Part 62

1.8K 53 13
                                    


Sahabat itu seharusnya tempat saling berbagi luka, bukan memberi luka.

>>•<<

Amora berdiri dengan terdiam kaku. Ia masih dibuat terkejut dengan apa yang dilihatnya di depan sana.

Kepalanya terus menerka-nerka dengan apa yang sedang terjadi sebenarnya. Apalagi kini hatinya menjadi gelisah saat melihat Gabby yang menangis dan memeluk Atlas erat.

Amora khawatir pada Gabby. Ia sangat takut terjadi sesuatu pada sahabatnya. Tapi tidak dipungkiri hatinya merasa lega, karena ada Atlas yang menenangkan Gabby saat ini, pikirnya.

Segera saja Amora hendak menghampiri keduanya yang masih terlihat larut dalam pelukan dan tidak menyadari kehadiran Amora. Namun langkahnya tertahan saat tiba-tiba mendengar apa yang Gabby ucapkan.

"Aku selama ini selalu ingat sama kamu Arsen... tapi kenapa kamu sama sekali gak ingat sama aku..."

Amora sontak mengernyit bingung mendengar ucapan Gabby apalagi dengan nama yang gadis itu sebutkan.

Arsen? tampak tidak asing bagi Amora. Apakah Arsen yang Gabby sebut adalah panggilan dari nama tengah Atlas?

"Kamu salah Abby... Arsen gak pernah lupain Abby. Arsen selalu cari dimana Abby selama ini,"

Kali ini kalimat dari Atlas lah yang membuat Amora terkejut. Abby? tentu saja Amora tau nama itu. Abby merupakan nama panggilan Gabby saat kecil. Dan sekarang mengapa Atlas menyebut Gabby dengan panggilan Abby?

Arsen dan Abby? Sebenarnya ada hubungan apa dengan mereka berdua?

"Bohong! kenapa Arsen gak pernah ingat sama muka Abby!" Gabby melepaskan pelukan mereka dengan menatap Atlas marah.

Atlas menatap Gabby dengan sorot penyesalan. "Itulah kesalahan terbesar Arsen,"

"Maafin Arsen.." ucap Atlas lagi dengan tulus.

Melihat sorot penyesalan itu Gabby menjadi luluh dan kemudian kembali memeluk Atlas. "Abby maafkan. Abby sangat bahagia akhirnya Arsen kenal lagi sama Abby. Jujur Abby takut... Abby kira Arsen udah lupain Abby.."

Atlas membalas pelukan dari Gabby, "Makasih udah terima maaf Arsen. Arsen juga sangat bahagia ketemu Abby lagi," ucapnya tersenyum.

Amora hanya kembali berdiri terdiam kaku menatap sekaligus mendengar semua itu. Terhitung beberapa kali hari ini dirinya dibuat terkejut. Tapi fakta diantara Gabby dan Atlas lah yang menamparnya telak.

Ternyata dua orang terdekatnya itu memiliki hubungan yang sangat dekat.

Dan Amora seperti orang asing yang tidak mengetahui apa-apa di sini.

Amora kecewa. Gabby tidak ia anggap sebagai sahabatnya saja tapi juga ia anggap sebagai saudara kandungnya sendiri. Amora selalu merasa Gabby tidak mau selalu terbuka dengannya. Terkadang Amora berpikir, mengapa semakin hari Gabby seolah menjauh darinya.

Bahkan ketika sedih pun gadis itu selalu memendamnya sendirian tidak mengizinkan Amora untuk tahu. Dan Amora selalu merasa seperti orang jahat yang tidak memperdulikan sahabatnya sendiri.

Amora kecewa dengan Gabby yang tidak memberitahunya bahwa Atlas pacarnya, adalah orang yang penting untuk Gabby. Gadis itu merahasiakan sesuatu yang besar darinya selama ini.

Kenyataan berjanji tidak ada rahasia diantara mereka hanyalah omong kosong belaka.

Perlahan Amora membalikkan badannya untuk meninggalkan tempat itu. Ia tidak ingin merusak momen dari dua orang yang sedang melepas rindu itu.

AmorAtlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang