"ANJIR! LO MASIH WARAS 'KAN BOS?!"
Suasana rooftop yang tadinya tenang dan sepi, seketika berubah menggema karena dipenuhi dengan teriakan Farrel di seluruh tempat itu.
Manik hitam Atlas menghunus tajam ke arah Farrel. Tangannya terangkat membentuk sebuah kepalan lalu mengarahkannya pada Farrel dan sebelah tangannya lagi cowok itu gunakan untuk menghisap rokoknya. "Lo pilih mana. Di perut atau mau di muka?" tanyanya, dengan tenang Atlas mengepulkan asap rokoknya ke udara.
Farrel yang memang paham betul dengan pertanyaan itu seketika meringis. Cowok itu meruntuki mulutnya yang blak-blakkan. "Peace Bos, sumpah! Mulut gue refleks tadi!" cengirnya seraya menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf 'V.'
Darend yang dari tadi diam dengan mata yang terfokus pada sebuah kertas kecil di tangannya itu, kini perlahan mendongak dengan tatapannya yang mengarah pada Atlas. "Kenapa lo seyakin itu, kalo mereka adalah orang yang sama?" tanyanya, tampak kedua alis cowok itu menyatu.
Atlas kembali menghembuskan asap rokoknya. Lalu kemudian cowok tampan itu menyudahi aktivitas menghisap benda nikotin itu dengan membuang puntung rokoknya lalu menginjaknya. Atlas bukanlah perokok aktif. Biasanya, cowok itu hanya akan merokok saat sedang menenangkan pikirannya ataupun dia memang berkeinginan untuk merokok.
Kali ini pilihannya adalah nomor satu. Setelah insiden di Rumah sakit satu Minggu yang lalu, dimana pemberian keranjang buah dan sebuah note dari sosok misterius itu, Atlas sering kali dibuat tidak bisa tidur tenang. Pikirannya selalu dihantui dengan bayang-bayang seseorang.
Hari itu, Atlas sudah melihat dari rengkaman CCTV Rumah sakit. Bagaimana kejadian saat seseorang itu menaruh keranjang buah di depan ruangan inapnya. Tetapi sayangnya ia tidak beruntung. Seseorang itu ternyata sangat menyembunyikan identitasnya. Atlas tetap tak bisa mengenali sosok itu karena wajahnya yang ditutupi masker serta rambut dan tubuhnya yang dibalut hoddie hitam. Namun ada satu hal yang tidak bisa ia pungkiri, dilihat dari postur tubuhnya yang mungil, Atlas sudah tahu kalau seseorang itu adalah perempuan.
Menghela napasnya singkat, Atlas menengadah menatap hamparan langit yang terlihat cerah hari ini. Kedua sudut bibir cowok bermarga 'Wijaya' itu tertarik membentuk sebuah senyuman. Namun, bukan senyuman yang memancarkan arti bahagia. "Gue gak tau Rend, kenapa dari kemaren gue bego banget," kekehnya pelan. "Harusnya gue nyadar dari awal. Kalo cuman dia satu-satunya orang yang tau omelet kesukaan gue selain kalian,"
"Dan satu hal yang buat gue nyesel sampe hari ini. Gue bahkan gak bisa buat ngenalin wajah dia." ucapnya lagi dengan sendu.
Darend yang mendengar pernyataan Atlas barusan seketika dibuat terdiam. Cowok itu memang tidak tahu banyak tentang seseorang yang dimaksud 'dia' oleh Atlas. Tapi satu hal yang Darend sadari, Seseorang itu begitu penting bagi Atlas.
"Trus, kita berdua tetep harus cari pemilik tuh tulisan?" Farrel kembali menyuarakan suaranya. Inilah hal yang membuatnya protes dari tadi. Yang benar saja Atlas menyuruh mereka mencari pemilik tulisan yang tak diketahui orangnya itu dari sekian banyaknya murid di sekolah ini. Jadi, apa salahnya Farrel tadi sempat terpaku dan meneriaki Atlas kurang waras?
"Gue traktir kalian seminggu full kalo lo berdua berhasil nemuin pemilik tulisan itu." balas Atlas santai sembari memasukkan kedua tangannya dalam saku celananya.
Farrel yang mendengar kata 'traktir' langsung berubah semangat. Bahkan matanya sempat berbinar karena membayangkan makanan. "Ini baru gue demen. Kenapa gak dari tadi sih, Bos? tanpa pikir dua kali pun, gue mah gak bakalan nolak kalo yang beginian."
Atlas dan Darend kompak memutar bola mata mereka jengah melihat perubahan dratis Farrel.
Sementara Darend sendiri sebenarnya tidak keberatan dengan suruhan Atlas yang menyuruh mereka mencari pemilik tulisan itu. Selain mendapatkan makanan gratis selama seminggu, Dia sebenarnya juga penasaran dengan siapa pemilik tulisan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmorAtlas
Teen FictionTidak pernah terpikir oleh Amora bahwa hanya pertama kalinya ia datang terlambat kesekolah membawanya harus berurusan dengan Atlas. Si Bad boy tampan plus playboynya. Dimana ia harus terjerat hutang dengan cowok itu, dan di sanalah awal mula hidupn...