Part 07

2.2K 111 1
                                    

Gabby menundukkan kepalanya saat beberapa murid menatapnya tidak suka. Seharusnya ia tidak menginyakan ajakan Amora ke tempat ini.

Amora yang sedari tadi memang memperhatikan Gabby hanya menghela napasnya pelan. Ia tahu gadis itu tidak nyaman di sini. Jujur, ia merasa kasihan melihat sahabatnya seperti itu. Sebenarnya Amora sendiri tidak ingin mengajak Gabby ke Kantin karena ia cukup tahu sahabatnya itu memang tidak suka dengan tempat ini.

Tetapi Amora juga tidak tega dengan Gabby yang hanya memakan bekal rotinya saja tadi pagi. Pasti gadis itu tidak kenyang mengingat dari semalam Gabby tidak memakan apapun. Ditambah penyakit maag Gabby yang mudah kambuh membuat gadis itu harus selalu mengatur pola makannya.

Amora sudah menawarkan diri agar ia sendiri yang akan membelikan makanan untuk Gabby dan sahabatnya itu tidak perlu Ke Kantin. Tetapi Gabby memilih menolak dengan alasan tidak ingin merepotkannya.

Hana yang saat ini juga bersama kedua gadis itu merasa risih melihat berbagai tatapan yang mengarah pada mereka. Ia tahu penyebabnya adalah Gabby. Banyak yang menatap mereka sinis lebih tepatnya tatapan itu lebih menunjuk pada Gabby.

"Behel, gue udah gak tahan tau sama tatapan mereka."

"Udah biarin aja. Anggap aja mereka itu gak ada," jawab Amora yang mencoba untuk tidak memerdulikan tatapan di sekitarnya.

Hana geram dengan tatapan itu. Rasanya ia ingin sekali mencolok mata mereka satu persatu dan ia juga merasa kasihan dengan Gabby. Dirinya saja sangat tidak nyaman apalagi gadis itu. Seperti apa yang dibilang Amora barusan, Hana mencoba untuk mengabaikannya saja karena ia tidak ingin mencari masalah. Dia kesini hanya ingin makan dengan tenang.

"Hai,"

Sontak ketiga gadis itu mengalihkan perhatian mereka pada siapa yang baru saja menyapa mereka.

"Boleh gabung gak?"

Amora mengernyit melihat kedatangan seorang cowok yang kini berdiri di depan meja mereka. Kemudian Amora mengalihkan pandangannya pada Hana dan Gabby yang terdiam menatap cowok itu.

"Boleh gue gabung?" ulang cowok itu karena merasa tak kunjung mendapat jawaban.

"Eh, b-boleh kok." jawab Hana kikuk tanpa menyadari raut seseorang yang duduk di sampingnya.

Atlas langsung tersenyum seraya mengambil duduk yang berhadapan dengan Amora.

Sementara itu, Amora menatap Hana dengan kesal. Ia tidak habis pikir dengan Hana yang dengan mudahnya memperbolekan cowok itu duduk bersama mereka tanpa meminta persetujuan darinya dan juga Gabby.

"Ngapain lo bolehin dia duduk di sini?!" bisik Amora pada Hana merasa tidak suka dengan kehadiran cowok itu.

"Lah kenapa? Emangnya gak boleh ya?" Hana balas berbisik dengan wajahnya yang mendadak terlihat bodoh.

"Ya gak bolehlah oon!" ketus Amora. Hana memang tidak tau situasi. Justru kehadiran cowok itu semakin membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Atlas tersenyum samar memerhatikan kedua gadis itu yang membisikkan dirinya. Meski samar, Ia cukup tahu apa yang mereka bisikan sejak tadi.

Amora menghela napasnya kasar. Lebih baik ia menghiraukan kehadiran cowok itu di sini. Entah mengapa semenjak kehadiran Atlas, mood-nya yang dari tadi memang sudah buruk sekarang bertambah buruk saja.

"Kalian mau pesen apa? biar gue yang pesenin."

"Gue bakso aja deh Hel, sama jus alpukatnya." ucap Hana seraya menyungingkan senyum lebar.

Amora mengangguk mendengar pesanan dari Hana. Kemudian ia menoleh menatap Gabby. "Lo Gabby?"

Gabby yang sedari tadi melamun kini tersentak saat namanya disebut. Ia yang tadinya menunduk kini mendongak menatap Amora yang saat ini tengah menunggu jawabannya.

AmorAtlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang