🍁 44- Flashback [Additional story]

564 85 0
                                    

"Kebenaran akan mengantarkan seseorang kepada puncak pengetahuan, lalu menjadi rendah hati. Cih, mustahil."

- Mark Tuan -
🌹

****

Irene memijat pelipisnya, ia sudah tak tahan lagi dengan rasa panas di sekujur tubuhnya. Gairah itu semakin menyiksa, demi apapun ia ingin di puaskan.

"Mark?"

Suho mengernyit bingung, ia tak sengaja melintas di sini karena ingin menyewa hotel untuknya, di bawah sangat ricuh lampu kelap-kelip membuat kepalanya hampir meledak. Tapi, kini ia dikejutkan dengan sapaan Irene yang memanggil dirinya Mark, bukan Suho?

"Saya Su--" ucapan itu terpotong karena bibirnya mendapatkan bungkaman dari Irene, gadis itu mencium tanpa aba-aba.

Suho sempat tak berkutik, ciuman panas itu semakin menuntut membuat dirinya ikut terbawa suasana hingga akhirnya Suho pun membalas pagutan bibir Irene dan berusaha menyeimbangkan ciuman mereka yang semakin agresif.

GREB!

Sebuah kain gandum mengurung kepala Suho, Jeffrey mengunci tubuhnya agar ia tak bisa memberontak. Ia segera masuk kedalam kamar seraya mendorong Suho yang dia pikir itu adalah Mark.

Sedangkan June menggendong Irene di belakang ikut masuk kedalam. Gadis itu pingsan mungkin tak kuat dengan efek obat perangsang yang di berikan Jeffrey.

Jeffrey menatap June yang kini tengah menjatuhkan Irene di ranjang kingsize, ia masih menahan tubuh Suho, laki-laki itu berusaha memberontak.

"June! Cepat suntik," ujar Jeffrey sembari menahan sekuat tenaga.

June mengangguk pelan, tangan kanan nya merogoh jarum suntik yang sudah di beri cairan perangsang dari dalam saku tuxedo yang ia kenakan sembari berjalan menghampiri Jeffrey. Tak ada keraguan yang terlihat di wajah June ia sudah memikirkan ini sebelumnya.

Sempurna! Jarum suntik berhasil June tancapkan di bagian lengan atas Suho,
lantas pria yang berada di dalam itu mememikik kesakitan. Jeffrey segera menarik kain gandum itu hingga wajah Suho terpampang jelas.

Manik mata sang pelaku membelalak lebar usai melihat sang target ternyata tak sesuai dengan harapan, "Suho?"

Suho hanya diam menunduk merasakan tubuhnya kian panas, benda kenyal yang terhalang oleh kain itu mulai menegang ingin minta di puaskan.

"Brengsek..." kata Suho terdengar serak seraya menatap tajam kedua laki-laki di hadapannya, wajah itu mulai memerah.

Jeffrey melirik June yang juga menatap ke arahnya, jelas June terlihat gelisah karena sejujurnya ia takut bukan main.

Melihat intruksi Jeffrey mengajak nya segera keluar, akhirnya kedua laki-laki itu buru-buru pergi meninggalkan Suho bersama Irene di dalam.

Jelas Suho sudah tidak tahan lagi ingin memuaskan dirinya, dan kebetulan ada Irene di hadapannya, keberuntungan.

Kapan lagi dia bisa mendapatkan gadis yang selama ini ia cintai?

Sedangkan Mark menahan rasa pusing di kepalanya yang makin berdenyut tak karuan. Mark tidak pernah sepusing ini jika mabuk, rasanya ingin pingsan, tapi ia ingin segera pulang, Rose pasti sudah menunggunya di rumah.

Ia memberhentikan langkahnya, tubuh ini terasa berat untuk di angkat. Mark berpegangan pada dinding lorong L, ia melihat dua sosok laki-laki keluar dari dalam kamar Irene, tak jelas wajahnya karena mereka berjalan beda arah dan juga terlihat terburu-buru.

"Arghhh," erang Mark sembari meremas rambutnya, ia memejamkan kedua mata nya hingga berubah menjadi gelap.

Johnny yang melihat itu tercengang lalu segera berlari menghampiri Mark yang sudah tergeletak.

"Mark! Are you ok?"

Johnny memukul kepalanya, "Bodoh! Dia pingsan sialan," ia meraih tangan Mark lalu mulai merangkul tubuh laki-laki itu dan membawanya ke salah satu kamar.

****

B E R S A M B U N G

Only Wanna Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang