Part 27

1.2K 75 21
                                    

Baru saja memasuki area sekolah, semua mata sudah mengarah padanya. Tidak padanya saja, lebih tepatnya pada dirinya dengan cowok yang sekarang duduk depannya, yang saat ini tengah mengendarai motornya dengan santai seolah tidak memperdulikan tatapan dari semua mata di sana yang terus memperhatikan mereka.

Cowok dengan jaket boomber hitam itu tepat memberhentikan motornya di parkiran sekolah yang saat ini dikelilingi murid. Pasalnya, saat ini masih pagi dan banyak murid yang berdatangan ikut juga memparkirkan motor mereka di sana.

Amora mendengus pelan, Ia merasa risih saat ini menjadi pusat perhatian, Yang tak lain penyebabnya adalah cowok di hadapannya ini.

"Gue kan udah bilang, Seharusnya lo gak usah jemput gue!" Amora mengerutu sebal seraya menuruni motor cowok itu.

"Selama lo masih berlaku jadi babunya gue. Gue berhak nyuruh apapun sama lo, Termasuk lo setiap hari harus berangkat dan pulang bareng gue terus," Atlas menyeringai samar melihat raut wajah Amora yang semakin kesal padanya. "Mau gak mau, suka gak suka, Lo harus tetep lakuin apa yang gue perintahkan. You understand Amora Renata?"

Amora menghentakkan kedua kakinya kesal. Percuma saja ia berbicara pada Atlas, Yang ada tekanan darahnya semakin naik. Tidak ingin membuat mood nya semakin hancur pagi-pagi kerena terus berhadapan dengan cowok itu, Amora memilih beranjak dari saja dengan memasang wajah ditekuknya.

"Wehh nona, Helm nya mau dibawa kemana?"

Amora memenjamkan matanya sejenak, meruntuki kecerebohannya yang sampai melupakan helm yang masih melekat sempurna di kepalanya. Amora dengan wajah sedikit malu kembali berbalik berjalan ke arah cowok yang saat ini tengah menatapnya dengan kekehan geli itu. Ini juga gara-gara cowok itu. Karena dirinya yang kelewat kesal pada Atlas, membuatnya melupakan helm yang masih belum terlepas dari kepalanya.

Masih dengan perasaan setengah kesal, Amora segera melepaskan helm bermotif lucu itu. Ia menatap jengkel Atlas yang belum juga menghentikan kekehan gelinya.

"Muka lo jangan ditekuk napa. Udah jelek tambah jelek lagi." Atlas mengigit bagian dalam bibirnya. Merasa gemas ingin mencubit pipi chubby itu. Tetapi takut pemiliknya mengamuk.

Amora berdecak keras, Ia semakin dibuat kesal oleh Atlas. Bukannya menuruti apa yang diucapkan cowok itu, Justru wajahnya semakin ia tekukan saking kesalnya pada cowok itu. Sepertinya Amora akan cepat tua jika berhadapan terus dengan Atlas.

Dengan hati dongkol Amora kemudian pergi dari parkiran itu. Tetapi baru beberapa langkah, Amora segera menghentikan langkahnya ketika ia mengingat sesuatu. Segera Amora berbalik kembali ke arah Atlas.

Atlas mengangkat sebelah alisnya menatap Amora yang kembali menghampiri dirinya. "Kenapa? mau ke kelas bareng gue?" Atlas lantas menaik-turunkan alisnya seraya tersenyum menawan pada gadis itu. Sehingga para siswi yang ada di parkiran saat ini yang sedari tadi memperhatikan mereka memekik heboh merasa melayang melihat senyuman maut milik Atlas dan jangan lupakan raut mengoda di wajah cowok itu.

Bukannya ikut melayang seperti para siswi alay di sana, Justru Amora merasa jengah melihat senyuman itu. "Ogah! Kepedeaan banget lo. Siapa juga mau ke kelas bareng lo!" balas Amora dengan nada ketusnya. "Gue cuman mau ngasih ini sama lo." Amora mengeluarkan sebuah kotak bekal yang sedari tadi ia bawa dari rumah kemudian menyodorkannya pada Atlas.

What?! Amora ngasihin Atlas kotak bekal?! Demi apa?!

Mata gue gak mendadak katarak kan? itu beneran ratu singa ngasihin Atlas kotak bekal!? kok gue gak percaya ya?

Gila! jangan-jangan mereka udah taken lagi!

Amora seketika tersadar dengan tindakan yang ia lalukan barusan. Seharusnya ia tidak memberikan kotak bekal itu di sini. Hal itu bisa saja memancing para murid mengosipkan hal yang tidak-tidak tentang dirinya dan juga Atlas. Apalagi melihat banyaknya para murid yang saat ini mulai berdatangan dan tentu saja menyaksikan mereka.

AmorAtlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang