Sorot lampu menerangi bagian tengah panggung. Di sebelah kanan terdapat piano besar, sedangkan di sebelah kirinya terdapat dekorasi sederhana. Sebuah sofa merah yang diletakkan di bawah pohon rindang menarik perhatian gadis yang tengah menatap bosan tersebut. Tidak lama, sosok perempuan cantik keluar dan berdiri di tengah panggung. Dengan rambut terurai dan gaun panjang hitam, suaranya memecah ruangan. Ia bernyanyi seriosa menyanyikan lagu-lagu klasik milik musisi ternama, Mozart.
Athania, gadis yang duduk tak nyaman di bangku penonton dan tengah menatap bosan itu mengenakan gaun merk ternama, Armani Privé berwarna krim dengan pola sulaman bunga yang halus dipadukan kristal Swarovsk. Gadis itu menguap lebar, memutar bola matanya malas. Lantas kemudian melirik lelaki di sampingnya yang sekarang tengah hanyut memperhatikan pertujukan opera dengan seringainya.
Athania menatap lekat, menyeleksi satu persatu dari ujung kepala hingga ujung kaki lelaki yang berada di sampingnya tersebut. Wajahnya rupawan, yang jelas kalau bisa dikategorikan, merupakan objek yang akan diperebutkan oleh banyak perempuan haus mata di luar sana.
Matanya menyorot teduh sekaligus tajam, rahang tegas, kedua lesung pipit di masing-masing sisi, rambut bergaya Big Comma Style dengan beberapa anak rambut yang dibiarkan jatuh, dan bagian yang paling menarik perhatian Athania adalah bibir lelaki itu. It's look luscious and kiss-able. Ya, mari katakanlah Athania sekarang sudah gila, karena gadis itu juga sadar dirinya sekarang terdengar sinting.
Beberapa jam yang lalu, saat pertama kali melihat sosok lelaki itu, Athania terkejut setengah mati. Ternyata sosok Barata Killian Javas yang diceritakan ayahnya adalah lelaki yang menjadi teman sebangku Alje. Lelaki yang beberapa hari lalu memperelai keributan antara Athania dan Katherine di kelas, lelaki aneh sekaligus menyebalkan menurut pandangan Athania. Saat bertemu di acara makan malam keluarga, Bara tampak tak kaget sedikitpun. Ia mengulas seringai di bibirnya. Athania lalu hanya dapat mengungkapkan kekecewaan bahwa Barata Killian Javas tak cukup menarik baginya dan menjatuhkan ekspektasi yang ia ciptakan sendiri mengenai laki-laki itu. Namun sekarang, Athania menarik ucapannya tersebut. Lelaki di sampingnya lebih dari menarik untuk ditatap selama mungkin.
Jujur, entah kenapa rasanya aneh bagi Athania untuk menatap Bara dalam jarak sedekat ini saat ia bahkan baru mengenal lelaki tersebut beberapa jam yang lalu. Apa lagi kalau dipikir-pikir, semuanya terjadi bermula karena rasa ingin tahu Athania sendiri. Ketika melaksanakan makan malam bersama ayahnya, Athania yang saat itu tengah mengiris wagyu sirloin steak miliknya dibuat kaget saat ayahnya menawarkan untuk makan malam bersama salah satu rekan bisnis perusahaan.
"Kamu kenal keluarga Javas?" suara berat Ayahnya menginterupsi, membuat Athania mengalihkan perhatian untuk menatap lurus ke meja yang jauh di hadapannya.
Athania mengerutkan dahinya seraya mengingat-ingat, sebelum akhirnya menggeleng perlahan. "Javas? Nggak. Not sounds interesting enough for me to know."
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Fix Everything [COMPLETED]
Teen Fiction[Daftar Pendek Wattys 2022] Seluruh penghuni SMA Pionir paham akan satu peraturan penting. Jika ingin hidup aman dan tenang, maka jangan pernah berani cari gara-gara dengan gadis bernama Athania Binar Bratadikara. *** Barata Killian Javas, pemuda i...