Sedari tadi Amora hanya mengekori dengan malas Atlas yang terus berkeliling di dalam Mall besar itu. Sesekali cowok itu berhenti di beberapa toko hanya sekedar melihat barang tanpa niat membelinya.
"Ck, Lo cari apaan sih dari tadi cuman muter-muter terus?!" ucap Amora yang sudah mulai geram.
Atlas menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik menatap Amora yang tengah berjalan dengan langkah malas ke arahnya.
"Menurut lo, kalo biasanya cewek tuh suka barang apa?"
"Hah?" Alih-alih menjawab pertanyaannya. Atlas justru malayangkan pertanyaan yang sedikit ambigu menurut Amora. "Maksud lo apaan sih?"
"Jawab aja. Biasanya tuh, para cewek suka barang kayak gimana?"
"Tergantunglah, sama seleranya masing-masing."
"Gini aja," Atlas tampak berpikir. "Lo suka benda apa?"
Meskipun Amora semakin dibuat bingung dengan pertanyaan aneh Atlas, akhirnya ia memilih menjawab saja, "Gue suka boneka."
Gak mungkin 'kan? Gue beliin Mommy boneka, batin Atlas.
"Lo itu kenapa sih?" Amora tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi lantaran melihat cowok itu yang kini terdiam.
"Gue mau beliin sesuatu buat bisa dijadiin kado. Tapi gue bingung mau beli apa," ujar Atlas menggaruk tekuknya yang tidak gatal. Dia bingung mau memberikan hadiah apa untuk ulang tahun Arlina nanti. Pasalnya, Mommynya itu sudah mempunyai segalanya.
"Emangnya siapa yang ultah? Cewek lo?" tanya Amora. Ia mulai paham dengan kemauan Atlas sedari tadi.
"Bukan, Nyokap gue. Cewek gue 'kan cuman lo doang."
Amora mendengus mendengarnya, "Amit-amit.
"Iya, Aamiin."
Berdecak singkat, tanpa menunggu waktu lama lagi Amora segera menarik tangan Atlas menuntun cowok itu pada sebuah toko tas di sana.
"Kita mau ngapain?" tanya Atlas bingung seraya mengekori Amora yang tengah melihat berbagai macam tas di toko tersebut.
Amora menghentikan langkahnya sebentar lalu berbalik dan mengeplak pelan kepala cowok itu. Amora tidak menyangka Atlas si bad boy ini mempunyai otak lemot juga. "Katanya lo mau beliin kado buat nyokap lo," ujarnya jengah.
"Jadi kadonya, tas?" Dengan malas Amora mengangguk.
Sebuah senyum tersunging di bibir Atlas.
"Not bad," Pikirnya. Meskipun tas Arlina sudah menumpuk di rumah, tidak buruk juga Atlas memberikan kado berupa tas untuk Mommynya, Apalagi kali ini kado dari putra tercinta. Dan mengingat Mommynya Itu juga suka mengoleksi berbagai macam merk tas.>>•<<
Setelah mendapatkan kado untuk Arlina, Atlas langsung mengajak Amora pada sebuah restoran di Mall tersebut untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.
"Lo mau pesen apa?" tanya Atlas pada Amora seraya melihat-lihat buku menu.
"Terserah lo aja." jawab Amora sekenanya. Jujur, Dia ingin segera pulang dan merebahkan diri di kasur empuknya itu. Entah mengapa Amora begitu lelah seharian ini setelah berkeliling Mall tadi. Rasanya badannya menjadi remuk semua. Tetapi, Cowok itu justru mengajaknya makan terlebih dahulu dengan alasan, 'Gue gak mau pulang sebelum perut gue keisi.' Dan hal itu sukses membuat Amora mendengus kesal.
"Oke," Atlas mengangguk paham. Kemudian tangannya terangkat memanggil waiters di sana. Dan segera waiters itu langsung menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmorAtlas
Teen FictionTidak pernah terpikir oleh Amora bahwa hanya pertama kalinya ia datang terlambat kesekolah membawanya harus berurusan dengan Atlas. Si Bad boy tampan plus playboynya. Dimana ia harus terjerat hutang dengan cowok itu, dan di sanalah awal mula hidupn...