Los Angeles, California.
Rose melihat ke luar jendela, keindahan lampu kota di malam hari menyambut nya dengan akrab. Sudah satu tahun ia tinggal di sini tanpa ada siapapun yang tahu, hanya orang tua Mark. Waktu itu Rose bingung, akhirnya ia memutuskan menemui kedua orang tua Mark dan ya. Rose sudah menceritakan semuanya, ia berharap Mark datang ke sini menemui kedua orang tuanya, tapi ternyata tidak.
Jadi, yang Mark lakukan bersama Irene ternyata benar, apakah laki-laki itu kini sudah menikah? Bukankah seharusnya Mark meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk menikahi Irene.
Rose mengusap air mata yang tiba-tiba saja turun membasahi pipinya, lantas ia harus bagaimana?
"Rose," panggil Dorine.
Sontak gadis itu berbalik seraya pasang senyuman, akhir-akhir ini Rose merasa ingin menangis terus. Entahlah dia juga bingung, mungkin karena si buah hati kecilnya yang hidup tanpa sosok Mark? Sepertinya ia harus mengurus dua bayi kecilnya yang begitu menggemaskan itu seorang diri. Yah, perbuatan yang Mark lakukan malam itu membuat Roseanne si gadis cantik menjadi seorang wanita yang kini sudah berstatus Mommy.
Tiga bulan yang lalu Rose melahirkan si kecil dua yang menggemaskan, Rose tak menyangka mendapatkan bayi kembar. Apalagi jenis kelaminnya berbeda, Rose seperti ingin melompat ke Angkasa.
Mungkin ia sedikit berbaik hati kepada Mark untuk memberikan buah hatinya nama. Vincenzo dan Violencia itu nama yang Mark inginkan, bukan.
"Kenapa, Ma?"
"Si kecil Vinzo menangis," ucap Dorine seraya menggendong cucu kesayangan nya itu.
"Ututu, sayang," Rose segera mengambil alih Vinzo lalu menimang nya sembari mengelus pipi imutnya, rupanya Vinzo membuka mata menatap Mommy nya.
"Kenapa bangun, heem? Violencia saja tidur, kenapa Vinzo bangun, haus ya? Imut banget sih," Rose tersenyum saat melihat Vinzo mencebik.
Dorine ikut terkekeh sembari mencubit pelan pipi Vinzo, "Mama saja yang buat susunya," ujar Dorine.
"Rose," panggil Raymond berjalan cepat menghampiri keduanya.
Kening Dorine bertaut, bingung melihat suaminya itu panik, "Ada apa, Pah?"
"Mark," ucap Raymond.
"Mark kenapa?" tanya Rose bingung.
"Mark koma di rumah sakit, selama ini dia di rumah sakit. Itu sebabnya Mark tidak ke Los Angeles."
"Teman-teman Mark menghubungi kita berulang kali, tapi kita selalu menolak panggilan mereka. Ya tuhan," Raymond mengusap wajahnya lalu menatap Rose
"Papa tahu dari Mason, dia mengatakan semua media menyiarkan tentang CEO perusahaan Tuanzy," perjelas Raymond
"Kalau gitu aku harus ke sana, aku mau ke Korea," ucap Rose khawatir.
"Mason dan Clare sudah menunggu di Bandara, kalian duluan aja, biar si kecil bersama kami."
Dorine mengangguk, "Kami menyusul besok pagi."
Rose mengangguk, ia melihat Vinzo kini sudah tidur kembali. Baiklah, ia segera terbang malam ini dan meninggalkan kedua anaknya bersama oppa dan oma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Wanna Be With You [END]
Fanfiction_________________________________ Semua itu berawal karena masalah vidio semasa Ospek. Dimana semua orang takut kepada ketua BEM kampus, lain halnya dengan gadis cantik berdarah Australia yang malah berani mendekati singa kampus. Rosé, terus terang...