🍁 36- Hilang Sejenak

593 94 4
                                    

"Berbahagia lah dengan apa yang kamu miliki. Bersemangat lah dengan apa yang kamu inginkan."

- J -
🌹

****

Strawberry milkshake di hadapannya hanya terus ia aduk tanpa tersentuh bibir, pandangannya juga kosong entah kemana sejak masuk ke dalam cafe itu. Rose bosan, ia akan mengakui hal itu.

Sampai berapa lama ia akan menunggu Mark datang dan harus berdua dengan Jungkook yang lucu itu. Seharian penuh Jungkook terus menemani nya, bahkan pulang pergi ke kampus.

Sedangkan Jungkook justru asik dengan makanan yang ia pesan, ia begitu lahap sampai tak memperhatikan gadis yang duduk di depannya tengah kehilangan isi kepala dan jiwa semangat.

Semua itu karena Mark penyebab nya, laki-laki itu dari semalam tak pulang ke rumah, memberi kabar pada Rose pun sama sekali tidak. Bahkan, di kampus tidak ada tanda-tanda kehidupan Mark.

Sebenernya kemana dia? Jika Rose ada salah katakan saja, jangan menghilang seperti ini!

Terdengar helaan nafas panjang yang kesekian kalinya, ia menatap Jungkook yang asik makan, "Gue mau tanya, lo beneran teman dekat Mark?"

Jungkook mengangkat wajahnya, "Kan gue udah pernah cerita sama lo, kenapa emang? Lo mau selingkuh sama gue?"

Rose berdecak kesal, kenapa ia harus menemukan makhluk dengan tingkat kadar percaya diri melebihi batas.

"Bukan, gue mau tanya lagi soal Mark. Semalam dia kemana? Seharusnya lo tahu, kan."

"Iya gue emang dekat sama tunangan lo itu, bukan berarti gue selalu harus tahu urusan yang Mark lakuin, kan."

Jungkook tersenyum, "Seharusnya tadi malam lo kasih tahu gue, biar gue cari Mark buat lo."

"Mark sahabat gue, itu berarti lo juga sahabat gue, Ros. Jangan sungkan minta pertolongan apapun."

"Gue gak mau buat orang repot karena masalah gue, sekarang udah jam lima. Berapa lama lagi gue harus tunggu?"

Jungkook diam sejenak, "Gue gak tahu  sumpit, gue cuma di suruh Mark jagain lo sampai Mark kasih kabar sama gue."

Rose meraih slingbag yang ia letakan di permukaan meja sebelum beranjak, dia kesal. Rasa kecewa kembali hinggap di lubuk hatinya, Mark mengikari janjinya lagi untuk yang kesekian kali.

"Heh, sumpit! Mau kemana? Mark aja belum datang, katanya mau nungguin dia di sini, kan?"

Rose menatap Jungkook, "Gak jadi, gue mau pulang aja!"

"Nanti dulu, siapa tahu Mark datang ke sini bentar lagi." ujar Jungkook.

"Gue udah dua jam nunggu di sini, dan dia enggak datang-datang tanpa kabar."

"Kalau lo masih mau di sini aja silakan, gue mau pulang!" gadis itu benar-benar melangkah keluar cafe.

Jungkook berdecak, "Kalau dia gak ada sama gue, bisa habis sama Mark. Rose!  Tungguin gue sumpit!" ia meraih kunci mobil sebelum berlari menyusul Rose.

Gadis itu berdiri di tepi jalan seraya melambaikan tangan ketika ada taksi menuju ke arahnya.

"Ey, tunggu dulu Ros!" Jungkook meraih pergelangan tangan Rose.

"Jangan pulang sendirian," sambung Jungkook.

Rose menatapnya datar, "Kata siapa? Gue gak sendirian kok, nanti supir taksi juga bakal temenin sampai rumah."

"Maksud gue tuh, jangan pulang sama orang asing. Nanti di culik gimana?"

"Nanti gue ajak kenalan dulu supirnya, jadi gak akan asing lagi. Ngapain juga lo ribet sendiri, Mark aja gak peduli gue mau pulang sama siapa," gerutu Rose. Ia benar-benar kesal karena Mark tak juga datang menemuinya. Hilang! Dia sudah lenyap di telan bumi.

"Mark perduli sama lo, mangkanya dia minta gue jagain lo selagi Mark gak ada sama lo, Rose."

Kedua mata Rose mulai berkaca-kaca, ia menatap Jungkook lekat, "Oh ya, jadi lo di suruh jagain gue karena Mark mau hilang, iya kan. Jadi itu alasannya kenapa lo di sini sama gue?"

"Kalian udah rencanain ini semua dari kapan, hah?" tanya gadis itu yang kini telah meneteskan air mata.

"Enggak gitu, Ros. Gue sama sekali gak tahu Mark hilang kemana, gue beneran gak tahu. Mark gak kasih kabar apapun ke gue," jujur jungkook.

"Gue takut----gue takut sesuatu terjadi sama Mark, dia baik-baik aja kan. Pasti dia gak akan kenapa-kenapa, iya kan..."

"Jungkook, lo bilang sama gue sekarang kalau Mark pasti baik-baik aja, iya kan? Hiks...." Rose menjatuhkan aliran deras dari pelupuk matanya.

"Mark baik-baik aja, Ros. Percaya sama gue," Jungkook langsung menarik Rose ke dalam dekapannya, ia bahkan tak tahu kenapa harus sampai memeluk Rose—gadis itu juga tak menolaknya.

"Makasih ya, Jungkook...." Rose melepas pelukan itu.

"Iya sama-sama, lo harus percaya sama tunangan lo. Kalau Mark sampai berani macam-macam, gue yang urus." janji Jungkook, dia yang suka humoris dan lucu. Kini berubah jadi laki-laki yang penuh rasa.

Tiba-tiba saja ponselnya yang berada di saku jaket berbunyi, tangan Jungkook bergerak mengambil ponsel dari saku jaket dan mengeceknya. Kedua sudut bibirnya terangkat, ia menatap Rose.

"Mark kirim pesan, dia minta gue antar lo ke suatu tempat."

"Kemana?" tanya Rose bingung.

"Lo gak perlu tahu, kayanya Mark mau kasih kejutan buat lo." ucap Jungkook di sertai senyuman lebar.

Rose mengangguk cepat, "Bawa gue ke tempat Mark sekarang."

Jungkook segera berjalan menuju mobil yang terparkir bersama Rose di sisinya, ia dapat melihat gadis cantik di sisinya begitu mengkhawatirkan sosok Mark. Laki-laki itu tengah tersenyum, sedikit iri pada bosnya itu.

Lo beruntung, Mark.

****

B E R S A M B U N G

Only Wanna Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang