Senin pagi hari, Matahari begitu bersinar terik mendukung para murid SMA Pelita Nusa sedikit malas untuk melaksanakan upacara bendera. Ditambah lagi, adanya amanat dari Pembina upacara yang pastinya akan berisi sangat panjang lebar menambah waktu lama bagi para murid yang tidak betah berdiri di lapangan.
"Kuy Ra! Lo cari apaan sih? Upacara bentar lagi mau mulai tuh," ujar Hana panik karena para murid sudah menuju lapangan hanya tersisa mereka berdua yang masih berada di dalam kelas.
"Bentar, topi gue nih, kok gak ada ya?" Amora ikutan panik lantaran topinya tidak ada. Amora sudah membongkar seluruh isi tasnya. Tetapi topinya itu tak kunjung juga ia temukan. Apa dia lupa membawanya? Rasanya tidak mungkin. Pasalnya, Amora sudah memasukkan topinya itu tadi malam ke dalam tas.
"Duh, di mana sih?"
"Lupa bawa kali lo," balas Hana seraya membantu Amora membereskan isi tas Amora yang beserakan.
"Gue gak lupa. Tadi malam gue udah masukin tuh topi dalem tas!"
"Terus gimana dong? Upacara udah mau mulai tuh! Gak mungkin 'kan lo ikut upacara tanpa topi?"
"Yaudah, Gue ikut aja," jawab Amora yang sudah pasrah.
"Lo yakin?" tanya Hana yang merasa tak enak dengan Amora.
"Ck, iya. Emang mau gimana lagi?" Amora sudah lelah mencari topinya. Percuma saja ia mencari lagi, tas yang menjadi tempat penyimpanan topinya saja sudah ia bongkar. Tidak mungkin ia menaruh topinya di tempat lain selain tas. Amora yakin sekali topinya yang hilang pasti ada sangkut pautnya dengan Alvin. Seharusnya Amora menaruh curiga pada adiknya yang tadi pagi masuk ke kamarnya dengan alasan numpang mandi karena shower di kamar bocah itu mendadak rusak.
Tingkah Alvin yang usil dan suka sekali menjahilinya membuat Amora terkadang harus ekstra sabar menghadapinya. Huh! Awas saja bocah itu! Amora akan membalasnya ketika pulang nanti. Ya, tunggu saja pembalasannya nanti!
Sekarang Amora hanya bisa pasrah saja jikalau nanti dirinya kena hukum karena mengikuti upacara tanpa memakai topi.
"Tapi Ra--"
"Udah ayo! Percuma aja kita cari, topinya gak ada di sini. Emang lo mau nanti ikutan di hukum kayak gue?" Amora segera memotong ucapan Hana dan menarik tangan gadis itu menyeretnya keluar kelas menuju lapangan.
>>•<<
"Minggir-minggir!"
"Geser dikit woy!"
"Awas! Gue mau lewat!"
Decakan terdengar dari murid yang sedari tadi sudah berdiri dengan rapi itu kini mendadak kacau akibat ulah seseorang yang dengan seenaknya menyelonong masuk ke barisan kelas orang.
Pelakunya yang tak lain merupakan Atlas sendiri hanya tidak perduli dengan tatapan ketidaksukaan dari para murid lain terhadap aksi yang dilakukannya yang telah membuat barisan kelas lain kacau. Cowok itu memasang wajah tanpa dosanya dan kembali menyelinap masuk ke setiap barisan antarkelas dengan tujuan mencari di manakah letak barisan kelas seseorang yang sedari tadi di carinya.
Dan yap! akhirnya ketemu juga.
Akhirnya Atlas dapat menemukan di mana letak kelas XI IPA 4, Yang tak lain dan tak bukan merupakan kelasnya Amora.
Gadis yang sedari tadi menjadi incarannya itu berdiri tidak jauh dari posisinya berdiri sekarang.
"Eh lo, boleh tuker gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AmorAtlas
Teen FictionTidak pernah terpikir oleh Amora bahwa hanya pertama kalinya ia datang terlambat kesekolah membawanya harus berurusan dengan Atlas. Si Bad boy tampan plus playboynya. Dimana ia harus terjerat hutang dengan cowok itu, dan di sanalah awal mula hidupn...