🍁 37- Especially For You

586 98 11
                                    

"Hal yang paling menyakitkan ketika kehilangan jati diri saat terlalu mencintai seseorang.

Serta lupa bahwa sebenarnya engkau juga telah menyakiti hatinya secara perlahan, tanpa di ketahui."

- Mark Tuan -
🌹

****

Rose merasa ada yang aneh, kenapa ia harus di perlakuan seperti ini. Ia tak tahu Jungkook akan membawanya ke mana, saat ini kedua matanya di tutup oleh laki-laki itu. Kakinya melangkah dengan sangat hati-hati dan Jungkook berada di belakangnya sambil terus menutup kedua matanya pakai tangan.

"Sebenarnya kita mau kemana sih, dari tadi kok gak sampai-sampai?" bingung Rose, tapi kakinya tetap melangkah.

"Bentar, dikit lagi sampai."

Laki-laki itu tersenyum saat sudah tiba di depan pintu yang terbuat dari kaca, mereka saat ini berada di cafe. Lebih jelasnya berada di atas puncak gedung cafe. Ia segera melepaskan tangannya, di saat itu pula Rose membuka mata.

Kening Rose berkerut, ia menatap pintu yang masih tertutup rapat itu sejenak lalu beralih menatap Jungkook, "Apa?"

Jungkook mengangguk kecil, "Lo masuk sana, mungkin Mark ada di dalam."

"Hah? Beneran di dalam situ, kalau gak ada gimana?"

"Kalau Mark gak ada di dalam, ngapain dia suruh gue bawa lo ke sini sumpit."

"Kalau gitu, gue masuk nih?" tanya Rose memastikan.

Jungkook mengangguk kecil, "Iya sana masuk, gue gak bisa ikut temenin lo ke dalam. Gue bakal pulang setelah tugas gue selesai."

"Oo--oh," ucap Rose disertai anggukan pelan, ia tersenyum menatap Jungkook.

"Jungkook, makasih ya."

Jungkook diam, kemudian ia tersenyum lalu mengangguk, "Oke, kalau gitu gue pamit pulang," Ia melambaikan tangan nya kecil lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa malu. Ia segera melenggang pergi.

Rose hanya tersenyum, ia beralih pada pintu di hadapannya seraya menghela nafas sebelum membuka pintu hingga terbuka lebar.

Takjub, tercengang, bingung—itulah sekumpulan perasaan yang kini Rose rasakan. Apakah ini semua Mark yang melakukannya? Romantis, batin Rose.

Tiba-tiba saja kedua bahunya di dorong oleh seseorang di belakang, dan Rose sudah tahu kalau itu adalah ulah Mark. Ia dapat merasakan wangi parfumnya, hingga akhirnya Rose terduduk di kursi yang terdapat meja bundar dan di atas nya terdapat lilin serta guci dengan isi setangkai bunga mawar merah.

Suasana di malam hari terlihat begitu menakjubkan di mata Rose, tak hanya ada lampu-lampu yang menghias di atas gedung rooftop, bintang di langit juga ikut menambah suasana menjadi hangat dan romantis. Rose bahkan tak berhenti mengukir senyuman.

"Especially for you," ucap Mark yang kini telah duduk di atas panggung kecil, Rose bahkan tak sadar jika sedari tadi ada tempat itu. Ia kini bertopang dagu, manik matanya terus menatap Mark tanpa kedip, menanti laki-laki itu ingin melakukan apa. Sepertinya dia ingin bernyanyi untuknya? Atau apa, entah lah—Rose hanya bisa memperhatikan.

Only Wanna Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang