Amora terus saja mengigiti ujung kukunya, merasa bimbang. Sudah hampir sepuluh menit ia berdiri kaku di depan ruangan ini, XI IPA 2. Antara ragu-ragu untuk memasukinya. Entahlah, seseorang yang sedari tadi di tunggunya tak kunjung keluar.
Amora sedikit berjinjit pada jendela mengintip keadaan di dalam kelas itu. Sedikit meringis melihat keadaan ricuh di dalam sana karena sedang tidak ada guru. Matanya menjelajahi seisi kelas itu berharap sosok yang di carinya ada di dalam sana.
Sebenarnya ini sudah hampir memasuki waktunya istirahat. Berhubung kelasnya sedang free, Amora segera mendatangi kelas ini dan mencari seseorang yang sedari kemarin ingin ditemuinya.
"Loh, Amora kan?"
Amora berjengit kaget saat suara seseorang menyetaknya dari arah belakang. Refleks Amora segera membalikkan badannya menatap orang itu.
Seorang cowok berdiri di sana sambil menatapnya heran. Seketika raut wajah cowok itu berubah menjadi terkejut. "Iya bener! beneran ratu sing- eh, maksud gue Amora," cengir cowok itu seraya mengaruk tekuknya. Hampir saja ia keceplosan.
"Lo ngapain ngintip-ngitip ke dalem sana?"
"Gue..." Amora bingung harus menjawab apa. "Lo Farrel 'kan temennya Atlas?" Justru sekarang ia berbalik bertanya pada cowok itu.
Farrel menjawabnya dengan anggukan singkat. Jujur, dia masih heran dengan kehadiran gadis itu di sini. Pasalnya, Gabby sahabat Amora tidak masuk sekolah. Jadi untuk apa gadis itu di sini? Karena biasanya Amora sering kesini hanya untuk menemui Gabby di kelasnya.
Siapa yang gadis itu cari? Tidak mungkin 'kan, kehadiran Amora di sini hanya untuk menemui Atlas? Pikirnya.
"Berarti lo tau dimana Atlas 'kan?"
Wow! Farrel berseru dalam hati, Dirinya tidak menyangka apa yang ia pikirkan itu benar. Entah setan apa yang merasuki Amora saat ini sehingga gadis itu mau repot-repot mencari keberadaan sahabatnya. Padahal kemarin Farrel jelas melihat sendiri bagaimana Amora bersikap ketus dan tidak suka pada Atlas. Farrel merasa Atlas mulai ada peningkatan pada Amora.
"Jadi lo cari si Bos?"
Amora terdiam sebentar. Dengan sedikit ragu akhirnya ia mengangguk pelan.
Farrel menarik sebelah sudut bibirnya, "Dari jam pertama tuh anak udah bolos. Tapi kalo lo mau nyamperin, tuh anak ada di rooftop. Daritadi dia terus berdiam diri di sana kayak ayam bertelur aja."
Amora sedikit tersenyum. Berkat temannya Atlas, akhirnya ia tidak perlu bersusah-susah lagi untuk mencari keberadaan cowok itu, seperti dua hari belakangan ini. Setelah mengucapkan terima kasih, Amora segera berlalu dari sana.
Tujuan Amora menemui Atlas karena ia ingin meminta maaf atas masalah tuduhannya kemarin pada cowok itu. Jika kalian berpikir bahwa dirinya merasa bersalah pada cowok itu dan berniat meminta maaf, Maka jawabannya adalah salah besar. Amora melakukan hal itu hanya karena terpaksa, Ingat hanya terpaksa.
Kalau bukan karena Gabby yang terus mendesaknya untuk meminta maaf pada cowok itu, Pasti Amora tidak akan mau repot-repot melakukan hal ini walaupun ia juga merasa sedikit bersalah pada cowok itu. Terpaksa Amora harus membuang rasa gengsinya jauh-jauh kali ini.
Amora juga merasa sedikit heran dengan Atlas akhir-akhir ini. Setelah kejadian dua hari yang lalu, Atlas tidak pernah lagi memunculkan diri di hadapannya entah karena apa. Cowok itu juga tidak menyuruhnya berangkat atau pulang bersama lagi seperti kemarin. Walaupun sedikit aneh, tetapi Amora juga merasa senang. Akhirnya ia bisa terbebas dari cowok itu tanpa ada gangguannya lagi.
Tanpa sadar Amora sudah menginjakkan kakinya di rooftop. Ia memandang ke sekelilingnya yang saat ini terlihat sepi. Matanya lansung terhenti menatap pada sosok yang berdiri tegap di ujung pembatas rooftop sana. Dengan cepat kakinya segera melangkah menghampiri sosok itu yang tak lain merupakan Atlas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AmorAtlas
Teen FictionTidak pernah terpikir oleh Amora bahwa hanya pertama kalinya ia datang terlambat kesekolah membawanya harus berurusan dengan Atlas. Si Bad boy tampan plus playboynya. Dimana ia harus terjerat hutang dengan cowok itu, dan di sanalah awal mula hidupn...