42

228 7 0
                                    

"Cara kenapa nangis?"

"Ice cream cara jatuh. Cara belum sempet makan, tapi udah jatuh."

"Terus Cara sedih?"

Gadis itu mangangguk, ia terseguk menatap miris minumannya yang sudah bersatu dengan tanah. Rasa kecewa menyelimuti hatinya karena gagal meminum ice cream yang ia dambakan.

"Lihat," gadis itu menurut, melihat ke arah sang Mama yang berdiri di sampingnya. Caramel terkejut hebat saat melihat ice yang Anggraini genggam jatuh tepat di samping icenya.

"Kenapa mama jatuhin icenya? Mama gak sedih?"

Anggraini tersenyum lembut, hingga wajahnya terlihat begitu manis di hadapan Caramel. "Mama gak sedih. Justru Mama bahagia karena Mama gak makan icenya,"

Gadis itu terlihat bingung. Mengapa perasaanya berbeda dengan apa yang Mamanya rasakan, padahal mereka sama-sama kehilangan ice yang mereka beli saat pulang sekolah tadi.

"Cara ... apa pun yang kamu rasain adalah sugesti dari sini—otak kamu. Kamu kasih isyarat ke diri kamu kalau kamu kehilangan sesuatu maka kamu akan merasa sedih, kalau kamu mendapatkan sesuatu maka kamu bahagia, dan ketika kamu dibohongi kamu akan merasa kesal dan kecewa. Semua itu kamu yang program sendiri. Kalau kamu sedih kamu juga harus tau bagaimana caranya untuk berhenti."

"Terus kenapa Mama bahagia? Mama juga kehilangan ice creamnya."

"Mama bahagia karena Mama gak egois sama diri Mama sendiri, Cara. Kalau Mama makan ice creamnya sedangkan kamu enggak, kamu bakalan tambah sedih atau enggak?" Gadis itu mengangguk lugu, membuat Anggraini merasa gemas sekali. "Mama gak mau buat kamu sedih, karena itu Mama buang ice creamnya, dan Mama bahagia karena gak nambah rasa sedih mu lagi. Terkadang kita harus menyampingkan ego kita demi orang yang kita sayang. Kita gak bisa maksakan kemauan kita, Cara. Karena ini lah dunia, gak semua apa yang kita mau bisa kita dapatkan."

————

Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu bagi angkatan kelas dua belas yang sudah berhasil melewati berbagai macam ujian kelulusan. Sebagai bayaran atas semua rasa lelah mereka setelah tiga tahun menempuh pendidikan menengah atas, acara promnight ini diadakan.

Para siswa menunjukkan karisma mereka dengan tuxedo yang mereka kenakan. Tak kalah menarik, dari segi siswi juga begitu antusias menghadapi malam ini, gaun-gaun mereka yang mengembang bagai kelopak bunga menambah kesan mewah acara promnight malam ini.

Caramel dan teman-temannya sudah hadir lebih awal. Mereka kompak mengenakan pakain berwarna hitam yang cukup elegan. Cara terlihat begitu cantik dengan gaunnya yang sangat feminin untuk dirinya. Cara duduk di satu meja bundar dengan teman-temannya. Cara benar-benar menatap tak minat acara malam ini. Matanya mengedar melihat sekeliling—entah apa yang gadis itu cari, karena semua makanan sudah terserak dihadapannya.

"Makan Car, kita tadi gak sempet makan nungguin lo sama Bella nyalon."

Gadis itu tak niat menjawab ucapan Abi. Tangannya mengambil sepotong cake dihadapannya, menyendokkan ke dalam mulut setengah tak minat. Mereka sudah ada di sana satu jam lebih awal dan sekarang para siswa sudah hampir tiba semua, namun acara masih belum tampak akan segera di mulai, membuat Cara merasa bosan menunggunya.

"Hallo guys, maaf banget acara jadi agak ngaret gini. Sambil nunggu bapak kepala sekolah tiba mungkin kita bisa isi acara buat seru-seruan dulu kali ya? Mungkin teman-teman sekalian ada yang ingin menyumbangkan bakatnya?"

Tidak ada yang menjawab pertanyaan yang MC lontarkan, semua hanya fokus pada kesibukan masing-masing, tak terkecuali Abi yang masih menikamati makanannya. Hingga Cara yang merasa sangat bosan mengangkat tangannya—mengajukan dirinya sendiri.

Vanderer [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang