"Sebenernya Lo mau bawa gue kemana sih?"
Amora menggerutu pelan di belakangnya. Sudah setengah jam Amora duduk di jok motor Atlas. Tetapi, Cowok itu tak kunjung menghentikan motornya. Entah kemana tujuan cowok itu membawanya.
"Bawel lo."
Jawaban singkat dari Atlas sukses mengundang decakan kesal dari Amora.
Walaupun suara Atlas terendam di balik helm, Amora masih bisa mendengarnya. Entah sengaja atau tidak, kali ini cowok itu membawa motornya dengan cukup pelan.
Mata Amora sontak berbinar ketika motor Atlas memasuki area pasar malam. Ia yang tadinya merasa bosan tiba-tiba berubah menjadi semangat. Tenyata tidak buruk juga cowok itu mengajaknya ke sini.
"Lo tunggu di sini dulu. Gue mau cari tempat parkir. Awas aja kalo lo pergi kemana-mana," ujar Atlas setelah Amora turun dari jok motornya. Kemudian cowok itu berlalu pergi meninggalkan Amora.
Amora mengangguk saja sebagai respon, tidak terlalu menghiraukan Atlas. Matanya masih asik menjelajahi ke sekelilingnya.
Amora sangat menyukai pasar malam. Terakhir kali ia ke sini sekitar tiga tahun yang lalu bersama keluarganya. Namun, karena Ayahnya sering keluar kota karena alasan perkejaan, Mereka jadi jarang dan tidak pernah lagi ke pasar malam.
Amora tersentak kaget ketika tangan kirinya menyentuh tangan seseorang. Sejenak ia memutar bola matanya melihat siapa pelakunya.
"Ngapain sih lo pegangin tangan gue!"
Amora hendak melepas penggangan tangan Atlas di tangannya tetapi, dengan cepat cowok itu menahannya.
"Biar lo gak ilang." Atlas justru menyelusupkan jarinya di sela-sela jari Amora yang terasa pas di genggamannya. Tersenyum manis, kini cowok itu sudah menggenggam tangannya.
Amora berusaha menetralkan detak jantungnya yang kembali berdetak tak wajar. Menutupinya, Amora mencoba protes. "Apaan sih lo!"
Atlas tak menghiraukannya, kemudian tanpa persetujuannya gadis itu ia langsung menarik tangannya menuju suatu tempat.
>>•<<
Amora tersenyum senang melihat benda berbentuk bulat melingkar yang berputar di hadapannya.
Bianglala.
Bianglala merupakan salah satu wahana yang tidak pernah Amora lewatkan jika ia berkunjung ke pasar malam. Sejak kecil, Amora sangat suka menaiki wahana ini apalagi ia bisa melihat keindahan kota dari atas ketika di malam hari.
Sementara Atlas sedari tadi hanya memperhatikan wajah Amora dari samping. Melihat raut senang dari gadis itu entah mengapa hatinya juga ikut merasakan senang.
"Kak Mora paling suka ke pasar malam. Walaupun kita udah jarang benget ke sana tapi dia bakal sangat antusias tiap kita ajakin ke sana. Kalo mau buat Kak Mora tambah seneng, ajakin Kak Mora naik bianglala. Karena di paling seneng sama wahana yang satu itu."
Ucapan Alvin tadi masih terngiang di kepala Atlas. Berkat bocah itu bisa membantunya untuk meluluhkan hati Amora secara perlahan. Salah satunya adalah dengan membuat gadis itu senang.
"Mau naik?"
Tentu saja. Amora langsung menganggukkan kepalanya antusias.
"Eh," Amora sedikit tersentak kala Atlas kembali menarik tangannya dengan lembut menuntunnya menaiki bianglala tersebut setelah membeli tiket tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmorAtlas
Teen FictionTidak pernah terpikir oleh Amora bahwa hanya pertama kalinya ia datang terlambat kesekolah membawanya harus berurusan dengan Atlas. Si Bad boy tampan plus playboynya. Dimana ia harus terjerat hutang dengan cowok itu, dan di sanalah awal mula hidupn...