26

257 15 0
                                    

Putar it's you for the more feeling
Happy reading
🍀🍀🍀

"Happy birthday Caramel ... hari ini mama sama ayah gak sempet kasih kamu kejutan, tapi tenang aja mama sama ayah udah siapin kado untuk kamu. Di pakai ya?"

"Ma, you know that i do not wear dress like this. Dari pada gaun mending mama beliin aku sepatu aja deh, atau gak beli celana jeans, hoodie, lebih cocok ke akunya."

"Kamu itu cewek, harus dibiasakan pake gaun."

"Bener kata mama kamu, nanti dipake pas ulang tahun ayah ya?" 

Tok... Tok... Tok...

"Cara ... masih lama di dalam? Udah banyak orang yang ngantri nih."

"BERISIK LO GARRY!!!! SEKALI LAGI NGETOK PINTU GUE PUKUL LO!"

Hembusan napas pasrah untuk kesekian kalinya yang dapat Garry keluarkan. Sudah ada lima wanita berbaris tepat di depan pintu toilet, menunggu giliran mereka, sebenarnya bisa saja mereka masuk sekarang, namun Garry ingin memberi waktu untuk Cara sendirian. Malam ini begitu buruk bagi gadis itu.

"Mama kenapa beli gaun warna putih sih? Udah tau anaknya pecicilan, liat sekarang gaunnya jorok kena jus." Cara meracau tak jelas sembari membersihkan gaun pemberian almarhum Mamanya itu.

Tidak boleh kotor, ini gaun satu-satunya yang ia miliki, tidak boleh kotor. Cara terus menyeka air matanya kala ia rasa akan menetes untuk kesekian kalinya. Cara sudah berjanji untuk tidak  menangis di depan mamanya, ia yakin Mamanya ada disampingnya saat ini.

Gadis itu menyerah, bajunya sudah basah namun nodanya tetap melekat disana. Sudah satu jam ia di dalam sana dan membiarkan Garry menunggunya selama itu. Dengan mata yang sedikit sembab Cara keluar dari toilet, sedikit terkejut kala melihat bahwa ada banyak orang yang tengah mengantri akibat dirinya.

"Gimana bajunya?" tanya Garry lembut. Lembut sekali membuat Cara ingin menangis lagi rasanya. "Mau ke taman?" Pemuda itu langsung menuntun Cara menuju keluar gedung, kearah taman yang Garry tawarkan.

"Duduk dulu, gaun lo basah pakai jas gue ya?" Garry meletakkan kemeja hitamnya tepat di pundak Carra, ia memilih duduk tepat di samping Cara. Menyisir rambut gadis itu dengan jari-jarinya yang panjang, mengusap kedua pipi basah Cara, dan terakhir pemuda itu mengeluarkan sapu tangannya dari saku guna mengeringkan gaun Cara. Iya membersihkan gadis itu pelan sekali, seolah Cara adalah barang rapuh yang mudah pecah jika digenggam begitu kuat.

"Mau peluk?"

"Garryy..." Cara langsung menghamburkan tubuhnya kedalam dekapan Garry, menyembunyikan wajahnya dibalik dada bidang pemuda itu dan kembali menangis di dekapan Garry.

Garry tak kuasa melihat wanita yang telah ia anggap berharga dihidupnya terisak begitu menyakitkan. Ia mengusap rambut dan punggung Caramel, mencoba menenangkan gadis itu.

"Gue minta maaf Car, gak seharusnya gue bawak lo kesini. Coba tadi gue gak maksa lo, pasti lo gak bakal ngerasain kayak gini," ucap Garry penuh sesal.

"Garry, bajunya di kasih mama pas ulang tahun tiga tahun lalu. Kenapa masih muat ya? Mama sengaja kali beli yang besar biar bisa gue pake lama, atau jangan-jangan gue yang gak tumbuh besar lagi?" Cara tertawa hambar dibalik dada Garry, masih diselingi dengan isak tangisnya membuat Garry tak menangkap kalimat yang menggelitik perutnya.

"Cara jangan ketawa dong, gue makin merasa bersalah nih." Garry memberi jarak antara mereka berdua, menangkup kedua pipi gadis itu dan mengusap air mata yang masih tertinggal di sana.

Vanderer [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang