Part 20

1.4K 80 13
                                    

Suara bel kembali mengema di SMA Pelita Nusa. Tapi bel kali ini adalah petanda jamnya istirahat yang membuat seluruh murid sekolah bersorak kegirangan.

Mata Hana yang tadinya begitu terasa berat karena mengantuk, kini seketika terbuka lebar. Ia tersenyum dengan tidak kalah lebarnya saat melihat guru MTK mereka beranjak keluar kelas dan itu artinya pelajaran MTK yang begitu di bencinya telah usai.

"Ra, kuy Kantin!" ajaknya sambil menoleh menatap gadis di sampingnya.

"Males, Lo aja." jawab Amora tidak semangat. Bahkan air muka gadis itu terlihat kusut.

"Wajah lo kenapa kusut lagi kayak kemaren?" heran Hana.

"Oh, Gue tau. Ini pasti gara-gara Atlas lagi kan?" tebak gadis itu. Dan sialnya tebakan Hana memang benar.

Mendengar nama cowok itu membuat Amora mendengus pelan.

"Ih, Mora kalo gue ngomong dijawab kek!" kesal Hana karena Amora hanya mengacuhkannya.

Mood Amora begitu buruk hari ini. Ia bahkan sangat malas untuk sekedar keluar kelas apalagi jika dia harus bertemu dengan Atlas lagi nanti.

Getaran halus di saku roknya membuat Amora dengan malas merongoh dan mengambil ponselnya itu. Dan benar, sesuai dengan dugaannya. Dua pesan muncul di sana yang tak lain sang pengirimnya adalah si pembuat mood Amora buruk hari ini.

Cowok songong
Jangan lupa sama tugas lo. Gue cuma sekedar mau ngingetin agar lo gk mendadak jadi pikun lagi nanti.

Cowok songong
Gue tunggu di kantin 5 menit dari sekarang. Kalo lo gk dateng gue sendiri yang bakal jemput lo kesana!

Amora menghembuskan napasnya kasar. Sudah diperintah dengan seenaknya, dia juga harus sampai di Kantin dalam waktu lima menit. Gila apa?! Yang benar saja Amora harus sampai di Kantin dalam kurun waktu lima menit, mengingat letak Kantin dan kelasnya lumayan jauh. Cowok itu memang sudah tidak waras.

Dengan gusar Amora bangkit dari duduknya dan segera melangkah keluar kelas. Amora tidak ingin membuang waktu lagi, Jangan sampai Atlas benar-benar menjemputnya ke kelas. Karna, Amora tahu sendiri resiko jika cowok itu memang sampai menjemputnya ke kelas.

Setelah semalamam Amora memikirkan dengan baik-baik, Amora mulai berubah pikiran lagi. Untuk saat ini Amora memang harus rela menjadi babu cowok itu. Ya, hanya sebulan dan hutangnya akan lunas. Setelah itu semua akan kembali seperti semula, seperti sebelumnya dan ia tidak perlu lagi berurusan dangan Atlas. Lagipula cowok itu selalu membawa nama Gabby sebagai ancaman terampuh yang membuat Amora langsung bungkam tak bisa melawannya.

Hana yang masih kesal karena diacuhkan menoleh saat mendengar suara deritan dari kursi di sampingnya. Gadis itu menatap heran Amora yang kini melangkah keluar kelas.

"Behel, Kemana kok gue ditinggalin?" teriaknya, yang membuat Amora menghentikan langkah.

"Kantin." jawab Amora singkat tanpa menoleh pada Hana.

"Lah? tadi katanya lo males ke Kantin?"

"Ikut apa enggak?" balas Amora terdengar tidak sabaran. Hampir satu menit terbuang hanya karena meladeni gadis cerewet itu.

"Ikut lah!" Hana segera menyusul Amora. Saat sudah sampai di samping gadis itu, Baru saja Hana hendak membuka mulut ingin bertanya, Namun, terpaksa ia harus mengatupkan kembali mulutnya.

"Nanti aja nanyanya." ketus Amora sudah tahu tabiat asli Hana.

Hana hanya mengerucutkan bibirnya dan mulai berjalan mengikuti langkah Amora.

AmorAtlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang