8

417 29 4
                                    

"Selamat pagi semuanya, jangan lupa kerjakan tugas yang saya beri. Saya harap semuanya mengerti, terimakasih." Pak Suharto mengundurkan diri dari kelas XII-IPA10.

Abi terus saja ngedumel saat pelajaran bahasa Indonesia dimulai sampai selesai. Pasalnya pak Suharto—selaku guru bahasa mereka memberikan mereka tugas kelompok membuat makalah tentang acara GFB. Mereka diperintahkan mewawancarai para panitia dan juga para artis di acara GFB tersebut.

"Ini pasti strategi marketing lo 'kan bell?" Abi bertanya dengan nada kesalnya kepada Bella, yang ditanya hanya tersenyum kemenangan sambil menaik turunkan alisnya. Abi sudah tahu itu, kalau diberikan tugas seperti ini mau tak mau seluruh murid SMA Bhineka akan membeli tiket GFB dan menghadiri acara tersebut.

"Yaudahlah, sekarang yang harus kita pikirin itu siapa yang mau sekelompok sama kita?" ujar Budi menengahi pertikaian antara Abi dan Bella.

"Yaelah tinggal panggil aja sih oncom selesai. Kita 'kan cuma butuh satu orang lagi," balas Abi enteng.

"Masalahnya situasi udah berbeda, Bi. Gara-gara surat peraturan itu semua cowok di kelas ini gak ada yang mau deket sama Cara dan yang cewek pada gak suka liat Cara," sahut Kavin menjelaskan hal yang membuat mereka bingung sekarang.

Caramel memutarkan matanya malas. "UMI!!!" Caramel meneriaki nama salah satu teman sekelasnya. Umiarah Citty Asia—wanita berambut panjang yang selalu digerai dan memiliki wajah cantik dan polos, salah satu secret admirer Abi kalau mau tahu.

"Sini lo!" pinta Caramel tak santai. Umi yang dipanggil langsung menghampiri meja Cara dan teman-temannya.

"Ada apa?" tanya Umi lugu.

"Lo udah punya kelompok?" Kali ini Bella yang bertanya, ia tak jamin Umi mau bergabung dengan kolompok mereka kalau Cara yang meninta.

Umi menggeleng. "Lo mau sekelompok sama kita?" tanya Bella lagi. Umi tak langsung menjawab, ia berpikir sambil melirik satu persatu wajah mereka. Mulai dari Abi yang terus menggeleng menyuruh Umi untuk menolak, sebenarnya Abi tahu kalau Umi menyukainya, karena Umi menunjukan reaksinya secara terang-terangan itu yang membuat Abi tak Ingin Umi sekelompok dengannya, bisa-bisa habis dia dicomblangi mulu dengan Budi, Kavin, Cara dan Bella.

Lanjut melirik ke arah Budi dan Kavin yang menunjukan ekspresi memohon kepada Umi, hingga Cara yang biasa-biasa saja, wajahnya tetap sama, datar.

"Mau!!!" jawab Umi singkat, padat, girang, senang, bahagia, lempeng, suka rela secara lahir batin ia akan menerima permintaan Bella. Umi tak akan menyia-nyiakan kesempatannya untuk mendekati Abi.

Budi dan Kavin bertos ria, selebrasi kemenangan mereka. Akhirnya mereka bisa membalas dendam mereka kepada Abi.

"Akhirnya yah, Abi bisa bersatu dengan Umi." Budi mulai memanas-manasi mereka.

"Akhirnya keluarga kita lengkap sudah. Penantian panjang kita menunggu Umi hadir di kehidupan kita terwujud juga." Kavin tak mau kalah ia ikut mencomblangi mereka. Lihat saja sekarang wajah Umi yang merona akibat ulah Budi dan Kavin, sedangkan Abi hanya menekuk wajahnya kusut.

"Huhuhu, akhirnya Abi enggak single parent lagi. Akhirnya kita bisa merasakan cinta seorang Umi di keluarga kita." Bella harus ikut mengambil bagian, bahkan ia pura-pura menangis dan menyeka air matanya yang tidak menetes. Caramel tak mau ketinggalan, ia memeluk Bella dan pura-pura menangis bersama Bella.

"Gila lo semua!! Makan tuh Umi," ujar Abi sensi ia beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka ke kantin. Gelak tawa yang Cara, Bella, Kavin dan Budi tahan kini pecah sudah melihat Abi yang marah akibat ulah mereka.

Vanderer [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang