🍁 35- DEJA VU

544 87 4
                                    

"Bersikaplah positif, tetaplah bahagia, jangan biarkan hal-hal yang negatif mengganggu drama yang baik.

Hari akan tetap berjalan tanpa mempedulikan apakah kamu siap atau tidak, hati dapat melihat apa yang tak dapat dilihat oleh mata."

- Roséanne -
🌹

****

Sudah pukul dua belas malam, tapi matanya enggan terpejam. Rose tidak biasanya merasa seperti ini, sedari tadi ia berguling di tempat tidurnya sembari mengecek ponsel menunggu notifikasi dari seseorang. Tapi ponselnya sama sekali tak munculkan satu notifikasi, padahal Rose sangat berharap. Mark alasan di balik ke gelisahannya malam ini, pasalnya laki-laki itu tak kunjung pulang ke rumah.

Mark berjanji hanya ikut berdansa, tak mungkin dia menemani Irene sampai acaranya selesai. Hanya satu di pikiran Rose, dia kemana?

Rose serba salah, ia ingin menghubungi Mark tapi takut jika hanya menganggu. Terasa aneh, perasaan Rose yang sudah seharusnya di perhatikan, tapi justru tak di pedulikan, miris.

Gadis itu meletakkan ponselnya di atas nakas, ia menghela nafas panjang. Rasa sesak dan sesak, hanya itu yang ia rasa sepanjang hari. Rose beranjak turun dari atas ranjang, kakinya bergerak menuju balkon kamar.

Kedua tangannya bertumpu pada kaca pembatas seraya menghirup udara di malam hari.

Tiba-tiba perasan tak enak muncul di hati Rose, rasa gelisah ini bukan berarti benar-benar tidak ada penyebabnya. Di balik perasaan gelisah pasti selalu ada kejadian yang tak terduga, Rose takut.

Rose merasa terjebak dalam lingkaran setan, sebab ia tak tahu kenapa rasa ini timbul begitu saja. Sangat sulit untuk menemukan kedamaian pada hatinya sendiri—layaknya menunggu bencana yang tak kunjung tiba.

Bencana itu masih 'tersembunyi' jika ia tak tahu bencana apa yang akan datang nanti. Apakah Rose bisa mengatasinya? Sayangnya Rose tak bisa memprediksi masa yang akan datang.

Satu hal yang bisa Rose lakukan adalah dengan membuang pikiran yang tidak perlu. Pasalnya, tak semua orang dapat memberikan energi positif, banyak dari mereka yang suka berpikir berlebihan, termasuk Rose.

Rose berpikir—akan kah hubungan nya dengan Mark akan berjalan baik-baik saja dan mereka hidup bahagia dengan sosok anak yang akan bergabung kelak dan menjadi bagian dari mereka. Rose beranjak mendekati gazebo dan duduk di sana sambil menatap bintang.

Keindahan bintang di atas langit malam memberi kesan lembut bagi kita yang melihat—tatkala mendapatkan suasana tenang dan juga romantis. Kehadiran nya pun selalu ditunggu-tunggu, karena suasana malam menjadi tak bermakna jika tak ada bintang yang menghiasinya

Tiba-tiba Rose merasa deja vu, kejadian kala itu—saat di villa, kembali berputar di memori Rose.

Flashback on

"Mark," panggil Rose, kakinya berjalan mendekat ke arah gazebo yang telah di singgahi laki-laki itu. Ia berdiri di depan Mark seraya melipat kedua tangannya.

"Kenapa di sini? Semua orang di bawah sibuk barbeque. Senang banget kayanya menyendiri, nanti kalau di rasuk setan villa gimana?" celetuk Rose.

"Mau gue sih gitu, tapi setan nya gak masuk-masuk. Kok jadi lucu, sih?" Mark tersenyum seraya menarik tangan Rose agar ikut duduk bersamanya—alhasil Rose duduk di antara kedua paha Mark yang berada sisinnya, di himpit seperti mannequin. Andai Rose tak bernafas mungkin benar-benar jelas di anggap sebagai mannequin.

Only Wanna Be With You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang