🍁 29- Jeju Island (Bag 2)

672 110 7
                                    

"Kehadiran mu di sisiku layaknya senja yang datang sebentar namun sangat menenangkan. Tapi, aku tak mau menganggap mu seperti senja.

"Karena senja bisa menghilang di saat aku merasa bahagia menatapnya."

- Mark Tuan -
🌹

****

Ini perjalanan terakhir di pulau Jeju, terlihat matahari tenggelam di ufuk barat, berarti matahari bergerak ke arah barat yang menunjukkan waktu telah senja. Waktu yang tepat untuk menikmati Seongsan sunrise peak.

Seongsan merupakan gunung yang bentuknya mirip kastil dan Ilchulbong adalah puncak dimana matahari terbit yang indah dapat dilihat, kawah ini tampak seperti mahkota raksasa dengan adanya batu tajam yang mengelilinginya. Sementara sisi tenggara dan utara adalah tebing, sisi barat lautnya adalah bukit berumput hijau yang terhubung ke Desa Seongsan. Punggung bukitnya menyediakan tempat yang ideal untuk berjalan-jalan dan berkuda. Kawah akan semakin cantik saat mentari mulai terbit dan tenggelam, terlebih lagi jika menikmati senja di pantai, rasanya senja itu berada dekat kita.

Mendengar tentang senja, sudah pasti identik dengan pemandangannya yang indah membuat momen tersebut kerap ditunggu banyak orang. Bahkan, tak sedikit orang yang rela mencari tempat terbaik dan terindah hanya untuk menikmati senja—melihat momen datangnya senja bisa menjadi sarana menghilangkan lelah dan penat. Melihat proses matahari turun ke peraduan juga bisa menciptakan rasa syukur atas ciptaan Tuhan, momen tersebut sangat indah dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Apalagi jika menikmati senja bersama orang tersayang merupakan sebuah impian setiap pasangan, bukan.

Mereka duduk di pasir putih tepi pantai dengan segala imaji masing-masing, menikmati senja tanpa berkata. Sooya melirik Junior sesaat, entah lah rasa apa yang menyelimuti hatinya setiap kali melihat laki-laki itu, kalau boleh jujur Junior adalah laki-laki tipe nya, tapi dia terlalu takut untuk jatuh cinta dan takut merasakan sakit.

Orang lain bilang kalau memliki pasangan yang tampan akan banyak rintangan nya, bukan. Seperti sahabatnya, Rose. Dia sudah belajar banyak hal mengenal sosok laki-laki yang cocok untuknya seperti apa, ia takut hatinya hanya di jadikan mainan sesaat ketika Junior yang notabenenya banyak di sukai oleh para kaum hawa. Mungkin kah dia tak kan berpaling? Ia pikir itu mungkin akan terjadi ketika laki-laki itu menemukan sosok yang baru, yang jelas lebih baik darinya.

"Kenapa lihatin gue, terpesona sama ketampanan gue ya?" ucapan Junior sontak membuat gadis itu gelagapan.

"Hah? Enggak, kak. Mungkin kakak salah lihat, mana mungkin gue gitu!" Sooya terkekeh kecil agar suasana tak menjadi canggung.

"Haduh, mari kita memberi pencerahan untuk kedua pasangan ini, setuju gak kalau mereka pacaran? Setuju dong!"

"Setuju banget, kasihan sahabat gue yang satu ini udah lama gak punya pendamping hidup!" ejek Bambam.

Junior tersenyum, "Masalahnya dia suka sama gue apa gak?"

"Kak Junior gak tahu kalau kakak itu laki-laki tipe ideal nya Sooya?" tanya Lisa sontak membuat mulutnya di bungkam langsung oleh Sooya.

"Bohong!"

"Benar kok, lo waktu itu pernah cerita sama gue, Oya." Rose pun ikut menambahkan argumen.

Jennie mendelik, "Iya bener tuh! Lo juga pernah bilang ke kita, kalau lo suka sama wakil ketua BEM dan mau jadi kekasihnya. Iya kan, Sooya?"

Gadis itu sontak melotot pada ketiga sahabatnya, itu semua tidak lah benar! Sumpah serapah sudah ia ucapkan di dalam hati untuk ketiga sahabatnya itu, degup jantungnya kian berdetak tak berirama. Tapi, kenapa saat ini mulutnya tak bisa membantah, ayolah Sooya! Junior pasti akan salah paham.

Only Wanna Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang