Sahabat.
Walaupun satu kata, tapi memiliki banyak makna.>>•<<
Gabby menghela napas lelah, Ia sangat kelelahan karena tadi membersihkan bangkunya yang sangat kotor. Pagi sekali saat memasuki kelasnya, Ia sudah disunguhkan dengan keadaan bangkunya yang sangat memperihatinkan. Banyak sampah yang bertebaran di sana. Kertas buku yang berserakan di bangku dan yang paling parah adalah bekas makanan dan minuman ringan di kolong mejanya. Untung saja tidak dimasukkan hewan busuk ke dalam sana.
Padahal bangkunya kemarin sangat bersih dan tidak ada sampah sedikit pun di sekitarnya ataupun di dalam kolong mejanya. Dan lihatlah sekarang, sangat berbanding terbalik dari kemarin. Gabby tahu ini semua perbuatan orang. Entah siapa yang sengaja mengotori bangkunya itu.
Murid-murid sudah banyak yang berdatangan mereka menatapnya sinis seolah menganggapnya musuh. Entah kesalahan apa yang Gabby perbuat sehingga murid di kelasnya itu begitu membencinya. Bukan murid di kelasnya saja tapi lebih tepatnya seluruh murid di sekolahnya.
Brakk!
Baru saja menghempaskan bokongnya di kursi untuk beristirahat, Gabby seketika dibuat terlojak karena seseorang memukul bangkunya dengan cukup keras. Ternyata perlakunya adalah Sheyla and the geng nya.
Sheyla melayangkan tatapan tajam pada Gabby. Keliatan sekali gadis itu begitu marah padanya.
"Kerjain!" Sheyla melempar tiga buah buku tepat di hadapan Gabby.
Gabby yang masih kelelahan menghela napas. Sebenarnya sedari tadi ia mencoba menahan pusing di kepalanya.
Hari ini, padahal Gabby tidak diperbolehkan sekolah oleh Amora karena keadaannya yang kurang sehat. Ditambah lagi Gabby yang kelelahan membersihkan bangkunya membuat pusingnya semakin bertambah, Lalu bagaimana ia harus mengerjakan tugas yang diberikan Sheyla?"Kenapa lo diem aja?! Cepetan kerjain! Gue gak mau tau, pokoknya sebelum bel masuk bunyi, lo harus udah nyelesain tugas ini!" titah Sheyla dengan nada membentak.
"I-ya." Gabby mengangguk lesu, Keringatnya mulai bercucuran dengan pusingnya yang semakin bertambah. Ia pasrah, Semoga saja ia tidak pingsan di sini.Belum sempat Gabby mengambil buku untuk mengerjakan tugas dari Sheyla, sebuah tangan lebih dulu mengambilnya.
"Jangan buang-buang waktu lo buat hal yang gak berguna kayak gini Gabby." Sheyla mendelik marah kearah Amora. Kedatangan Amora menghancurkan semua rencananya.
"Kenapa, Lo mau marah?" Amora sudah geram dengan perlakuan Sheyla terhadap Gabby. Mulai sekarang ia tidak akan tinggal diam lagi melihat Gabby diperlakukan seperti ini.
"Lo gak usah ikut campur. Gue gak punya urusan sama lo!"
"Gue sahabatnya, Urusan Gabby juga urusan gue. Jadi, gue berhak ikut campur!"
"Oh jadi si cupu ini sahabat lo?" Sheyla dan kedua temannya tersenyum mengejek.
Amora membalasnya dengan senyuman miring. Ia tahu itu bukanlah sebuah pertanyaan lebih tepatnya hinaan.
Semua orang di sana hanya terdiam menyaksikan mereka. Cukup terkejut ketika ada yang berani melawan Sheyla, karena mereka cukup tahu siapa itu Sheyla. Sementara Gabby wajahnya semakin pucat, ia tidak ingin Amora terlibat dalam masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmorAtlas
Teen FictionTidak pernah terpikir oleh Amora bahwa hanya pertama kalinya ia datang terlambat kesekolah membawanya harus berurusan dengan Atlas. Si Bad boy tampan plus playboynya. Dimana ia harus terjerat hutang dengan cowok itu, dan di sanalah awal mula hidupn...