🍁 43- Was Revealed

597 92 0
                                    

"Terkadang, menjauh dari seseorang, kamu selalu temukan dirimu ingin tahu segala hal tentang dirinya."

- Mark Tuan -
🌹

****

Di sebuah ruangan petak tak seberapa luas, bisa di bilang ruangan khusus. Di dalam tak ada yang bicara sama sekali mereka masih sibuk memikirkan cara untuk mengungkap semuanya hingga menemukan kebenaran sesungguhnya.

"Kalian berdua pergi ke Australia," ujar Mark yang di maksud adalah Bambam dan Lisa.

"Australia? Kenapa gak hubungi orang tua Rose aja," tanya Bambam.

"Kalau gue telpon Om Mason, gue harus jelasin gimana? Ini masalahnya terlalu runyam. Gue gak mau orang tua tahu, jangan dulu sebelum gue dapat bukti."

"Termasuk orang tua lo?" sahut JayB.

Mark mengangguk, dia hanya tak ingin membuat mereka kecewa dengan cara memastikan gadis itu di Australia atau tidak. Jika dia ada di Aussie, Mark akan menyusul dan membawa bukti kalau ia tak bersalah. Mark hanya tak ingin jika gadis itu membencinya, dia ingin Rose tahu kalau ia sangat mencintainya.

"Lo waktu itu benar cuma antar Irene ke kamar hotel?" tanya Junior.

"Iya, gue gak tega lihat dia mabuk berat kaya gitu, niat gue baik," walaupun dia juga mabuk, tapi dia masih di ambang rasa sadar. Mark masih mengingatnya dengan jelas, kala itu...

Flashback on

"Setelah ini gue mau pulang, gue udah jalanin semua permintaan lo itu," Mark meletakkan segelas vodka di atas meja, ia sudah menghabiskan tiga gelas vodka padahal sudah berjanji pada Rose untuk tidak mabuk. Tapi Irene memaksa terus menerus, hingga Mark menyerah.

"Mark," gadis itu menatap dengan mata yang sayu, lalu mendekat seraya tangan kanannya mengusap leher Mark.

"Antar aku ke kamar hotel," ujar Irene sudah lunglai tak karuan.

Mark meraih tangan gadis itu lalu ia rangkul di bahu, dan yang satunya lagi memegang pinggang Irene, "Lain kali gak usah kaya gini," ucap Mark sebelum melangkah menuju kamar hotel lantai atas, hotel ini milik keluarga Irene.

Setelah sampai di depan pintu kamar hotel yang sering gadis itu pakai untuk tidur bersama dua sahabatnya, mereka sering datang ke sini sekedar main atau berenang di kolam. Mark melepaskan rangkulannya, ia juga sudah merasakan pusing tak karuan.

"Gue mau cuci muka, lo bisa kan masuk sendiri. Gue gak perlu bukain pintu buat lo," ucap Mark terakhir kali sebelum dia melangkah pergi.

Sedangkan gadis itu memijat pelipisnya, tubuhnya terasa panas tiba-tiba ia ingin minta di puaskan, cocktail itu sudah di beri obat perangsang, sialan.

Setelah keluar dari kamar mandi Mark tak sengaja melihat dua orang laki-laki keluar dari dalam kamar Irene, setelah itu tatapannya mulai gelap.

Flashback on

"Cctv, ya gue ingat. Ayo kita ke hotel itu sekarang," Mark buru-buru keluar dari dalam hingga berlari kecil.

Only Wanna Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang