🍁 02- Because of the video

1.1K 173 3
                                    

"Anggap saja aku sebagai Adrian Shine, peneliti yang sedang memburu monster Loch Ness saat ini."

- Roséanne -
🌹

****

Gadis itu menarik nafas dalam sebelum mendekat, ini baru pertama kalinya dia berhadapan dengan ketua BEM populer kampus. Kalau boleh jujur, Mark sangat tampan, tetapi sikapnya yang membuat mahasiswa tak tahan bila berada dekat dengan laki-laki itu. Bahkan hanya tuk saling beratap muka, tidak sama sekali.

"Permisi kak," sapa gadis itu sembari pasang senyuman manis.

Tak ada balasan apa-apa, menatap pun sepertinya laki-laki itu enggan. Tatapan nya hanya fokus pada kamera ditangan dan bersikap tak acuh seolah kehadiran Rose hanya angin lewat semata.

"Excuse me? Kak?"

"Kalau ada yang bertanya itu harusnya di jawab terus di tatap, betul?"

Rose menghembuskan nafas lelah, lagi dan lagi, tak ada jawaban. Rose merasa sedang berhadapan dengan si manusia batu. Ah, Mark memang batu.

Sekarang Rose harus mencari cara agar Mark membalasnya, bagaimana pun ia harus mendapatkan kamera itu, telinga Mark masih berfungsi normal. Laki-laki itu hanya sengaja, Rose tahu itu.

"Sebenarnya aku mau jujur soal hati ke kak Mark, kalau sebenarnya---"

"Suka sama gue?" terka Mark, kali ini ia benar-benar menatap Rose.

"Enggak, hati aku sakit di abaikan sama kak Mark. Padahal cuma mau minta di foto pakai kamera itu," tunjuk gadis itu pada kamera mahal miliknya.

Shit!

Mark tersenyum miring, tatapan tajam itu mulai menembus diri Rose bagikan belati tajam—membuat tulang gadis itu bergidik.

"Dengar, kalau lo bertemu satu monster apa yang harus lo lakuin?"

Dahi gadis itu berkerut usai mendengar pertanyaan konyol Mark, monster? Apa maksudnya, Rose menerawang sejenak setelah itu senyumnya terbit.

"Bertarung," kata Rose dengan percaya diri berkata seperti itu.

Terdengar konyol, jika bertemu dengan monster jawabannya adalah pergi dari situ sejauh mungkin agar monster tidak menyerang. Bukankah saat ini gadis itu tengah berada dalam lingkaran bahaya

"Kenapa bertarung?" tanya Mark tetap fokus mengotak-atik kamera miliknya.

"Kenapa aku lebih pilih bertarung dari pada menghindar? Karena aku punya alasan kenapa mendekati monster itu."

"What reason?"

Rose memutar bola matanya, "That is a secret, baby."

Laki-laki itu mengangkat satu aslinya, menatap Rose bak hewan yang akan menjadi santapan nya kali ini, "Baby?"

Rose mendelik, ia menggeleng kuat usai tersadar apa yang baru saja dia katakan tadi? Bodoh sekali, Rose!

"Enggak kok, boleh ya? Boleh, kan? Satu kali foto aja deh."

"Kat--"

Only Wanna Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang