"Btw, malam ini lo cantik."
Kata itu masih tergiang di kepala Amora saat ini. Jantungnya tidak bisa berhenti berdetak cepat sedari tadi. Bahkan Amora sudah memastikan pipinya tadi sempat memerah kala mendengar ucapan yang tidak disangkanya keluar dari mulut Atlas. Untung saja percahayaan di dalam mobil sedikit remang sehingga cowok itu tidak bisa melihat pipinya yang memerah.
Amora terus mengalihkan perhatiannya menatap permadangan dari jendela mobil itu. Cowok itu sukses membuatnya speecheless.
Sejujurnya Amora benci dengan dirinya yang entah mengapa menjadi gugup seperti ini ketika berhadapan dengan Atlas. Padahal Atlas cuma memujinya 'cantik' tetapi mengapa berefek besar baginya?
Dua puluh menit menempuh perjalanan yang hanya diselimuti oleh keheningan akhirnya mobil Atlas berhenti di depan sebuah pagar hitam yang menjulang tinggi dimana sudah terdapat seorang satpam yang menyambut ramah sekaligus siap membukakan pagar.
"Lo ngapain bawa gue ke sini lagi?" Amora yang tadinya hanya terdiam tidak bisa untuk tidak bertanya saat menyadari kemana cowok itu membawanya.
Tanpa menghiraukan pertanyaan gadis di sampingnya, Atlas terus membawa mobilnya memasuki perkarangan rumah mewah bergaya Eropa itu.
"Ish!" Amora berdecak kesal saat tak mendapatkan jawaban dari cowok itu.
"Lo ngapain bawa gue ke rumah lo lagi!" ulang Amora dengan nada kesalnya.
Jujur, Amora sedari tadi sangat dibuat bingung oleh cowok itu. Bagaimana tidak bingung tiba-tiba Atlas menjemputnya dan kemudian menyuruhnya memakai dress lalu berakhir membawanya ke rumah cowok itu. Apalagi Amora mendapati banyak sekali mobil yang terparkir rapi di halaman luas rumah cowok itu.
"Turun. Udah sampe."
Amora menahan pengerakan Atlas yang hendak membuka pintu mobilnya. "Gue gak akan turun sebelum lo jawab pertanyaan gue!"
Terlihat Atlas menghela napasnya singkat, "Hari ini nyokap gue ulang tahun." jawab cowok itu akhirnya.
"Terus?" balas Amora yang tidak puas mendengar jawaban Atlas.
"Iya, Gue mau bawa lo ke pestanya." ucap cowok itu lagi.
"APA?!" Sontak Amora terkejut mendengar ucapan cowok itu. "Kenapa lo gak bilang daritadi?!"
"Gue emang sengaja gak kasih tau lo," jawab Atlas santai.
"Bego!" umpat Amora seraya memukul kepala cowok itu.
"Adaw! kenapa lo pukul sih?" ujar Atlas tak terima. Pasalnya, pukulan dari gadis itu kuatnya tidak main-main.
"Gue gak bawa kado! Lo mau buat gue malu sama nyokap lo, hah?!"
Atlas terkekeh pelan. Muka garang gadis itu terlihat lucu di matanya. "Hey, Lo gak perlu bawa kado. Nyokap gue emang sengaja ngudang lo ke sini."
"Hah?"
"Dah, gak usah bengong. Ayok turun, Nyokap gue pasti udah nungguin kita di dalem." Ujar Atlas kemudian turun dari mobilnya. Tidak lupa cowok itu juga membukakan pintu mobil untuk Amora.
Amora tersentak pelan merasakan tangannya yang ditarik lembut memasuki rumah mewah itu. Untuk kedua kalinya Amora menginjakkan kaki di rumah besar nan mewah itu.
Baru beberapa langkah melewati pintu utama, Amora sudah dapat melihat para tamu undangan yang rata-rata memakai jas serta gaun mewah. Bisa ia pastikan para tamu undangan yang hadir di pesta ini merupakan orang-orang dari kalangan atas.
Amora gugup, Seketika semua mata yang ada di ruangan itu mengarah pada dirinya dan Atlas. Mereka menjadi pusat perhatian sekarang.
Atlas yang bisa merasakan kegugupan Amora kemudian mulai menggenggam tangan gadis itu lembut sembari berbisik pelan, "Gak usah gugup, ada gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
AmorAtlas
Teen FictionTidak pernah terpikir oleh Amora bahwa hanya pertama kalinya ia datang terlambat kesekolah membawanya harus berurusan dengan Atlas. Si Bad boy tampan plus playboynya. Dimana ia harus terjerat hutang dengan cowok itu, dan di sanalah awal mula hidupn...