"Pada dasarnya manusia memang tamak."
-self reminder, Budi🎶 sekali ini saja - Gleen Fredly
**HAPPY READING**
Satu kalimat, tiga kata, sebelas huruf itu berhasil menyentil ulu hati Ve; tepat sasaran. Jantungnya berdetum anomali, tenggorokannya tercekat, hingga tak sadar lelaki itu menahan napasnya membiarkan adrenalin menjalar di tubuhnya.
"Aku mau putus."
Suara Cara terus terngiang di otaknya, bagai nyanyian lagu tidur yang menenangkan—menakutkan. Bayang-bayang kelam menghatam kesadarannya, Ve mengusap wajahnya gusar merasa pening seketika.
Apa-apaan ini, apa yang sudah gadis itu lakukan kepadanya? Mengapa kata putus begitu menakutkan baginya. Seharusnya ia biasa saja, tolong siapa pun ingatkan dia; Vanderer Vaughn Vincenzio lelaki angkuh, berkuasa atas segala hal tidak mungkin kalut ditinggalkan seorang wanita. Ingatkan dia ada ribuan wanita diluar sana yang tengah berbaris untuk memanjakan dirinya. Ingatkan dia yang telah memiliki Tiara—wanita yang berstatus calon istrinya itu— yang kapan saja dapat ia nikahi.
Apakah ia benar-benar menjatuhkan hatinya untuk Cara? Brengsek, niat awalnya ia hanya untuk meneror Caramel, merusak tatanan hidupnya, memporak porandakan hatinya, tapi mengapa semua berbalik padanya.
"Vanderer ayo udahan," ajak Cara sekali lagi.
Namun lelaki itu tetap diam, menatap tajam lawan bicaranya.
Vanderer menghembuskan napasnya kasar. "Sekali lagi!" tegasnya.
"Putus, selesai, udahan, berakhir, pisah, jalani hidup masing-masing mulai sekarang." Perjelas Cara, kesabarannya mulai terkikis. Semakin lama lelaki ini menatap obsidianya semakin lemas pula lututnya menompang tubuhnya.
"Tatap mata aku, bilang sekali lagi Caramel." Tak ada bentakan, tak ada penuntutan, perintahnya begitu tulus membuat jantung Cara sedikit bergetar. Ia menelan liurnya saat Ve menangkup rahangnya membuat kedua pupil itu bersibobrok kembali.
"Putus," lirih Cara. "PUTUS! PUTUS! PUTUS!" Cara menutup matanya rapat-rapat tak sanggup melawan tajamnya hazel coklat Vanderer.
Tanpa sadar seringai tipis terpatri di wajah Ve. Cara mencintai dirinya itu kesimpulan yang ia dapat saat Cara tak berani menatap matanya secara tegas. Vanderer menggenggam lengan gadis itu kuat sekali seolah wanita itu mahluk tak kasat mata yang bisa kapan saja menghilang. Menutunnya kembali ke kelasnya, Cara sedikit mengucap syukur saat ia rasa semuanya berakhir, namun angan itu pupus saat Ve memasukkan semua peralatan tulisnya ke dalam tasnya dan menyandangnya. Ia kembali membawa Cara keluar dari kelasnya.
Total abai dengan pandangan para murid dan guru yang berada di sekolah, Ve memakai helmnya dan memaksa Cara menaiki motor kesayangannya.
"Buat catatan di bk kami cabut dari sekolah," pesan Ve kepada guru pengawasa yang berada di depan pagar sekolah, tanpa diperintah seorang satpam langsung membuka gerbang sekolah selebar mungkin untuk dirinya.
"Dan, berciuman di lingkungan sekolah," ucapnya lagi sebelum meninggalkan perkarangan SMA-nya. Merasa acuh sama sekali dengan raut wajah shock yang ditunjukkan lelaki paruh baya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Vanderer [TAMAT]
Teen FictionJudul awal : We Are Still Young! [JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Vanderer Vaughn Vicenzio lelaki gagah dan tampan itu kini sedang berjuang mati-matian untuk mendapatkan hati seorang wanita yang selama ini membuat jantungnya berdebar dua kali le...