABI?" ujar Budi memanas-manasi Abi.

"Emang bisa?" Refleks Abi menyahuti.

"Bisa dong, emang lo siapa?" jawab Langit santai.

"Wahh, Abi panas, Abi panas. Tahan Bi, tahan... napas-napas." Bella mengibas-ngibaskan tangannya kearah Abi yang terlihat sudah memanas.

"Kita pulang aja yok Langit, duluan yah semuanya." Umi sangat resah melihat situasi saat ini, ia langsung menarik Langit menjauhi Abi dan lainya.

Budi melirik kearah Abi yang terus menatap kepergian Umi dan Langit, seketika senyum jahil muncul di wajah Budi. "Cemburu lo, Bi?" Budi menyenggol lengan Abi membuat Abi melirik sinis ke arahnya. "Ciee... Abi cemburu. Cemburu tanda cinta, marah tandanya sayang, kalau juriga itu karena Abi takut ke—" Abi menyumpali mulut Budi yang sedang bersenandung dengan tanganya.

***
Setelah perdebatan yang cukup sengit akhirnya Ve mengalah dan membiarkan Caramel pulang berasama teman-temannya. Padahal awalnya Ve berinisiatif mengantar Caramel pulang, tapi wanitanya itu terus saja menolak permintaan Ve. Tak ingin memperpanjang masalah Ve akhirnya pasrah dan mengantar Caramel ke parkiran menemui teman-temannya. Baru juga jadian.

"Ekhem, yang baru jadian mah gandengan mulu," sembur Abi saat mereka tiba di parkiran. Caramel jadi malu sendiri, ia baru sadar bahwa dari tadi Ve terus menggenggam tanganya lembut.

"Hati-hati di jalan, kalau udah sampe kabari aku," ujar Ve lembut kepada Cara, ia tak menyahuti perkataan Abi barusan.

"Iya." Mendapat balasan dari kekasihnya, Ve pergi meninggalkan mereka. Suara Cie-Cie kembali terdengar, tentu saja pelakunya Abi dan Budi.

"Hati-hati di jalan, kalau udah sampe kabari aku," ujar Budi memparodikan perkataan Ve dengan gaya bicara Ve.

"Iya," jawab Abi mengikuti Caramel.

"Berisik lo semua, buruan pulang!" ujar Caramel ngegas, dia langsung memasuki mobil Abi duluan. Tanpa diketahui, teman-temannya melihat Caramel yang sedang menutup mukanya dengan kedua telapak tanganya dan tersenyum malu. Sepertinya gadis itu sedang bersemu, lihat saja sesekali kakinya dihentak-hentakkan mengalirkan desir darah yang terus mengalir cepat.

Bella merangkul pundak Kavin dan Budi yang berada di kanan dan kirinya, kemudian Budi merangkul pundak Abi, mereka melempar pandang satu sama lain. Senyum bahagia juga terpancar di wajah mereka.

"Udah lama ya?" tanya Abi dan dijawab anggukkan oleh teman-temannya.

"Lama banget, sampe kadang gue lupa semanis apa Caramel saat tersenyum," jawab Kavin dan disetujui teman-temannya.

"Ayo balik, kayaknya temen kita butuh tempat untuk berbunga-bunga." Bella berjalan menuju mobil Abi dan diikuti yang lainya.

***
"Bik Inem?" Minggu pagi yang biasanya Caramel habiskan dengan tempat tidurnya kini terhalang akibat suara berisik yang timbul dari dapur, awalnya ia kira hanya Bik Inem yang sedang memasak, tapi lama kelamaan suaranya semakin gaduh membuat ia harus terbangun dari tidurnya.

Vanderer [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang